Bima menghirup udara disekitarnya kemudian menghembuskannya perlahan. Senyum tipisnya tercetak dikedua sudut bibirnya. Tangannya ia gunakan untuk menyugar rambutnya yang nampak sedikit berantakan.
Baju seragamnya ia biarkan keluar dengan dasi yang dilonggarkan. Bima berjalan perlahan sambil memerhatikan keadaan disekitarnya yang terlihat sepi. Mungkin para murid sudah masuk ke kelasnya masing-masing.
Untuk sampai ke kelasnya, Bima harus melewati koridor kelas IPA. Dari arah berlawanan rupanya ada Ruby yang tergesa-gesa dengan seribu langkahnya agar cepat masuk ke kelasnya.
Brukkk
Ruby menabrak Bima sampai terjatuh di lantai dengan buku yang berhamburan. Ruby berdecak sebal, hari ini adalah hari terburuk yang pernah Ruby alami. Mulai dari bangun kesiangan, lupa menaruh kaus kaki, sepatu yang agak kotor dan yang paling menyebalkan adalah Zian yang meninggalkannya. Sungguh sangat kacau penampilan Ruby hari ini.
Yang ditabraknya kini hanya diam mematung sambil menatap Ruby datar. Yang ditatap kini ingat bahwa yang didepannya sekarang ini adalah kembaran si raja bekantan yang sebelas duabelas menyebalkanya.
"Yang bener dong kalo jalan. Tuh kan buku gue jadi jatoh semua, tanggung jawab lo, bantuin dong." Ruby berdecak kesal melihat wajah datar yang sangat menyebalkan milik Bima.
Bima menatap Ruby sangat lekat.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Bima melengos meninggalkan Ruby yang terpaku menatapnya dengan ekspresi kesal tingkat tinggi.
"WOY KEMBARAN RAJA BEKANTAN."
"TANGGUNG JAWAB LO!"
"JANGAN KABUR, BANTUIN GUE!"
"GUE SUMPAHIN LO JOMBLO ABADI!" Kini Bima berhenti dan berbalik melihat kearah Ruby.
"GUE SUMPAHIN LO NAKSIR GUE!!"
Bima tersenyum kecil melihat tingkah konyol Ruby ditambah penampilannya yang sangat berantakan namun terlihat cantik.
Matanya membulat melihat Pak Anas tepat di belakang Ruby. Dagunya Bima tunjukan untuk mengisyaratkan bahwa dibelakang Ruby ada Pak Anas. Bima berlari mencari tempat untuk bersembunyi agar tidak tertangkap oleh Pak Anas.
Ruby terdiam sambil mencerna isyarat yang Bima berikan padanya. Dalam fikirannya itu hanyalah frank yang Bima berikan untuknya, karena Bima dan Bimo sebelas duabelas menyebalkannya.
"GUE SUM-.." Kalimatnya terpotong melihat Pak Anas yang kini berada dihadapannya. Suasana berubah menjadi horor seketika. Ruby merutuki ucapannya tadi. Kini sumpah serapah sudah ia kumpulkan untuk kembaran si Raja Bekantan itu.
"Ikut ke ruangan saya sekarang." Datar Pak Anas sambil melengos mendahului Ruby. Ruby terdiam ditempat sambil menahan amarahnya. Wajahnya memerah, sungguh hari ini sangatlah menyebalkan baginya.
°°°
"Bim, si Ruby belum datang juga ya?" Tanya Aurel pada Bimo yang sedang menyalin pr matematika miliknya.
"Hmm." Bimo sangat fokus tanpa mengalihkan pandangannya pada rumus dan angka-angka yang berderet rapi dibuku Aurel.
"Kemana tuh anak?" Aurel celingak-celinguk melihat sekitaran koridor kelas 12 IPA.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay✔
Teen FictionIni tentang mereka yang menyayangiku. Tentang mereka yang masuk dikehidupanku. Tentang mereka pula yang menghancurkan kisah cintaku. Biarkan aku yang menikmatinya. Menikmati alur yang ku buat sendiri dari awal. Dan... Biarkan aku menghancurkan diri...