Apa aku terlalu berlebihan dalam mencintaimu?
🎶
Zian dan Ruby kini berada di Kafe Es krim langganannya. Demi permohonan maaf pada Ruby, Zian harus merelakan waktunya tersita hanya untuk si sepupu yang absurd-nya luar biasa.
Zian tak kalah pikir, hanya dengan menggendong karena merasa berat, Ruby sudah marah. Alhasil Zian harus membujuknya agar tak marah lagi dengan mentraktir Ruby Es krim kesukaannya.
Wajah Ruby sangat cerah, sumringah. Ruby sangat senang, hari ini Zian mentraktirnya Es krim Vanilla dengan porsi yang cukup besar.
"Apa sih lo?" Ketus Zian. Ruby terus merecokinya dengan menoel dan mencubit dagu Zian.
Ruby mengerucutkan bibirnya. "Lo-nya sih manyun terus." Celetuk Ruby.
Zian menoleh kearah Ruby dengan semua kedatarannya.
"Lo gak ikhlas ya?" Ruby menunjuk Zian sambil memelototkan matanya yang bulat.
Zian masih diam dan menatap Ruby dengan datar. "Kalau gue gak ikhlas, kita gak bakalan ada disini Anya Rainruby." Zian mendekatkan wajahnya dengan Ruby.
Ruby mendorong dahi Zian sambil tersenyum kikuk.
"Dah cepetan abisin." Ketus Zian.
Ruby nyengir kearah Zian dan sedetik setelahnya Ruby memakan Es krim itu dengan lahap.
Baru saja beberapa menit, Es krim Ruby tersisa seperempatnya. Berbeda dengan Zian, Es krimnya masih utuh, hanya beberapa sendok saja yang masuk ke mulutnya. Zian geleng-geleng tak percaya.
Keponakannya ini seperti The flash ketika disuguhkan makanan ataupun camilan.
"By pelan-pelan." Zian menghapus Eskrim yang belepotan dibibir mungil Ruby. Ruby terpaku dengan perlakuan Zian. Kemudian menatapnya dengan memicingkan sebelah matanya.
"Elahhh lama, kata lo kan harus cepet." Elak Ruby sambil terus menyendokan Es krim ke mulutnya.
"Gak gitu juga." Datar Zian. Satu menit setelahnya, Es krim Ruby telah habis. Sedangkan Es krim milik Zian masih tersisa setengahnya.
"Ponakan rasa pacar ya len." Celetuk Ruby.
"Gila lo."
Zian mengerjap beberapa kali, melongo tak percaya apakah itu Ruby?
"Lo laper atau gimana sih?" Zian menghentikan sejenak aktivitas memakan Es krimnya.
"Nggak sih. B aja."
"Yuk pulang." Ajak Zian.
"Sebentar."
"Apalagi?" Zian memicingkan sebelah matanya tanda tak mengerti.
"Len." Panggil Ruby dengan wajah dimanis-maniskan. Ruby selalu menggonta-ganti panggilannya pada Zian. Seperti , Aileen, Alien, Zian dan lain sebagainya.
"Hmm." Zian hanya berdeham menanggapinya.
"Boleh gak gue bawa pulang satu cup es krim?" Ruby menoel pundak Zian.
"Gak."
"Ayolah alien." Ruby terus merecoki Zian dan terus mendekati Zian.
"Gak!"
"Cuman satu cup doang ishh." Ruby memasang puppy eyes andalannya. Zian melirik sekilas. Sial, Zian sungguh tak kuasa dengan ekspresi Ruby itu.
Zian menghela napas pelan, kemudian mengangguk menyetujui permintaan Ruby.
"Mbak satu cup besar Es krim Vanilla nya dibungkus ya." Ujar Ruby, kebetulan posisi mereka dekat dengan meja kasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay✔
أدب المراهقينIni tentang mereka yang menyayangiku. Tentang mereka yang masuk dikehidupanku. Tentang mereka pula yang menghancurkan kisah cintaku. Biarkan aku yang menikmatinya. Menikmati alur yang ku buat sendiri dari awal. Dan... Biarkan aku menghancurkan diri...