Aurel menunduk lesu, pelajaran matematika hari ini sangatlah menguras isi otaknya. Aurel merogoh tasnya kemudian mengambil botol air miliknya. Aurel meneguknya sampai tersisa setengah botol.
"Rel, ganteng juga ya si Zian." Celetuk April tiba-tiba sambil menatap Zian yang sedang memainkan ponselnya.
"Dihh kenapa lo? Naksir." Jawab Aurel spontan.
"Gak tau tuh liat aja kedepannya." Aurel hanya bergumam saja sambil memasukan botol minumnya itu.
"Eh btw gimana hubungan lo sama Bima?" Tanya April setengah sinis.
"Ya gitu deh. Lo tau kan." Kini ekspresi Aurel mendadak lesu kembali.
"Hebat lo, bertahan sama cowok batu kayak dia. Saran gue mah nih ya, putusin aja deh. Banyak loh yang naksir sama lo di Mandala." Ujar April dengan sok perhatian.
Aurel hanya tersenyum kecut menanggapinya.
"Didepan mata lo juga ada Auriga yang nyata sayang sama lo daripada si cowok batu itu yang sayangnya cuma boongan." Lanjut April.
Aurel menghela napas dan tersenyum kearah April. "Gue gak mungkin ngelepas apa yang udah gue dapetin." Setelah itu Aurel beranjak menghampiri Ruby yang sedang asyik bermain game bersama Zian. Aurel mengurungkan niatnya ketika melihat perlakuan Zian pada Ruby kemudian melangkah keluar kelas menuju kantin.
April terpaku dengan penuturan Aurel tadi, baru kali ini Aurel menentangnya. Biasanya Aurel diam membisu.
°°°
"Nah loh Zi buruan tembak dong, tuh tuh tuh samping kanan lo. Awas awas!" Ruby berseru tanpa mengalihkan perhatiannya pada layar yang menampilkan game online.
Zian pun sama, tapi Zian terlihat sangat tenang. Berbeda dengan Ruby yang sangat gelisah, takut bila permainannya kalah dengan Zian. Sudah beberapa posisi yang Ruby coba selama 30 menit tadi. Mulai dari berdiri, jongkok dikursi, duduk dimeja dan yang terakhir adalah....
Duduk dipangkuan Zian. Meskipun begitu, Zian tak merasa risih dengan tingkah aneh bin ajaib yang dimiliki sepupunya itu. Zian tetap fokus dengan permainannya.
"Berat ish." Gumam Ruby pelan yang masih bisa didengar oleh Zian.
"Harusnya gue bego." Zian masih menatap layar ponselnya dengan fokus.
"Turun!" Perintah Zian menghentikan permainannya.
"Gak!!" Zian berdecih kesal melihat tingkah Ruby yang sangat menyebalkan.
"Aaaaaaa!!" Zian menggendong Ruby ala bridal style dan mendudukannya di kursi paling depan. Sontak seisi kelas dibuat heboh dengan perlakuan Zian pada Ruby.
'Calon imam gueee;('
'Patah nih bang patahh, pitesss pitesss nih hati.'
'Gilaaaa, lagi gendong juga tetep ganteng!'
'Gue juga mau dong bang.'
'Anjir melting gue.'
'Menang banyak tuh si Ruby.'
Ruby terdiam, matanya mengerjap beberapa kali, memandang lurus punggung Zian.
"ALIEN KAMPRETTT!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay✔
Teen FictionIni tentang mereka yang menyayangiku. Tentang mereka yang masuk dikehidupanku. Tentang mereka pula yang menghancurkan kisah cintaku. Biarkan aku yang menikmatinya. Menikmati alur yang ku buat sendiri dari awal. Dan... Biarkan aku menghancurkan diri...