"No one is very tough in this life. They just feel the sadness but they sometimes pretend to smile."
(Trans)
"Tidak ada seorang pun yang benar-benar sangat kuat dalam hidup ini. Mereka hanya merasakan kesedihan tetapi mereka terkadang berpura-pura...
Eakk kira-kira begitulah part ini yang penuh dengan bukti.
Bukti C1nt4Q P4d@mu ehew Ggggg
Udahlah pokoknya ini chapter tentang bukti!!
Vote komen jan lupa yak.
Warnn 1K+ words
•○●♤●○•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sejeong bersama Kai bergegas menuju kerumah sakit. Ia mengambil hasil uji forensik dan agen yang sudah Kai sewa telah menemukan keberadaan tubuh Baek dan Loey.
"Bagaimana D.O? Apakah mereka benar-benar Loey dan Baek?" Sejeong langsung melempari pertanyaan kepada D.O.
"Begini aku sudah memeriksa kedua korban dan hasilnya. Mereka benar-benar korban dari kecelakaan itu," Kai menarik napasnya dalam.
"Dimana tubuh mereka? Bagaimana keadaannya?" Sejeong panik bukan main.
"Mereka sedang ditangani oleh dokter terbaik di sini. Sejeong tidak usah khawatir, saya dan tim dokter akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan kedua temanmu," Kai mengangguk berterima kasih atas bantuan D.O.
"Bantu mereka, D.O. Tolong bantu mereka," Sejeong memohon kepada D.O.
"Aku akan berusaha. Kita hanya bisa berdoa agar mereka bisa segera pulih," D.O menegakkan badan Sejeong.
"Sejeong sebaiknya kamu mencuci mukamu, kamu tampak kacau," Sejeong mengangguk, ia tidak bisa mengeluarkan sepatah kata'pun.
○●□♤□●○
Sejeong mencuci muka di WC rumah sakit.
Sejeong menatap lurus ke arah cermin, ia mendapati Loey sedang memperhatikannya.
"L-loey?" Sejeong mengehela napasnya.
"Sejeong. Tidak apa-apa. Kamu sudah berusaha semampumu. Aku merasakan ketulusan hatimu, kamu memohon kepada dokter itu agar bisa menyelamatkanku, aku yang selama ini berlaku semena-mena terhadapmu," Sejeong menggeleng, ia tidak terima.
"Tidak, kamu harus bertahan. Kamu harus tetap hidup kamu begitu berarti bagi Rose, kamu harus kuat," Loey tersenyum simpul.
