26

259 14 0
                                    

Pagi ini gue dan Sehun memutuskan untuk sarapan pagi di luar, gue engga sempat buat sarapan karena Sehun ngajakin gue bercinta dan akibatnya gue jadi susah jalan kayak sekarang.

"Kamu mau pesen apa sayang?" tanya Sehun.

"Samain aja."

Sehun memanggil pelayan dan mengatakan pesanannya.

"Masih sakit?" tanyanya.

"Udah engga, cuma jalannya agak susah."

"Maaf ya, aku selalu bergairah kalo udah di deket kamu."

"Iya aku tau kok kamu kan sekarang ketularan Kai jadi mesum."

Sehun terkekeh pelan dan mengelus pipi gue. "Why do you look so beautiful?"

"Because you love me," jawab gue sambil tersenyum manis.

Pelayan datang membawa pesanan Sehun tapi tiba-tiba pelayan itu engga sengaja menumpahkan teh yang dibawanya mengenai kemeja Sehun.

"Maaf Tuan saya tidak sengaja menumpahkannya, saya bener-bener minta maaf," ucapnya sambil menunduk.

Sehun menatap tajam pelayan tersebut lalu membersihkakan kemejanya.

"Kamu gimana sih! pakaian saya jadi kotor gini gara-gara kamu. Apa perlu saya manggil manager disini supaya kamu dipecat!" kata Sehun sedikit membentak.

"Sayang udah dong dia kan gak sengaja," ucap gue.

"Tapi sayang teh itu panas dan kemeja aku jadi kotor gini."

"Iya, tapi kan dia engga sengaja sayang. Udah dong jangan marah gitu dan untuk mbak lain kali hati-hati ya. Supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi."

"Sekali lagi saya minta maaf Tuan, saya akan membuatkan teh yang baru." Pelayan itu melihat gue "Dan terima kasih banyak Nyonya, saya permisi," ucapnya sopan.

Setelah kepergian pelayan tersebut gue menatap Sehun yang juga sedang menatap gue.

"Kamu tadi kenapa galak banget sih kasian kan dia takut banget waktu kamu bilang mau manggil manager disini."

"Aku tadi bener-bener emosi, tapi sayang apa kamu selalu baik hati kayak tadi?"

"Of course."

Sehun bangkit dari duduknya lalu mengecup kening gue. "Aku memang beruntung punya kamu, aku ke toilet dulu ya, mau bersihin ini." Sehun menunjuk kemejanya.

"Mau aku temenin?"

"Engga usah kamu disini aja, aku gak lama kok."

Gue mengangukan kepala tanda mengerti, Sehun kembali dari toilet tepat setelah pelayan mengantarkan teh. Mata gue rasanya mau keluar aja ngeliat Sehun, dia keluar dari toilet dengan kemeja yang semua kancingnya terbuka membuat semua tatapan melirik ke arahnya.

"Sayang kemeja kamu kok kancingnya di buka semua?"

"Iya, kemejanya aku basahin pake air jadinya aku buka semua kancingnya biar cepet kering," J
jelas Sehun.

"Aduh sayang kamu ada-ada aja sih, liat semua orang jadi ngeliat ke arah kita."

"Biarin aja," jawab Sehun cuek.

Gue dan Sehun mulai memakan sarapan kita.

"Sayang, nanti aku temenin kamu di butik ya. Kan gak ada Laura.

"Emang kamu engga ke kantor?"

"Engga, aku gak ada kerjaan di kantor hari ini."

"Boleh."

****

Baru aja gue membuka butik udah ada karyawan yang dateng, karyawan gue emang rajin-rajin.

"Pagi, Bu," papanya.

"Pagi."

Gue tersenyum ke arahnya, tapi yang bikin gue kesel saat mereka lagi kerja mereka gak fokus karena ngeliat ke arah Sehun yang sedang asyik memainkan ponselnya. Pasti karena kemeja Sehun yang terbuka mereka jadi gak fokus, ini susahnya punya suami ganteng dan juga seksi.

Gue mendekat ke arah Sehun lalu mengaitkan kancing kemejanya satu- persatu, Sehun cuma menatap gue dengan wajah bingungnya.

"Aku gak mau karyawan aku jadi gak fokus kerja gara-gara kamu mengumbar badan kamu yang seksi ini." Ucap gue menangkup kedua pipi Sehun lalu mengecup bibirnya.

Karyawan gue yang melihat itu langsung kembali fokus pada pekerjaanya, mungkin mereka takut gue pecat karena udah berani ngeliat suami gue kayak tadi.

"Bilang aja kalo kamu cemburu," ucap Sehun dan mendudukan gue di pangkuannya.

"Iya, itu alasan yang pertama."

Sehun terkekeh pelan lalu menempelkan bibirnya ke bibir gue.

"Waduh lo berdua gak tau tempat banget."

Mendengar itu gue dan Sehun pun menoleh ke arah sumber suara dan disana ada Melvi dan juga Kai.

Gue bangkit dari pangkuan Sehun dan kembali duduk di sofa.

"Tumben banget lo berdua kesini," ucap gue.

"Gue kesini mau fitting gaun pengantin, Na," jawab Melvi yang berhasil membuat gue dan juga sehun cukup terkejut.

"Lo mau menikah? Kapan? Udah mau fitting gaun pengantin aja."

"Gue udah ngelamar Melvi, Na. Dan kita akan menikah minggu ini," sahut Kai.

"Jangan bilang Melvi hamil," ucap Sehun.

Kai tertawa meremehkan "Emangnya gue kayak elo apa, gue sama Melvi memutuskan untuk menikah karena kita memang udah siap bukan karena Melvi hamil."

"Kalo gitu selamat buat lo berdua dan selamat juga karena udah bikin gue sama istri gue kaget tadi," balas Sehun.

Pandangan Gue melihat ke luar butik dan kening gue mengkerut saat ada seseorang yang dari tadi melihat ke arah gue. Gue pun bangkit untuk melihat lebih jelas siapa orang itu, tapi dia langsung lari gitu aja.

"Ada apa sayang?" tanya Sehun.

"Ada orang yang mencurigaka, aku takut," Jawab gue lalu memeluk Sehun.

Sehun mengelus rambut gue yang membuat gue merasa nyaman. "Kamu ngeliat wajahnya?"

"Engga, dia pake topi dan juga masker pokonya dia mencurigakan."

Sehun megeratkan pelukannya sambil mencium puncak kepala gue. "Kamu tenang aja kan ada aku disini.

A Beautiful Mistake ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang