bab 22

5.3K 339 9
                                    

Jeongyeon sedang menyuapi nayeon dengan sabar, sedari pagi dia terus merengek manja pada suaminya. Mandi minta dimandiin,makan minta disuapin. Nayeon juga memaksa jeongyeon untuk menemaninya berjalan santai keliling komplek, maklum nayeon sudah hamil tua jadi dia harus banyak bergerak.

Nayeon juga sesekali minta digendong,pinggang jeongyeon serasa ingin remuk tiap kali ia memapah istrinya yang sudah memelar karena hamil besar.

Jeongyeon benar-benar lelah namun ia tetap menjadikan nayeon sebagai prioritas utamanya.

Mereka tengah menghitung hari kelahiran buah hati pertama mereka. Dokter mengatakan bayi mereka akan lahir kurang lebih dua atau tiga hari lagi namun bisa saja salah. Untuk itu jeongyeon benar-benar menjadi suami siaga, ia bahkan sudah mengambil cuti bulanannya hanya untuk terus berada disamping nayeon.

"Udah...?"tanya jeongyeon yang memberikan suapan terakhir.

"Hmmm..."

Jeongyeon mengambil tisu lalu membasuh bibir nayeon. Dia menuntun nayeon kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

Setelah membawa istrinya ke kamar jeongyeon keluar dan menuju kamar chaeyoung.

"Chae...bangun"jeongyeon menendang punggung chaeyoung.."cepat bangun..cucian sudah menumpuk".

Melihat chaeyoung yang masih tidak bergerak membuat jeongyeon sedikit kesal. Dia lantas menutup hidung dan mulut chaeyoung.

Tak lama chaeyoung kelagapan karena tak bisa bernapas ia memukul tangan jeongyeon untuk menyingkir dari sana.

"Hyung..kau ingin aku mati.."chaeyeong megap-megap.

"Salah sendiri mengapa sangat sulit dibangunkan..ini cucian sudah menumpuk"ucap jeongyeon yang meletakkan satu keranjang penuh pakaian kotor.

"Letakkan disitu..nanti aku akan kerjakan"chaeyoung kembali menarik selimutnya dan kembali berbaring.

"kerjakan sekarang"jeongyeon menarik lengan chaeyoung dengan paksa.

"Tch..hyung..biarkan aku tidur sedikit lebih lama"rengek chaeyoung.

"Ok..kalau kau tidak mau..jangan harap aku memberikanmu makan"

Seketika itu juga chaeyoung berlonjak dari kasurnya dan menarik keranjang pakaian lalu bergegas ke ruang cuci.

"Tch..dasar"

Jeongyeon menggelengkan kepalanya lalu mengikuti chaeyoung di belakang.

.

.

"Hyung.."panggil jaehyun yang baru saja tiba.

"Hmm..kau sudah pulang..ayo ganti pakaianmu lalu makan"ucap jeongyeon.

"Hyung..aku mengajak seorang teman"ungkap jaehyun yang senyumannya merekah.

"Oh..benarkah..suruh dia masuk"pinta jeongyeon.

Jaehyun lalu berbalik untuk memanggil temannya.

"Ssaem.."panggil seorang gadis pada jeongyeon.

"Ow..tzuyu-ah.."sapa jeongyeon.

"Ssaem jadi benar bahwa kau kakaknya jaehyun?"tanya tzuyu.

"Lebih tepatnya hyung kakak iparku.."tambah jaehyun dengan menekankan kata ipar.

"Pantas saja kau tidak mau menerimaku..ternyata sudah laku.."ucap tzuyu yang cemberut.."tapi tak apa..aku sudah move on..he..he"tambahnya yang kini tersenyum imut kepada keduanya.

Joengyeon dan jaehyun keduanya saling mengelus dada masing-masing merasa bersyukur.

"Ssaem..ini istrimu dia sangat cantik."terkagum memandangi photo pernikahan jeongyeon dan nayeon yang terpajang didinding."kau akan membuat patah hati seluruh universitas ketika mereka tahu kau sudah menikah"tambahnya sambil tersenyum.

FORGIVE ME (2yeon) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang