"No one is very tough in this life. They just feel the sadness but they sometimes pretend to smile."
(Trans)
"Tidak ada seorang pun yang benar-benar sangat kuat dalam hidup ini. Mereka hanya merasakan kesedihan tetapi mereka terkadang berpura-pura...
Waduh dah lama gak apdet tapi btw gue dah selese ulangan semester and Free buat gue....
Gue bakal update sebanyak mungkin sebelum masuk semester 2 ... kalau bisa sih tamatin karena mau bikin new storiess...
Oke enjoy dear Don't forget to vote and comment
Warn 1000++
•○●♡●○•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kriett
Sejeong melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang rawat Baek, diikuti langkah Jungkook di belakangnya.
Sejeong mendekati laki-laki yang kini tengah terbaring lemah di atas kasur rumah sakit itu.
Perempuan itu duduk di kursi samping ranjang, sedangkan Jungkook duduk di sofa ungu di dalam ruang itu.
Sejeong menyentuh tangan Baek. Dingin.
Laki-laki yang sedari tadi terlelap mulai mengerjapkan matanya perlahan, membuat Sejeong tersenyum melihatnya. Berusaha melupakan segala kekhawatiran di kepalanya.
Baek membuka matanya sayu. Laki-laki itu tersenyum tipis.
"Je..."
"Terima kasih," Ucap Baek serak dan sangat kecil.
"Tidak perlu berterima kasih padaku Baek. Berterima kasihlah pada Tuhan. Atas kehendaknya kau masih dapat hidup," Baek tersenyum lalu mengangguk.
"Sudah makan?" Baek bertanya.
"Sudah. Bagaimana denganmu?" Tanya Sejeong.
"Aku sudah makan." Jawab Baek.
"Bagaimana keadaanmu? Sudah mulai membaik?" Sejeong memainkan jarinya di sprei kasur itu.
"Aku sudah mulai membaik. Dokter bilang aku mendapatkan luka dalam serius di punggungku. Namun, kini sudah berangsur pulih," Sejeong tersenyum.
"Syukurlah. Aku ikut senang mendengarnya," Baek menoleh ke arah sofa. Dilihatnya Jungkook dengan Handphone di tangannya.
Jungkook melirik kearah Baek dan melemparkan senyum hangatnya.
"Baek, gimana keadaan lu? Seharusnya waktu itu gue yang ngater kalian. Maafin gue. Gue merasa bersalah sama kalian. Terutama Sehun," Jungkook menghela napasnya.
"No problem. It's not your fault. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Lu gak tahu apa yang bakal terjadi malam itu," Baek tersenyum tipis.
"Tapi Sehun. Dia belum di temukan sampai sekarang. Gue gak sanggup ngelihat ibunya nangis sampai sekarang. Ibunya sakit, keluarga mereka semakin hancur," Sejeong membulatkan matanya, terkejut dengan perkataan Jungkook.
