Sekarang ini gue dan Melvi lagi di apartemennya Laura. "Lo kenapa, Na? Gue perhatiin dari tadi lo lebih banyak diem," tanya Laura yang dianggukin Melvi.
"Cerita dong sama kita, Na," ucap Melvi menimpali.
Mereka bener, gue harus ceritain masalah gue sama mereka siapa tau mereka bisa bantu gue.
"Kemarin malem gue pergi ke Bar sendirian, gue gak nyadar kalo gue udah kebanyakan minum dan akhirnya gue mabuk. Nah pas gue mabuk ada cowok yang nyamperin gue dan bawa gue ke mobilnya."
"Terus gimana?" tanya mereka antusias.
"Setelah itu gue gak inget apa apa lagi, dan tadi pagi gue bangun tidur keadaan gue udah telanjang dan cowok itu bilang kalau kita ngelakuin itu," Jelas gue yang sebisa mungkin menahan air mata gue.
"APAA!!!" ucap mereka bersamaan.
"Gue harus gimana sekarang?" tanya gue.
"Lo tenang dulu oke, siapa cowok yang udah ngelakuin ini sama lo?" tanya Melvi.
Gue ngeluarin kartu nama yang dikasi cowok itu dan ngasi ke Melvi.
"Oh Sehun," ucap Melvi.
"Lo kenal, Mel?" tanya gue.
"Gak kenal sih tapi gue tau dia, gue sering ngeliat dia ngumpul bareng sama Kai pacar gue," jelas Melvi.
"Jadi Kai kenal sama cowok brengsek itu."
Melvi menganggukan kepalanya.
"Kenapa lo baru cerita sekarang?" ucap Laura.
"Gue gak mau ngebebanin kalian dengan masalah gue. Gue gak bida berhenti mikirin Minhyun."
Tiba tiba ponsel gue bunyi ternyata panggilan ini dari Minhyun.
"Angkat aja, Na," ucap Melvi yang tau kalo gue gak berani ngejawab telepon dari Minhyun.
"Halo," ucap gue saat sudah menjawab panggilan.
"Halo sayang kamu lagi dimana?" tanya Minhyun diseberang sana.
"Aku lagi di apartemennya Laura, kenapa sayang?"
"Aku mau nepatin janji aku sama kamu."
"Janji apa?" tanya gue.
Sebelum menjawab gue denger Minhyun menghela napas.
"Janji kalau aku bakal ada waktu buat kamu.""Beneran?"
"Iya, aku jemput kamu disana ya."
"Iya kamu hati hati." balas gue.
"Love you."
"Love you too." Sahut gue dan mengakhiri panggilan.
"Apa katanya?" tanya Melvi.
"Dia mau nepatin janjinya kalo dia bakal ada waktu buat gue."
"Tumben," sahut Laura.
"Menurut kalian gue jujur aja gak sama Minhyun?" tanya gue.
"Menurut gue jangan dulu, Na," ucap Laura.
"Untuk sekarang ini sih jangan dulu gue aja kaget apalagi dia pacar lo, " ucap Melvi menimpali.
Ini yang paling gue suka dari mereka walaupun kadang bikin gue kesel tapi mereka juga selalu bisa buat gue sayang banget sama mereka.
***
"Sayang kita mau kemana?" tanya gue ke Minhyun yang masih fokus nyetir mobil.
"Mau ke apartemen aku."
"Aku kira kamu mau ngajak aku jalan, kalo ke apartemen kamu yang ada kamu malah sibuk ngurusin kerjaan dan nyuekin aku."
Minhyun ngegenggam tangan gue dan mengecupnya "Aku usahain hari ini buat kamu," ucapnya sesekali noleh ke arah gue.
"Kamu tunggu disini aku mau mandi dulu," ucap Minhyun saat kita baru aja sampe di apartemennya.
Gue nyuekin dia dan langsung duduk di sofa, gue masih kesel dia bawa ke apartemennya yang ujung ujungnya gue pasti bakal di cuekin.
Minhyun terkekeh pelan dan nyamperin gue "Sayang hari ini buat kamu percaya sama aku, jangan ngambek gitu," ucapnya ngecup bibir gue.
"Maaf," ucap gue meluk Minhyun, gue tiba tiba ngerasa bersalah banget sama dia.
"Maaf untuk apa sayang?" tanya Minhyun sambil ngebalas pelukan gue.
"Maaf karena aku udah nyuekin kamu tadi."
"Tumben minta maaf soal kayak gitu."
"Ish nyebelin," Sahut gue.
Minhyun nyiumin ceruk leher gue tapi dia tiba tiba berhenti dan natap gue dengan tatapan mengintimidasi.
"Kenapa?" tanya gue.
"Leher kamu kenapa?."
Jangan bilang leher gue ada kissmark?!
"Kamu selingkuhin aku, Na?" ucapnya dan terus natap gue dengan tajam.
"Aku enggak pernah selingkuhin kamu," Jawab gue sambil menggelengkan kepala.
"Terus bekas ciuman dileher kamu itu apa?!" Minhyun mulai ngebentak gue, selama kita pacaran dia gak pernah ngebentak gue kayak gini.
"Aku bisa jelasin. Ini gak seperti yang kamu pikir," ucap gue megang tangan Minhyun.
Tanpa gue duga Minhyun ngedorong tubuh gue yang bikin gue jadi duduk di lantai. "Jelasin apa lagi!! Jelas-jelas kamu udah selingkuhin aku! Kamu benar-benar menjijikan."
Ngedenger Minhyun bilang kayak gitu ngebuat perasaan gue sakit banget, gue gak bisa untuk gak nangis.
"Gak usah ngeluarin air mata buaya kamu karena itu gak akan mempan."
Gue segera bangkit dari lantai dan berdiri tepat di depan Minhyun.
"Air mata buaya kamu bilang, Ini, karena ada bekas ciuman di leher aku kamu bilang aku selingkuh. Kalau aku emang ada niat buat selingkuh udah dari dulu aku lakuin apalagi aku punya pacar kayak kamu yang gak pernah ada waktu buat aku, tapi aku gak ngelakuin itu karena apa, karena aku sayang sama kamu," ucap gue dengan air mata yang terus mengalir.
"Mending kamu pergi dari sini dan satu lagi kita PUTUS." ucap Minhyun menekankan kata 'putus'.
"Kalo itu mau kamu oke kita putus, tapi satu hal yang harus kamu tau aku gak pernah selingkuhin kamu," sahut gue sambil nunjuk wajah Minhyun dan berlalu dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Mistake ✔
Fanfictionbecause mistakes do not always have to be regretted #1 - Mistake 23.11.18