[17]. Ayah?

412 63 12
                                    

Malam ini Bima sangat gelisah, mungkin akibat mulut pedasnya tadi yang berkata kasar pada Aurel. Bima juga merasa bersalah telah menuduh Bimo tentang cinta pertamanya.

Dia baru ingat, bahwa dirinyalah yang menaruh foto Aurel di album milik Bimo beberapa bulan yang lalu ketika dirinya masih mencintai Aurel.

Tak bisa disangkal, bahwa Bima masih mencintai Aurel. Namun sikap Aurel yang plin-plan itulah yang membuatnya menjadi seperti ini.

Aurel-lah yang membuat keadaan hubungan mereka seperti ini. Dulu ketika mereka berhubungan baik, Bima adalah cowok yang begitu possesive, mengharuskan Aurel menjauhi cowok lain, siapapun itu tak terkecuali Bimo yang tak lain adalah adik kembarnya.

Tetapi dengan sendirinya cowok-cowok yang Aurel kenal mendekatinya. Aurel tak bisa apa-apa, menolak pun rasanya sungguh berlebihan.

Tok tok tok

Bima mengetuk pintu kamar adik kembarnya itu. Tak lama kemudian, Bimo muncul dengan piyama sambil memeluk guling dengan wajah yang terlihat lelah.

"Keluar yuk?" Ajak Bima. Kini Bima sudah berada didalam kamar Bimo.

"Males ah." Bimo melempar tubuhnya dikasur empuk miliknya.

"Masih sore juga, masa lo udah tepar." Ejek Bima.

"Gue capek bege." Bimo menggulingkan tubuhnya menghadap ke Bima yang menatapnya di balkon kamarnya.

"Capek udah apa lo?"

"Gak papa sih." Bima melihat adik kembarnya kini merem melek setengah sadar menatapnya.

"Lo udah nonton film nganu ya?" Tebak Bima dengan nada bercanda nya.

Bughhh

Bimo melempar bantal tepat mengenai wajah kakaknya itu.

"Sialan." Rutuk Bima.

"Otak lo perlu dicuci biar gak mesum terus." Bimo kini terduduk diatas kasurnya.

"Mata lo perlu dicuci biar gak ngantuk terus." Bima melempar kembali bantal milik Bimo, dengan sigap Bimo menerimanya.

"Buruan ganti baju gemesh lo." Bima melengos meninggalkan kamar Bimo untuk mengganti pakaiannya itu. Bima sangat geli ketika melihat adik kembarnya itu memakai piyama dengan warna biru langit itu. Sangat cute menurutnya.

Bima memilih hoodie abu dengan dipadukan celana jeans hitam untuk dipakainya keluar bersama Bimo. Kini ia berada didepan cermin, rambutnya ia biarkan berantakan, kemudian  ia sugar.

Tok tok tok

"Buruan." Bima sedikit berteriak memanggil Bimo.

"Bentaran napa bang." Bimo keluar dengan style yang sama dengan Bima, namun yang membedakannya adalah sneakers yang mereka kenakan sekarang. Yaps, hoodie abu dengan jeans hitam.

Mereka saling tatap. "Kok sama sih." Kompaknya. Kemudian mereka tertawa bersamaan.

"Yuk cabut." Bima melenggang mendahului Bimo.

Mereka kearah garasi untuk mengeluarkan mobil milik Bundanya.

"Lo aja deh yang bawa." Celetuk Bimo.

"Ok." Secara bersamaan mereka masuk kedalam mobil dengan Bima yang membawanya dan Bimo yang duduk disisi Bima.

"Kemana kita?" Tanya Bima to the point.

"Katakan peta katakan peta." Bima mendelik kearah Bimo yang cekikikan sendiri.

"Serah lo."

°°°

If I Stay✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang