[22]. Selamat Tinggal

464 51 1
                                    

Aurel melangkahkan kakinya gontai, hari ini sangatlah melelahkan. Aurel tak habis pikir dengan sikap Zian tadi, begitu aneh menurutnya. Ditambah lagi dengan janjinya untuk menjauhi si kembar Redeya.

Flashback

-----------------------------------------------------------------
From : Bima

Gue tunggu di kantin!

Iya

-----------------------------------------------------------------


Aurel mengembangkan senyumnya lebar, namun ada perasaan janggal dalam hatinya. Tak biasanya Bima mengirim pesan pada Aurel. Dari bel istirahat tadi, April sudah melesat menuju kantin untuk sekadar mengisi perutnya yang kosong.

Aurel beranjak meninggalkan kelas untuk menuju ke kantin. Aurel celingak-celinguk melihat keadaan lorong yang nampak ramai.

"AURELLL!" Panggilan yang sangat memekik itu berasal dari belakangnya. Aurel berhenti, melihat Auriga yang sedang duduk didekat kelasnya dengan seringaian khas miliknya.

Aurel bergidik ngeri melihatnya. "Apa?" Aurel tetap diam di tempat sambil memicingkan matanya.

Auriga masih tersenyum, namun kini ia melambaikan tangannya kearah Aurel. Dengan terpaksa Aurel mendekati si cowok genius yang berlebihan itu.

"Lo mau ke kantin?" Tanya Auriga sambil menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Iya, lo mau nitip?"

"Nggak ah, gue mau ikut!" Aurel mengernyitkan dahinya tanda tak paham. Apakah Auriga yakin bisa berjalan dengan baik melihat kondisinya yang masih belum pulih itu?

"Emang lo kuat jalan?" Tanya Aurel santai.

"Lo nantangin gue!?" Auriga siap-siap berdiri dari tempatnya dengan pelan. Auriga meringis kecil menahan rasa sakitnya.

"Elahh, sok sok-an lo. Udah tau masih sakit masih aja ngeyel!" Aurel mengomeli Auriga yang nampak berusaha berdiri.

"Udah ah gue mau ke kantin!" Baru saja Aurel melangkahkan kakinya satu langkah, namun pergelangan tangannya dicekal oleh Auriga.

"Gue juga mau ikut ishh," Auriga merengek sambil menunjukan puppy eyesnya yang sangat menjijikan. Aurel memutar bola matanya malas meladeni kegilaan Auriga ketika permintaannya tak dikabulkan.

"Lo jalan aja susah, gimana mau ke kantin gantengggg," Aurel sangat gemas dengan sikap manja Auriga.

"Oh iya gue lupa, tadi gue bawa tongkat." Ujar Auriga sambil tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapi.

"Terus sekarang mana? Kenapa gak lo pake cantikkk,"

"Ada di kelas, tolong sekalian ambilin ya," Auriga menunjuk kelas yang ada di depannya dengan wajah sok polosnya. Aurel melongo tak percaya, pria dihadapannya ini sangatlah menyebalkan. Aurel menghembuskan napasnya kasar dan beranjak untuk membawa tongkat ajaib milik Auriga.

"Noh," Aurel menyodorkan sebuah tongkat kearah Auriga.

Auriga tersenyum lebar, "Makasih cantikk!" Aurel hanya mendengus sesekali memutar bola matanya jengah.

If I Stay✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang