'Hanya satu lagi yang harus kamu lakukan.
Setelah itu kelebihanmu akan menghilang.
Bahkan, kamu tidak bisa membantu orang yang sudah pernah kamu koneksikan untuk kedua kalinya'
'Jiwa Sehun yang sebelumnya pernah kamu tolong, tidak dapat terlihat lagi olehmu karena kamu sudah menolongnya untuk kembali ke raganya. Meskipun begitu, kamu masih dapat merasakannya'
Sejeong bertanya-tanya di mana ia sekarang.
Siapa yang berbicara?
Ia tidak mengetahuinya.
Ia berlari ke arah datangnya suara itu, namun saat itulah cahaya terang menyambut penglihatannya.
Sejeong membuka matanya.
'Rumah sakit' Pikirnya.
Sejeong memegang kepalanya yang tadinya sempat terbentur.
Nyeri memang melanda kepalanya.
Ia menelusuri ruang rawatnya.
Kai duduk di sofa sembari menutup matanya, kelelahan akibat mengurusi kasus yang dialami Sejeong.
Sejeong menggerakkan badanya pelan agar Kai tidak terbangun.
Namun, lelaki itu peka dan langsung membuka matanya.
Badanya berdiri menghampiri Sejeong.
"Bagaimana keadaanmu? Sudah membaik?" Tanya pria berkulit tan itu setenang mungkin.
"Ya, sudah lebih baik dari sebelumnya" Sejeong menjawab parau.
"Minumlah dulu. Kamu sudah tidak sadarkan diri selama 14 jam" Ungkap Kai yang membuat Sejeong cukup terkejut mendengarnya.
"Ibu dan ayah. Di mana mereka?" Tanya Sejeong.
"Mereka aku suruh pulang. Begitu pula orang tua Sehun. Karena aku sudah di sini dan mereka tentu membutuhkan istirahat. Jadi, aku menitipkan Sehun ke beberapa perawat kenalanku" Sejeong baru menyadarinya dan mulai bangkit.
"Bagaimana keadaannya? Dia baik-baik saja bukan?" Nada Sejeong mulai cemas.
"Aku tidak bisa mengatakan ini baik dan juga buruk.
Operasinya berjalan dengan lancar.
Namun..." Kai menjeda kalimatnya.
"Kenapa? Beritahu aku, kumohon" Sejeong memohon.
"Keadaanya tidak terlalu baik usai operasi.
Dia kritis.
Pukulan di kepalanya, menyebabkan trauma dan benturan di kepalanya.
Oksigen sulit untuk diedarkan ke dalam otaknya.
Berkemungkinan besar koma setelah melewati masa kritisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY GHOST
Fanfiction"No one is very tough in this life. They just feel the sadness but they sometimes pretend to smile." (Trans) "Tidak ada seorang pun yang benar-benar sangat kuat dalam hidup ini. Mereka hanya merasakan kesedihan tetapi mereka terkadang berpura-pura...