bab 5

4.4K 361 11
                                    

Nayeon terbangun dari tidurnya, kepalanya pusing dan perutnya mual.

Gadis itu berlari menuju ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya, neneknya memperhatikan dan bertanya padanya, apakah ia sakit.

Nayeon hanya menggelengkan kepalanya, ia bingung atas apa yang terjadi, sesungguhnya hal seperti ini telah berlangsung selama empat hari.

Tiba-tiba ia mengingat sesuatu kala melihat kalender yang terpajang di dinding, nayeon mulai panik, menyadari bahwa siklus datang bulannya terlambat.

Ia kembali ke kamarnya dan mencoba untuk menenangkan diri.

Nayeon berjalan mondar-mandir. Ini tidak mungkin pikirnya.

Keesokan harinya setelah selesai berdagang, segera ia pergi ke apotik untuk membeli alat tes kehamilan.

Ia pergi sendiri tanpa memberitahu jihyo.

Setelah membelinya, nayeon bergegas untuk pulang, namun tanpa sengaja ia menabrak seorang wanita paruh baya.

"Ah bibi...maafkan aku, aku tidak melihatmu"gadis itu membungkuk sopan.

"Tak apa nayeonniee"wanita tersebut mengatakannya dengan tersenyum.

Nayeon terkejut saat melihat plastik yang berisi alat tesnya terjatuh, ia buru-buru mengambilnya.

Nayeon lalu meminta izin pada wanita tersebut untuk pulang.

Sesampainnya di rumah gadis itu langsung menuju kamar mandi, tanpa ragu ia membuka dan menggunakan alat tersebut.

Ia berdoa semoga apa yang dikhawatirkannya tidak terjadi.

Nayeon tiba-tiba merasakan kakinya seperti jelly, ia terduduk lemas di lantai, wajahnya shock saat melihat dua garis muncul, ia hamil. Nayeon mengandung bayi dari orang yang telah memperkosanya.

Ia mulai menangis terisak-isak dan menjerit lagi, sambil memukul-mukul perut datarnya.

Jihyo yang tidak menemukan nayeon di pasar mulai sedikit khawatir, ia kemudian bertanya kesana-kemari, namun semua orang mengatakan bahwa nayeon sudah pergi.

Dengan wajah  panik karena tidak melihat temannya, jihyo segera mengendarai maticnya untuk datang ke rumah nayeon.

Setiba disana, ia segera berlari masuk, tapi ia heran karena suasana sangat sepi, tak nampak siapa pun yang berada disana.

Jihyo mencoba untuk mengetuk pintu, namun ternyata pintunya tidak terkunci, jelas ia merasa sedikit aneh.

Gadis itu masuk dan menuju kamar nayeon, ia kembali berlarian untuk memeriksa kamar sahabatnya, namun nayeon tidak juga ada disana, jihyo terus memanggilnya akan tetapi tetap tak ada jawaban, akhirnya ia menuju ke teras belakang rumah dan menemukan nayeon yang ternyata tengah termenung sambil menatap langit.

Jihyo menghampirinya dan sontak terkejut mendapati mata sembab nayeon.

"Nayeon-ah aku mencarimu mengapa kau tidak mengatakan padaku bahwa kau pulang"jihyo bertanya padanya sambil mengambil nafas, karena ia terlalu cepat berlari.

"Kau menangis?"jihyo memandang nayeon dan melihat masih ada air mata yang terjatuh.

"Aku hamil jihyo-ah"ucap nayeon sambil menangis.

Jihyo yang mendengar penuturan nayeon, terkejut sambil menutup mulutnya, air matanya tutut terjatuh. Dengan sigap ia memeluk sahabat malangnya itu, dengan begitu erat.

"Jihyo-ah mengapa cobaan terus datang kepadaku"menangis dalam pelukan jihyo.

Jihyo yang mendengarnya merasa sakit dan sedih, ia lalu melepaskan pelukannya dan menatap simpati sepasang mata nayeon.

"Nayeon-ah,kau harus tabah"menyeka air mata nayeon sambil memeluknya kembali.

