25

263 13 1
                                    

Gue dan Sehun sampe di apartemen jam 12 malem, gue langsung merebahkan diri di sofa, Sedangkan Sehun mengambil minum di dapur.

Setelah dari dapur Sehun menghampiri gue. "Sayang tidurnya di kamar aja," ucapnya sambil menarik tangan gue.

"Gendong," ucap gue dengan nada manja.

Sehun membungkukan badannya dan menyuruh gue supaya naik ke punggungnya. Saat gue sudah berada di gendongan Sehun.  Gue menciumi pipi dan ceruk lehernya.

"Sayang geli," ucap Sehun sambil membuka kenop pintu.

Saat sudah sampai di dalam kamar Sehun menurunkan gue di ranjang, dia juga ikut merebahkan dirinya di ranjang.

"Aku berat ya."

"Engga kok," Jawab sehun sambil membuka kancing kemejanya.

Gue menyentuh perut Sehun "Seksi," ucap gue.

"Kamu suka?"

"Suka," jawab gue.

Sehun yang mendengar itu langsung menindih badan gue "Kamu nakal ya," ucapnya dan mencium bibir gue.  Gue membalas ciuman Sehun lalu mengalungkan kedua tangan di leher Sehun. Ciuman Sehun kali berbeda, ciuman ini lebih menuntut sampe akhirnya gue melepaskan pangutan bibir kita karena pasokan oksigen yang kian menipis.

Gue menatap mata Sehun "Apa kita akan melakukannya sekarang?"

Sehun mengecup kening gue. "Kalo kamu belum siap aku gak bakal maksa kamu sayang."

Gue mengelus pipi Sehun. "Aku udah siap, udah siap dari kemaren-kemaren malahan."

Gue meminta Sehun menyingkir dari atas badan gue. Sehun mengeryitkan dahinya, tapi tetap menuruti permintaan gue. Gue mengubah posisi menjadi duduk.

"Sekarang kamu bukain gaun aku," ucap gue sambil mengangkat kedua tangan gue ke atas.

Senyum tersenyum lalu menarik gaun yang gue pake ke atas melewati kepala.

"Sayang tubuh kamu bener-bener indah," ucap Sehun.

"Reaksi kamu kayak baru pertama kali ngeliat aja."

Sehun tidak membalas ucapan gue dia kembali menindih badan gue dan mulai menciumi bibir gue. Ciumannya lebih kasar, dia melumat bibir atas dan bawah gue. Sekarang Sehun sudah mencium leher dan buah dada gue. Entah sejak kapan dia sudah melepaskan bra dan celana dalam yang gue pake.

"Eungh.." lenguhan keluar dari mulut gue.

"Sayang, aku bakal pelan-pelan. " Sehun melepaskan celana yang dia pake, sekarang Sehun bener-bener telanjang.

"Iya."

Setelah mengucapkan itu gue merasakan sakit yang luar biasa padahal ini bukan yang pertama kalinya gue melakukan ini.  Tapi sakit yang gue rasakan hanya sebentar karena setelahnya hanya ada kenikmatan. Malam ini Sehun bener-bener berhasil membuat gue mendesahkan namanya berkali-kali.

***

Suara handphone gue yang berbunyi menggangu tidur nyenyak gue, Sehun yang masih tidur di sebelah gue pun ikut terbangun.

"Siapa sih yang ngeganggu tidur kita," ucap Sehun dengan suara khas baru bangun tidurnya.

Saat akan bangkit untuk mengambil handphone gue yang ada di nakas, tiba-tiba gue merasakan sakit di selangkangan gue.

"Biar aku aja yang ngambil."

Sehun mengambil handphone dengan tubuh yang masih telanjang, walaupun kita sudah menikah tetep aja gue malu ngeliat.

Sehun menyerahkan handphone gue dan kembali berbaring di ranjang.

Melihat nama Laura yang tertera di layar handphone gue langsung mengangkat panggilannya.

"Halo, kenapa La?"

"Lo nanti ke butik Na?"

"Aahh.." desah gue karena tangan  Sehun sedang meremas dada gue.

Sehun tersenyum jahil, gue pun langsung menepis tangannya dan mencubit hidungnya.

"Sakit sayang," ucap Sehun karena cubitan gue di hidungnya.

"Halo, Na lo lagi ngapain?" tanya Laura. Gue pun melepaskan cubitan gue di hidung Sehun.

"Gue gak ngapa-ngapain kok. Gue nanti ke butik La, emang kenapa?"

"Gue mau bilang kalo hari ini gue engga bisa ke butik karena gue mau jalan sama Chanyeol, lo gak kenapa kan?"

"Iya gak kenapa La, have fun."

"Thank you Na, sorry ganggu waktu tidur lo."

"Iya gak papa, bye La," ucap gue dan mengakhiri panggilan.

"Apa katanya?" tanya Sehun sambil memegang hidungnya yang memerah akibat cubitan gue.

"Laura gak ke butik hari ini karena mau jalan sama Chanyeol, aku terlalu keras ya nyubit hidung kamu sampe merah gitu."

"Tau ah." Sehun memakai celananya kembali dan berjalan keluar kamar.

"Bodo! siapa suruh tangan kamu nakal, sekarang malah ngambek dasar bocah!," teriak gue dan melemparkan bantal ke arah Sehun.

Sehun berhasil menghindari bantal dari gue "Engga kena," ucapnya dan menjulurkan lidahnya.

Gue mengambil kemeja Sehun  dan memakainya. Gue menghampiri Sehun lalu memukul lengannya.

"Dasar suami kurang ajar."

Sehun terkekeh pelan lalu memeluk gue. "Maaf, aku tadi cuma pengen ngeliat muka kesel kamu."

Gue membalas pelukan Sehun erat "Dan kamu berhasil bikin aku kesel."

A Beautiful Mistake ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang