Jeongyeon menutup mulut nayeon dengan tangan kanannya dan memeluk pinggangnya dengan tangan kirinya. Nayeon mencoba melawan namun kekuatannya tak sebanding dengan jeongyeon. Pria itu menariknya ke sebuah rumah tua yang tak jauh dari sana, jeongyeon mengikat tangan nayeon ke belakang dan menutup mulutnya dengan sapu tangan milik jeongyeon. Pria itu membaringkannya dilantai kotor rumah yang terbengkalai, nayeon menangis sejadi-jadinya sambil tubuhnya menggeliat kesana sini, meronta-ronta memohon belas kasihan pada pria asing itu. Nayeon merasa seperti dunianya berhenti,ia bahkan tidak bisa berbuat apapun.
Jeongyeon mulai membuka penutup mulut nayeon dan menggantinya dengan mencium bibir nayeon dengan rakus melumatnya, nayeon ingin berteriak tapi ia tidak bisa melakukannya karna jeongyeon menutup mulutnya kembali dengan sapu tangan tersebut.
Jeongyeon lalu beralih mencium leher nayeon dan membuat begitu banyak tanda cinta di kiri dan kanan, jeongyeon melakukannya dengan sangat tergesa-gesa karena nafsu yang sudah menumpuk diubun-ubunnya, ia lalu membuka kancing kemeja nayeon yang memperlihatkan bra berwarna merahnya, jeongyeong menariknya dengan kasar, ia lalu mencium dan menjilat puting nayeon dan memijat sisi yang lainnya, lidahnya bermain pada puting yang ereksi setelah selesai ia beralih ke sisi yang lainnya.
Jeongyeon mulai tak sabar dan menarik celana dan pakaian dalam nayeon dengan paksa bahkan terkoyak hingga memperlihatkan vagina nayeon, jeongyeon membuka celananya dan membebaskan penis ereksinya, nayeon yang melihat itu menangis sejadi-jadinya, air matanya tumpah tampah bisa ia hentikan.
Nayeon berusaha untuk melawan dengan menerjang tubuh jeongyeon namun jeongyeon menjadi marah dan sempat menamparnya lalu langsung melebarkan kaki nayeon, jeongyeon siap memasukkan penisnya ke dalam vagina nayeon, ia memasukkan anggotanya tanpa peduli sakit atau tidaknya gadis tersebut, jeongyeon memompa keluar masuk perlahan hingga lebih cepat, ia mencium leher nayeon dan memijat payudara kirinya, jeongyeon melaju semakin cepat hingga ia datang dan cum di dalam nayeon.
Nayeon pun akhirnya tak sadarkan diri.
Jeongyeon tidak berhenti dan melakukan nya lagi hingga cum berkali-kali, setelah ia merasa cukup dan lelah,ia menarik anggotanya sebagian cairannya tumpah dan bercampur dengan darah.
Joengyeon tersadar, ia shock dengan apa yang di lakukannya, seorang jeongyeon yang merupakan pria terhormat dan selalu berprilaku baik kini berakhir dengan memperkosa seorang gadis tak berdaya.Jeongyeon tak bisa mempercayai dirinya sendiri, ia merasa menjadi orang lain.
Jeongyeon melihat gadis itu pingsan. ia lalu memakai kembali celananya dan tak lupa melakukan hal yang sama dengan nayeon, ia berjalan mondar-mandir sambil mengacak rambutnya bingung apa yang harus di lakukan.
Jeongyeon memutuskan untuk melarikan diri ia takut segalanya hancur jika gadis itu melaporkannya pada polisi.
Joengyeon tiba di resort ia lalu mengepak barang-barangnya tanpa membangunkan chaeyoung yang terlelap pulas dan pergi ke bandara, dia berusaha untuk mendapatkan penerbangan awal.
.
.
.Keesokan harinya nayeon terbangun dalam keadaan yang memprihatinkan, pakaian dan rambutnya acak-acakan, ia juga merasa nyeri di alat vitalnya, tangan dan mulutnya juga sudah tak terikat.
Nayeon bergegas pulang,ia berjalan seperti seorang zombi, matanya sembab. Ia tiba di rumah, neneknya yang sudah menunggunya sedari tadi datang menghampirinya.
Neneknya terkejut dengan penampilan nayeon yang sangat berantakan.
"Nayeon-ah..apa yang terjadi?"memegang wajah nayeon yang pucat.
Nayeon hanya diam dan dia menuju ke kamar mandi, ia menghidupkan shower dan membasahi tubuh dan pakaiannya, nayeon menangis ia membenci tubuhnya.
Neneknya sedari tadi menunggu nayeon di luar sangat cemas pada keadaannya. Ia mengetuk pintu namun tak ada jawaban dari nayeon.
Nayeon keluar dengan pakaian basahnya, neneknya berlari untuk meraih handuk dan memberikannya pada nayeon lalu membawanya ke kamar untuk berganti pakaian.
Neneknya melihat nayeon yang diam dan memiliki pandangan kosong, neneknya mengganti pakaiannya dan membaringkannya di tempat tidur, nayeon terus menerus menangis,neneknya sangat khawatir, ia ingin bertanya tapi ia merasa ini bukan waktu yang tepat.
Tiba-tiba saja nayeon bangun dan langsung berlari ke dapur, neneknya yang terkejut langsung mengikutinya.
Neneknya melebarkan matanya saat melihat nayeon memegang pisau dan berusaha memotong pergelangan tangannya. Ia cepat berlari dan mengambil pisau yang di pegang nayeon dengan paksa.
"BERIKAN AKU ITU"nayeon berteriak sambil menangis.
"Nayeon-ah..hentikan"neneknya berusaha menghentikan nayeon.
"Biarkan aku mati"nayeon berbicara dengan suara retak.
Jihyo berencana datang kerumah nayeon untuk memberikan upah cuci piringnya semalam di resort. Dia tiba dan langsung berlari ke dalam rumah saat mendengar sebuah teriakan, dan alangkah terkejutnya dia saat melihat nayeon yang berteriak sambil menangis sementara neneknya berusaha untuk memeluknya dengan erat.
"Nayeon-ah"jihyo memanggil sahabatnya.
Nenek nayeon melihat jihyo dan memintanya untuk memegang nayeon sembari dia menyembunyikan pisau maupun benda-benda berbahaya lainnya.
"Nayeon-ah"jihyo mencoba untuk menyadarkan temannya yang terus menangis.
"Jihyo-ah"nayeon memanggil temannya."biarkan aku mati"nayeon mengatakannya dengan pelan dengan air mata yang terus meneees.
"A-apa yang terjadi nayeon-ah katakan padaku?"jihyo bertanya sambil terus memperhatikan wajah tanpa hidup nayeon.
"Aku kotor jihyo-ah"kali ini nayeon memandang jihyo dengan mata sembabnya sambil menarik bajunya."aku membenci tubuh ini"nayeon berlutut sambil menangis.
Nenek nayeon yang mendengarnya langsung menangis sambil menutup mulutnya, sementar jihyo juga tidak bisa membendung air mata lagi saat melihat sahabatnya menderita.
Nayeon mulai tenang saat jihyo membawanya ke kamar, nayeon masih menangis namun akhirnya ia tertidur hingga pulas.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGIVE ME (2yeon) (COMPLETED)
FanfictionSeorang pria terpelajar yang menghancurkan hidup seorang gadis miskin hingga membuatnya menanggung malu. Mampukah gadis itu memaafkan sang pria.Nantikanlah. Beautiful cover from @aricdel