EPILOG

1.1K 97 60
                                    

Jungkook berlari menjauh dari keluarganya ketika ia mendengar kabar bahwa ayah Lisa kabur dari penjara, ketempat pemeriksaan di rumah sakit itu yang ia rahasiakan dari keluarganya.

Ia berlari keluar menjauh dari rumah sakit tersebut hingga ia menabrak seorang laki-laki, tepat di taman kota.

Laki-laki itu memakai jaket kulit dan baju yang cukup acak-acakan.

"Kita bertemu lagi Alexander Jungkook" Ucapnya seraya tersenyum sinis.

Jungkook tersenyum penuh harap ke arah pria itu, "Ya, tuan Horton. Senang bertemu lagi dengan anda" balasnya, menyambut sapaan pria itu ramah.

Pria itu bertepuk tangan di jalanan sepi yang tak kunjung ada satupun kendaraan yang melintas dikarenakan waktu yang sudah menunjukkan tepat jam satu malam.

"Menemui malaikat maut, anak muda?" Sindirnya.

Jungkook tersenyum, "Bisa dikatakan begitu" balasnya.

Pria bermarga Horton itu menaikkan sebelah alisnya, "Ya, sayang sekali aku tidak hanya ingin menghabisimu saja, setelahmu aku juga akan menghabisi istr- bukan... calon istrimu juga" ucapnya yang membuat Jungkook melebarkan matanya.

"Jangan! Jangan bawa dia, kumohon. Cukup aku, terserah apapun yang ingin kau lakukan padaku. Aku terima, bahkan jika kau ingin menembakiku ratusan ataupun ribuan kali" Jungkook memohon hingga bersimpuh di kaki pria itu.

Pria itu hanya memandang Jungkook angkuh seraya mencengkram kaos biru tua pemberian Sejeong. Lelaki itu menyeret Jungkook cukup jauh dari taman itu.

Pria itu memukul rahang Jungkook cukup kuat, hingga laki-laki itu terjatuh menyentuh tanah, "Apa peduliku? Akibat keluarga kalian, aku kehilangan dua orang yang aku sayangi. Lantas, kenapa hanya harus membunuh satu, jika terdapat banyak orang yang dapat aku bunuh?" Ucap ayah Lisa.

Jungkook menegakkan tubuhnya, "Kau tanya kenapa? Jika kau memang sudah pernah merasakan kehilangan seseorang, seharusnya kau takkan tega melakukan itu kepada orang lain. Kau mengerti bagaimana rasa sakit, kau mengerti bagaimana rasanya kehilangan, kau mengerti... tetapi kenapa kau tetap melakukan hal itu?" Jungkook melayangkan tinjuannya ke wajah pria yang sudah cukup berumur itu.

Pria itu mengusap sudut bibirnya, "karena benci, dendam, dan amarah. Keluargamu tak pernah membantuku, seharusnya mereka memaafkanku karena aku menyesal. Namun, keluargamu juga tak punya hati, sepertinya... hingga mereka lebih mementingkan kekayaan material daripada nyawa seseorang" Jungkook mengusap air mata di wajahny.

"Akibatmu, Sejeong yang tidak bersalah dia harus menerima sakit hingga sekarang. Dia menderita sejak ia kecil, sama seperti anakmu, Lisa, bahkan lebih darinya. Kau tak kasihan padanya? Sekarang ia sekarat, ia bertaruh nyawa akibat perbuatanmu!" Ayah Lisa terduduk dan menangis dalam diam.

"Aku tidak ingin melakukannya. Aku hanya ingin melampiaskan rasa kesalku padamu, tetapi Sejeong yang menghalau aku untuk membunuhmu" jeda pria itu.

"Aku merasa... bersalah. Sebelum Lisa meninggal, anakku bilang bahwa Sejeong mempertemukan Lisa dengan ibunya. Aku tak percaya dengan hal itu, hingga istriku selalu datang di dalam mimpiku" Lelaki itu semakin membuka suaranya.

"Istriku bilang padaku untuk berhenti, tetapi aku bilang tak bisa. Aku sudah terlalu jauh dan lebih baik aku tuntaskan. Aku sudah muak" ucapnya.

Jungkook berdiri, "Baiklah, aku akan membantumu untuk menuntaskan dendammu. Bunuh aku!" Ucapnya.

Ayah Lisa berdiri, "Kenapa kau menyerahkan dirimu? Apakah keluarga Sejeong sudah terlalu membencimu?" Ejeknya.

OH MY GHOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang