[28]. Sebuah Usaha

360 41 0
                                    

Dia tertawa dibalik nestapa yang menimpa. Dia tersenyum menanggalkan luka dengan tawa bahagia. Percayalah, Aku tidak sebodoh itu mengartikan semua ekspresinya.

🎶

"Gue sayang lo By," Bimo menggenggam erat kedua tangan Ruby, berharap gadis di hadapannya itu memiliki perasaan yang sama.

Eskpresi yang ditunjukan gadis dihadapannya itu hanyalah menggigit bibir bawahnya pertanda bimbang dengan pernyataannya tadi.

"By, gue beneran sayang sama lo. Gue berani sumpah, bahkan gue bakalan tunjukin ke sepupu dispenser lo bahwa gue mau ngejaga lo seutuhnya. Gue ingin posisi dia dihati lo terganti sama gue. Pliss By," Bimo semakin mengeratkan genggaman tangannya untuk meyakinkan Ruby.

"Lo boleh sayang sama gue. Lo boleh sayang sama siapapun itu hak lo. Gue juga sayang sama lo Bim. Tapi maaf posisi Zian di hati gue gak akan gue geser sedikitpun." Gadis itu menjawabnya dengan mantap. Sungguh hati Bimo sangat teriris mendengar pernyataan Ruby.

"T-tapi By g-.."

Plakkk

Bimo beringsut dari tidurnya, ia sangat terkejut ketika tangan mulus Bima menampar pipinya agak keras.

"Arghhh," Bimo mengerang, kemudian tatapannya beralih pada wajah tak berdosa yang ia lihat di depannya.

"Anying, kembaran sialan lo!"

Bima mengerjap beberapa kali melihat reaksi adiknya yang terlihat sangat kesal padanya.

"Lo apa-apaan si pake nampar gue segala!"

"Mimpi gue buyar seketika, dasar kakak sialan!" Mulutnya berkomat-kamit tak lupa dengan sumpah serapah menyertainya. Bimo sangat sebal dengan Bima yang mengusik mimpinya bersama Ruby.

"Berisik!" Desis Bima dengan nada datarnya.

"Abisnya lo si-.."

"Tuh di suruh sama Bunda," Jawab Bima memotong penjelasan Bimo

"Kenapa gak lo aja sih!?" Bimo masih kesal dengan kakak kembarnya itu.

"Bunda maunya sama lo,"

Bimo mendengus sebal, semakin sebal ketika melihat ekspresi datar Bima seperti biasanya.

"Emang Bunda nyuruh gue apa?"

Bima hanya mengedikan bahunya sambil melenggang pergi dari kamar si adik kembarnya.

"Kembaran sialan!"

Dengan cepat Bimo bangkit dari kasur empuknya, kemudian berjalan kearah ruang keluarga untuk menemui Bundanya. Ia melihat Bundanya sedang santai menonton TV dengan Bima di sebelahnya. Ia mengerucutkan bibirnya sambil mendelik kearah Bima.

"Bundaaa,"

Sungguh, Bima sangat geli mendengar nada manja ketika Bimo memanggil Bundanya. Karin terkekeh melihat wajah bantal putra bungsunya itu.

"Bun kenapa sih nyuruh Bimo, nggak Bima aja. Kan Bima lagi santai," Bimo glendotan di tangan Karin seperti koala.

"Kalau Bunda maunya kamu gimana?" Karin memicingkan alisnya berniat menggoda Bimo.

"Tapi gak adil Bun, masa cuma Bimo sih yang di suruh. Kok Bima enggak?" Bimo mengadu tak terima pada Karin.

"Bima tadi udah beres-beres rumah. Sekarang giliran kamu."

"Iya deh iya Bunda paling cantik se-jagad raya," Bimo memeluk Karin masih dengan sifat manjanya. Bima meringis melihat adik kembarnya yang super manja itu.

If I Stay✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang