bab 6

4.3K 372 7
                                    

Nayeon sedang menunggui dagangannya, namun tiba-tiba saja ia merasa mual dan sangat ingin memuntahkan seluruh isi perutnya. Dirinya berlari ke suatu tempat yang agak jauh dari orang-orang untuk menenangkan diri.

Gadis itu kembali lagi ke tempatnya, ketika tubuhnya sudah merasa lebih enakan, akan tetapi disaat bersamaan tanpa diduga semua orang memperhatikannya.

"He nayeon..apa kau sakit?"seorang wanita menghampirinya dengan wajah cemas.

"Tidak bibi aku baik-baik saja"jawab nayeon dengan sopan sambil memegangi perutnya yang masih sedikit mual.

"Hei..dia mengatakan dia baik-baik saja"pria tua disebelahnya menambahkan dan menyuruh wanita itu untuk pergi.

Nayeon mengernyit bingung pada semua orang yang rata-rata menatapnya lamat. Dia seolah jadi pusat perhatian.

Nenek nayeon tiba di pasar untuk membawakan makan siang, Sebelum ia tiba di stan milik nayeon, ia mendapati sekelompok wanita sedang bergosip.

"Aku yakin dia pasti hamil"ucap wanita pertama sambil melirik nayeon.

"Bagaimana dia bisa hamil tanpa suami?"jawab wanita kedua yang terlihat shock.

"Aku melihatnya membeli alat tes kehamilan"wanita pertama menambahkan.

"Ia pasti menjual tubuhnya untuk para pria hidung belang"timpal wanita ketiga.

"Ia cantik itu mudah baginya untuk menjajakan diri"wanita ke empat ikut bergabung.

"Ku dengar dia pergi ke sebuah club hampir tiap malam...tentu saja untuk menjual tubuhnya"wanitaketiga menambahkan.

Nenek nayeon tanpa sengaja mendengar ucapan mereka dan berbalik untuk melihat sekumpulan wanita tersebut, dia memperhatikan bahwa wanita-wanita itu berbicara sambil menatap ke arah nayeon.

"Hei..apakah kalian semua berbicara tentang cucuku?"ucap nenek nayeon dengan marah.

"Hei..orang tua jangan ikut campur dengan kami, jaga saja cucumu"sahut wanita kedua dengan meninggikan suaranya dan menunjuk-nunjuk nenek nayeon.

"Apa yang kau katakan?"nenek nayeon mulai geram.

"Cucumu hamil tanpa suami"sahut wanita pertama dengan mimik wajah yang membuat wanita renta itu geram.

Nenek nayeon yang mendengarnya langsung membelalakkan matanya dan menampar wajah wanita tersebut dengan keras.

Keributan pun mulai terjadi, nayeon yang mengetahui neneknya disana datang untuk melerainya.

"Apakah aku salah bicara,cucumu hamil tanpa suami, itu pasti hasil dari ia menjajakan dirinya"teriak wanita pertama yang bisa di dengar oleh sebagian besar orang-orang di pasar.

Nayeon membeku tangannya gemetar, keringat dingin mengucur di wajahnya, ia baru sadar ini alasan kenapa semua orang memperhatikannya sedari tadi.

Nenek nayeon kembali menampar wajah wanita tersebut, keributan pun semakin memuncak saat jaehyun tiba.

"Noona..apa yang terjadi?jaehyun bertanya pada nayeon yang melihat kakaknya sedang menangis.

"Kau adik laki-lakinya seharusnya kau bisa mencegahnya dari perbuatan yang merusak"menunjuk ke wajah jaehyun sembari berteiak-teriak.

"Bibi apa yang kau katakan?"jaehyun bertanya pada wanita pertama dengan wajah yang bingung.

Neneknya menarik lengan jaehyun dan mengatakan untuk tidak mendengar wanita tersebut.

"Dia hamil tanpa suami,dan aku pikir dia juga tidak tahu siapa yang menghamilinya"ucap wanita tersebut dengan nada mengejek.

"Jaehyun jangan dengarkan wanita jalang ini"neneknya berusaha untuk memegang tangannya.

Jaehyun yang mendengarnya berbalik kepada nayeon.

"Noona,apakah itu benar?"tanya jaehyun sambil menahan emosi.

Nayeon hanya diam dan menangis,jaehyun menyadari bahwa semua yang dikatakan wanita itu benar.

.
.
.

Jeongyeon memutuskan untuk berkeliling pulai jeju sambil berharap gadis yang ia cari muncul. Jeongyeon melangkahkan kakinya hingga ia tiba di sebuah pasar ikan. Jeongyeon mencuci matanya dengan melihat-lihat ikan segar dan hasil laut lainnya yang terjual disana. Jeongyeon yang sedang asyik mengobrol dengan seorang penjual tiba-tiba saja mendengar keributan disana. Dia penasaran dan ingin tahu jadi ia memutuskan untuk mendekat kesana mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia terkejut saat melihat seorang gadis berdiri membeku dan menangis, gadis itu adalah gadis yang dicarinya,ia berusaha untuk menutupi wajahnya dengan cara bersembunyi dibalik orang-orang.

Jeongyeon terkejut saat mendengar perkataan seorang wanita yang memaki wanita tua di hadapannya tersebut.

"Apa hamil??tidak mungkin itu"pikirnya.

Keringat dingin mulai mengucur di dahinya.

Jeongyeon terus memperhatikan nayeon yang tidak menjawab atau bahkan mengingkarinya. Ia meperhatikan bahwa wanita-wanita tersebut menatap jijik pada nayeon. Bahkan orang-orang juga melihatnya dengan tatapan yang mengisyaratkan bahwa gadis itu adalah gadis murahan.

Nayeon berlari sambil menangis dan jeongyeon mengikutinya secara sembunyi-sembunyi hingga mereka tiba di sebuah rumah kecil. Jeongyeon merasa sangat bersalah, ia benar-benar telah menghancurkan gadis itu, ia memperkosanya lalu gadis itu harus menanggung malu akibat hasil dari kelakuannya.

Ia menyesali perbuatannya.

Jeongyeon turut berlari. Ia merasa hancur, hatinya sakit saat membayangkan wajah gadis tersebut.

Pria itu membeli 10 kaleng bir dan meminumnya saat tiba di kamar resort.

Chaeyoung bertanya-tanya apa yang terjadi, awalnya ia juga ingin protes mengapa jeongyeon meninggalkannya tadi pagi di resort dan memilih pergi sendiri.

"Hyung, hentikan apa yang kau lakukan, ini bukan saat yang tepat untuk mabuk"chaeyoing mencoba merampas kaleng bir yang di pegang jeongyeon seraya mengernyitkan dahinya.

Jeongyeon tidak menjawab pertanyaan apapun yang chaeyeon berikan ia hanya diam. Pikirannya kalut, jeongyeon membenci dirinya sendiri.

Tanpa memperdulikan chaeyoung, jeongyeon terus menghabiskan birnya.

Chaeyoung lalu memperhatikan mata jeongyeon yang merah dan berair, cairan itu menetes melewati kedua belah pipinya.

"Hyung..kau menangis?"chayoung bingung dan tak percaya dengan apa yang ia lihat barusan.

"Chaeyoung-ah..apa yang sudah kulakukan"jeongyeon berkata sambil menangis dan menutup wajahnya sembari memukul-mukul lantai dengan telapan tangannya.

"Hyung.apa maksudmu? Tolong jangan berbelit-belit"chaeyoung mulai tidak sabar.

"Aku menemukan gadis itu chaeyeong'ah"ucap jeongyeon terisak-isak dengan mata bengkak.

"Apa??...bukankah itu berita bagus...lalu mengapa kau minum dan menangis"chaeyoung heran.

"Dia....hamil chaeyeong-ah.gadis itu hamil dan aku yakin itu bayiku"jawab jeongyeon sambil menangis dan memukul pundak chaeyoung.

Chaeyoung membelalakkan matanya, pikirannya kosong ia lalu duduk dan bergabung dengan jeongyeon meminum sekaleng bir yang di beli jeongyeon.

"Hyung..kau harus membawanya bersamamu"menyisip birnya dan berkata dengan nada tenang namun penuh perhatian.

"Aku akan melakukan apa saja bahkan jika aku harus mati"balas jeongyeon sambil menarik rambutnya.

Chaeyeong mengangguk sambil memikirkan langkah apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

Chaeyeong membaringkan tubuh jeongyeon di atas ranjang saat jeongyeon sudah tertidur.hyung.aku akan membantumu sebisa mungkin,pikirnya.

Tbc

FORGIVE ME (2yeon) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang