44. STOP

514 75 28
                                    

Cerita ini mau ku stop

Tapi boong :v

Gak mungkinlahh wkwkkwkw

Btw ini yang kangen sama Sehun Sejeong moment, nih gue kasih di chapter ini..

Bungkushh

Don't porget tu pot en komen

Warn 1000++ words

•○●◇●○•

Sejeong hanya memandang lurus dinding berwarna putih di ruangan itu, setelah keluarganya keluar dari ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejeong hanya memandang lurus dinding berwarna putih di ruangan itu, setelah keluarganya keluar dari ruangannya.

Tatapannya kosong, matanya mulai berkaca.

Ia diam seribu bahasa tanpa sedikitpun pergerakan.

'Je... Kamu ga kenapa-napa, kan? Aku khawatir sama kamu. Maafkan aku.' Suara itu terdengar jelas di indra pendengaran Sejeong.

Sejeong melirik ke arah suara itu berasal.

Tess

Air mata Sejeong turun ketika melihatnya.

Sehun.

"Kenapa? Je, kenapa menangis?" Sehun mendekati Sejeong dengan segera.

Bahu dan Bibirnya bergetar menahan tangis yang bisa tumpah kapan saja.

"Jangan... Jangan menangis. Maafkan aku," Sehun menenangkan Sejeong.

"M-maaf..." Sejeong mengeluarkan sepatah kata itu dengan nada rendah.

Sehun menggeleng, lalu memeluk Sejeong erat. Saat itu juga air mata yang sudah Sejeong bendung tak tertahankan lagi.

Sejeong menangis di dalam dekapan laki-laki yang kini bayangannya semakin menghilang.

"Maaf, maafkan aku. Aku tidak bisa menolongmu. Aku terlalu lemah-" Sehun menutup mulut Sejeong.

"Tidak. Jangan katakan itu. Akulah yang seharusmya meminta maaf karena membuatmu terluka. Kamu kuat, Je. Kamu berani menolongku dan menahan semua perlakuanku selama ini. Jangan paksakan dirimu," Sehun tersenyum tulus.

Namun, senyuman itulah yang membuat Sejeong semakin menangis

"Semakin banyak kamu menolongku, semakin banyak kamu terluka, dan semakin banyak kamu terluka itu akan membunuhku secara perlahan. Aku mohon berhenti mencariku," Lanjut Sehun.

"Sehun... Tapi ibumu, keluargamu. Dimana keadilan, Hun? Kamu rela membuat ibumu menangis? Sehun-" Sejeong menahan isakannya yang semakin menjadi.

"Melihat kondisimu yang seperti ini, ibuku tidak akan mungkin melanjutkannya. Pikirkan dirimu, Je. Aku mengkhawatirkanmu," Ucap Sehun sembari menggenggam tangan Sejeong.

OH MY GHOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang