*Halskette dalam bahasa Jerman berarti Kalung...
Okedeh karena hari ini ada waktu luang jadi bisa mengetikkk.
Btw ini udah chapt 31 dan bakal abis di part 50 perkiraanya sihhh.
Sebenarnya cerita ini lebih panjang dan rumit, but krn takut konsepnya hilang jadi di persingkat dan ambil point"nya aja.
Keep reading guys 💙
Warn 1000++ words
•°•°♡°•°•
Sejeong menggeser layar handphonenya, memilih nomor siapa yang akan ia hubungi.
Sejeong berhenti di taman biasa ia singgahi. Duduk di bawah pohon yang sama dan sering ia duduki.
"Aku harus menelpon siapa?" Sejeong masih berpikir dan memilih siapa yang sebaiknya ia hubungi.
"Kookie?" Sejeong dengan ragu menghubungi Jubgkook.
Terdengar nada sambung dari benda itu.
"Halo?" Jungkook memulai obrolan.
"Bisakah Kookie menjemputku di taman biasa?" Jungkook berdeham di ujung sana.
"Tentu saja, tunggu aku, ya," Sejeong mengakhiri sambungan telepon secara sepihak.
"Kamu tidak seharusnya melawan perkataan kakakmu. Dia lebih tua darimu," Sejeong menghela napasnya.
"Peduli sekali. Sejak kapan kau peduli tentang hidupku. Kau tidak tahu apa-apa," Sehun duduk di samping Sejeong.
"Kamu kenapa? Aku berbuat salah padamu? Aku hanya ingin memeberitahumu, kakakmu menyayangi dirimu seakan-akan kamu itu anaknya. Kamu seharusnya bisa bertanya dengannya baik-baik," Sejeong tersenyum miring.
"Pikirkan saja kesalahanmu. Aku tak akan memberi tahumu sebelum kamu mengetahuinya sendiri. Oh, iya kamu tidak berhak mencampuri urusan keluargaku. Aku lebih tahu dan aku yang merasakannya," Sehun diam dan beranjak.
"Aku tidak tahu apa kesalahanku. Kalau kamu membutuhkanku panggil saja. Anggap itu sebagai ungkapan maaf dariku. Kamu sepertinya tidak membutuhkan aku sekarang. Jaga dirimu," Sehun pergi dari taman itu.
"Je!!" Jungkook berlari kecil dan menghampiri Sejeong.
"Kookie," Sejeong berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY GHOST
Fanfiction"No one is very tough in this life. They just feel the sadness but they sometimes pretend to smile." (Trans) "Tidak ada seorang pun yang benar-benar sangat kuat dalam hidup ini. Mereka hanya merasakan kesedihan tetapi mereka terkadang berpura-pura...