Nayeon terus menangis di dalam dekapan sahabat baiknya itu.

"Aku lelah jihyo-ah"melepaskan pelukan jihyo dan menatapnya dengan penuh kesedihan.

"Nayeon-ah lantas apa yang akan kau lakukan sekarang?"ucap jihyo yang menatapnya penuh gusar.

"Aku tidak tahu"balas nayeon yang masih menangis.

"Jangan pernah berfikir jika kau akan membuangnya"

"Apa yang harus aku lakukan jihyo, bagaimana jika nenek dan jaehyun tahu, bagaimana kalau orang-orang tahu aku hamil tanpa suami atau pacar"nayeon terus menangis tanpa henti.

"Nayeon-ah.aku ada bersamamu. Jangan pikirkan orang-orang"seru jihyo, mencoba menenangkan sahabatnya.

"Bagaimana dengan nenek dan jaehyun?"

"Untuk nenekmu ini mudah,tapi untuk jaehyun ini akan sangat sulit"balas jihyo.

"Jihyo-ah terima kasih kau selalu ada di sampingku"nayeon memeluk erat tubuh jihyo kembali.

"Lebih baik sekarang kau beristirahat"membawa nayeon ke kamarnya.

Jihyo meminta izin untuk kembali ke resort karena ia sudah terlalu lama menemani nayeon. Nayeon pun mempersilahkan gadis tersebut untuk pergi.

Nayeon membaringkan tubuhnya diatas kasur, ia memegangi perut datarnya, meskipun rasa benci kepada pria tersebut sangat besar namun ia berfikir bahwa ia tidak bisa memungkiri jika ia adalah ibu dari calon bayinya.

.
.
.

Jeongyeon dan chayoung tiba di pulau jeju, mereka lalu memesan kamar di resort dimana tempat berlangsungnya reuni dulu berlangsung.

Jeongyeon sudah berganti pakaian dan bersiap untuk mencari gadis tersebut.

"Hyung.kau masih ingat wajahnya kan?"tanya chaeyoung.

"Hmm"jeongyeon menganggukkan kepalanya.

"Ini agak sulit hyung karena dia gadis acak yang kau temui,tentu saja kita tidak tahu namanya"

Jeongyeon sadar ini adalah misi mustahil untuk menemukan gadis tersebut, namun rasa sesalnya membuat jeongyeon harus menemukan gadis tersebut.

.
.

Jeongyeon dan chaeyeon mulai menyisiri tempat dimana jeongyeon melakukanya dan melihat setiap gadis yang berlalu lalang disana, mereka yakin bahwa gadis tersebut pasti tinggal tak jauh dari tempat tersebut karena tidak mungkin gadis itu berani berjalan sendirian di malam hari.

Mereka mencari kesana kemari melalui jalan-jalan di daerah tersebut. Karena tidak menemukan juga dan mereka sudah merasa sangat lelah, akhirnya mereka pulang untuk kembali ke resort beristirahat dan bersiap untuk melanjutkan pencarian besok.

Semalaman jeongyeon tidak bisa tertidur banyak hal yang mengganggu pikirannya, ia lantas bergegas untuk pergi ke rumah terbengkalai yang menjadi saksi bisu atas kejahatannya.

Jeongyeon memandangi tempat tersebut yang gelap dan hanya disinari oleh rembulan dengan hati yang pilu.

"Aku akan menemukanmu dan melakukan apa saja untuk mu agar kau bisa memaafkan ku"

Keesokan hari jeongyeon memulai pencarian, ia pergi sendiri tanpa membangunkan chaeyeong,ia tidak tega membangunkan bocah tersebut yang tampak sangat lelah.

Ia menyisiri pantai dan terus melangkahkan kakinya tanpa henti, jeongyeon merasa lelah, ia duduk di atas bebatuan sembari memandangi lautan.

"Dimana kau?"

.

.

Chayoung terbangun dan melihat tidak ada tanda-tanda keberadaan jeongyeon, ia mendesah hyung, kau meninggalkan aku lagi pikirnya.

Tbc

FORGIVE ME (2yeon) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang