bab 4

5.1K 380 7
                                    

Sudah sebulan semenjak insiden mengerikan itu terjadi. Nayeon kini mulai kembali ke kehidupan lamanya, neneknya serta jihyo, sang sahabat.  Selalu berada di sekelilingnya, menjaga dan memberikan dukungan bahkan cinta bagi nayeon.

Dua minggu semenjak insiden itu nayeon selalu mengurung dirinya dikamar, jaehyun cukup merasa cemas pada kakaknya yang tidak mau keluar kamar bahkan bicara dengannya.

Sebagai seorang sahabat, jihyo selalu datang dan menemani nayeon, hanya untuk mengobrol, meskipun nantinya jihyo lah yang lebih banyak berbicara sementara nayeon tetap membisu dan melamun. Mereka selalu berharap nayeon dapat melanjutkan hidup dan juga berharap ia dapat melupakan segalanya.

Nayeon kembali ke kehidupan nyata setelah ia menyadari tanggung jawabnya. Gadis itu sadar bahwa tidak mungkin selamanya mengurung diri dikamar dan membiarkan nenek rentanya bekerja diluar.

Keluarganya senang nayeon sudah mulai kembali berinteraksi dengan baik.

Nayeon tidak pernah sekalipun mengatakan siapa yang telah menodainya, oleh karena itu jihyo dan neneknya tidak akan bertanya kecuali nayeon sendiri yang mengatakannya ,mereka menghargai perasaan nayeon yang seperti ingin membuang jauh-jauh ingatan tentang orang tersebut.

Jaehyun tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi pada kakaknya, karena selama tragedi itu berlangsung, ia sedang berlayar.

Nayeon melarang siapapun memberi tahunya, ia takut jaehyun akan melakukan hal yang gila.

Kini gadis itu mulai kembali berdagang ikan di pasar, jihyo nyaris setiap hari mengantar dan menjemputya. Memang lumayan merepotkan bagi jihyo, tapi demi nayeon. ia rela melakukannya.

"Nayeon"seorang pria tua memanggilnya.

"Ya paman"nayeon menjawab dengan senyuman manisnya, menyampirkan dulu masalah yang masih berkecamuk di dalam dada.

"Ah..mengapa kau begitu cute"balas pria tersebut seraya menyengir.

Nayeon yang mendengarnya hanya memutar bola matanya bosan seraya mulai menyusun ikan-ikan di atas meja.

"Hei gadis ikan"jihyo datang dan berlarian menuju nayeon lalu memeluknya.

"Jihyo-ah jika kau hanya menggangguku disni, sebaiknya kau pulang saja"nayeon memasang wajah masamnya.

"Ah nayeon kami sedang sibuk ternyata"jihyo cengengesan bak orang bodoh.

"Berhenti bertindak cute"ucap nayeon malas.

Pada hari ini jihyo sedang off dari bekerja, maka dari itu dia sengaja datang untuk menemani nayeon berdagang.

Jihyo kerap berusaha membuat nayeon tertawa meskipun terkadang nayeon suka mengabaikannya, nayeon yang dulu masih belum kembali, nayeon yang periang dan murah senyum.

.
.
.
.

Jeongyeon tidak pernah bisa melupakan peristiwa itu. Teriakan seta tangisan dari gadis itu membuat ia sulit untuk bisa memaafkan dirinya sendiri.

Sepanjang malam dirinya hampir selalu terbangun, dan terbayang wajah gadis itu.

Jeongyeon yang terpelajar dan berasal dari keluarga baik-baik dapat begitu bejat pada seorang gadis yang tak berdaya.

Chaeyoung menyadari ada sesuatu yang salah dengan temannya ini, selalu termenung saat diajak bicara.

"Hyung...kau tidak apa-apa?aku melihatmu selalu diam melamun? Ada apa?"tanya chaeyoung dengan raut wajah penasaran dan cemas.

"Aku baik-baik saja chae"jawab jeongyeon pura-pura sibuk dengan pekerjaannya.

"Kau menyembunyikan sesuatu dari ku bukan?"chaeyoung kembali bertanya sambil menatap tajam ke arah jeongyeon.

"Ti-dak ada yang aku sem-bunyikan darimu"jeongyeon tergagap.

"Hyung kita sudah lama berteman, tentu saja aku tahu sedikit banyaknya tentangmu. Katakan padaku,mungkin aku bisa membantu" menyisip cokelat panasnya.

"A-aku...hmmm.."jeongyeon sangat gugup dan badannya pun mulai gemetaran.

"A-aku apa?"chaeyoung meninggikan alisnya.

Jeongyeon menutup matanya demi menenangkan perasaannya terlebih dahulu.

"Aku memperkosa seorang gadis"jeongyeon mengatakan itu dengan keringat dingin yang membasahi keningnya.

Chaeyoung terngangah kaget, ia terkejut dan hampir saja tersedak oleh minumannya sendiri.

"Kau apa? Memperkosa?"chaeyeong meninggikan suaranya.

Jeongyeon hanya mengangguk lesu dan pasrah.

"Hyung...ah..Kau sadar apa yang telah kau lakukan?"

"A-ku khilaf chaeyoung-ah,dan sekarang aku merasa sangat bersalah"jelasnya lara.

"Siapa gadis itu?"cecar chaeyoung.

"Aku tidak mengenalnya aku hanya bertemu dengannya sekali di jalan ketika kita di jeju"balas jeongyeon sambil menunjukkan wajah frustasinya.

"Oh my god...MENGAPA KAU TIDAK MEMANGGIL PELACUR SAAT KAU HORNY"chaeyeong berteriak kesal.

Jeongyeon hanya mendesah dan mengacak rambutnya, ia sadar bahwa yang telah ia lakukan adalah dosa besar.

Chaeyoung tak habis pikir dengan perilaku jeongyeon.

"Sekarang apa yang akan kau lakukan?"tanya chaeyoung masih dengan raut dingin.

"Aku tidak tahu, aku ingin menemuinya untuk minta maaf, tapi aku takut ia akan melaporkanku pada polisi"ujar jeongyeon tanpa melihat mata chaeyoung.

"Jangan kau bilang kau takut karirmu akan berakhir dan semua orang membencimu"

"Chae, tolong aku"jeongyeon memelas.

"Hyung, seharusnya kau berpikir panjang dulu sebelum melakukannya"chaeyoung berkata dengan lembut.

"Aku di luar kendaliku"jawab jeongyeon.

"Apa kau benar-benar merasa bersalah?"chaeyoung meninggikan alisnya.

"Ya. kau tau apa yang terjadi padaku belakangan ini kan"ucap jeongyeon dengan tatapan senduh.

Chaeyoung menyarankannya untuk kembali ke jeju dan berusaha menemukan gadis tersebut. Awalnya jeongyeon enggan melakukannya karena merasa takut namun chaeyoung berjanji untuk menemaninya disana.

Mereka pun memutuskan untuk kembali ke jeju.

Jeongyeon mengepak pakaiannya dan menelphone universitas guna mengambil cuti selama beberapa hari.

Tbc

FORGIVE ME (2yeon) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang