Kini Bima berada di tempat favoritnya di sekolah. Rooftop adalah tempat ternyaman untuk menghilangkan stress nya, apalagi kalau ditambah sebatang rokok, menurutnya.
Cowok berperawakan tinggi itu pun melangkah menuju kursi panjang yang tersedia sambil menyalakan korek untuk rokok nya.
Bima menyesapnya sambil menikmati pemandangan kota Jakarta yang padat. Tak lama kemudian, seseorang masuk tanpa sepengetahuan Bima sambil merampas rokoknya.
"Maksud lo apaan?" Kesal Bima. Sorot mata nya menyiratkan kekesalannya pada kembarannya itu.
"Lo nyiksa diri lo sendiri ogeb. Gue cari lo kemana-mana gak ada." Telak Bimo.
"Suka-suka gue lah." Sinis Bima sambil mendelik kearah Bimo. Lalu Bima mengeluarkan lagi rokok untuk dinikmatinya, namun lagi-lagi Bimo merampasnya.
"LO GILA, INGET KATA BUNDA, SAYANGI DIRI LO SENDIRI. GUE BILANGIN SAMA BUNDA TAU RASA LO." Kini Bimo membentak Bima karena jengkel akan tingkah laku kakaknya yang kelewat batas. Kini Bima dibuat bungkam dengan pernyataan Bimo.
"Tau apa lo tentang gue." Elak Bima.
Jtakkk.
"Eh kodok, lo abang gue. Dasar abang laknat lo." Dengkus Bimo sangat jengkel. Kini Bima pasrah dijitak oleh adik kembarnya itu.
"Lo yang adek laknat. Gak sopan jitak gue." Kini Bima tak kalah menjitak Bimo sangat keras, hingga akhirnya mereka perang menjitak sambil berlarian mengelilingi rooftop. Dasar kembar laknat-_-
Kini kembar Redeya itu pun menghentikan aktivitas saling menjitaknya. Bimo mulai mengatur napasnya sambil menyeka keringat didekat pelipisnya. Bima pun meniru apa yang Bimo lakukan.
Bimo membawa Bima untuk duduk di kursi panjang yang tersedia. Kini wajah Bimo terlihat serius meskipun dia masih mengatur napasnya. Bima menatapnya heran. Hampir setiap kejadian yang menimpa Aurel akibat perbuatan Bima, Bimo selalu langsung mengintrogasi dengan seribu pertanyaannya.
Bimo hanya tak mau Aurel sakit hati dengan sikap Bima, bagaimana pun Aurel juga seorang cewek rapuh yang terlihat tegar dihadapan semua orang.
"Lo tadi bentak Aurel?" Tanya Bimo sangat santai sambil menatap Bima seolah seorang polisi yang sedang mengintrogasi pelaku.
"Kenapa?" Bukannya menjawab kini Bima malah bertanya balik kepada Bimo.
"Kenapa? Lo bilang kenapa?" Kini suara Bimo terdengar sangat sinis dan meninggi.
"Apa urusan lo?" Tak kalah dengan Bimo, kini Bima terlihat lebih sinis sambil memicingkan sebelah matanya.
"Dia pacar lo Bima. Gak seharusnya lo ngebentak dia. Dia perempuan Bim. Lo bentak dia sama aja lo bentak Bunda. Gue tanya, salah apa Aurel sih sampe lo bentak dia didepan banyak orang." Kini Bimo menjelaskanya sambil menahan amarahnya.
"Dia itu cuma pengganggu di hidup gue. Bagi gue dia itu gak jauh beda sama serangga." Jawab Bima sarkastik.
Aurel menahan rasa gemetarnya. Dia bersembunyi dibalik tembok yang membatasi rooftop itu sambil membekap mulutnya.
Bulir bening itu berhasil Aurel tahan agar tidak menerobos kelopak matanya. Sebenarnya setelah itu Aurel hendak ke toilet. Tetapi melihat Bimo berjalan ke lantai atas, rasa penasarannya muncul begitu saja. Di atas rooftop itu dia melihat Bimo menemui Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay✔
Teen FictionIni tentang mereka yang menyayangiku. Tentang mereka yang masuk dikehidupanku. Tentang mereka pula yang menghancurkan kisah cintaku. Biarkan aku yang menikmatinya. Menikmati alur yang ku buat sendiri dari awal. Dan... Biarkan aku menghancurkan diri...