Gue menatap Minhyun dengan tajam begitu pun sebaliknya.
"Lo engga mau nanya gimana kabar gue, Na?"
Gue tersenyum meremehkan.
"Mau lo apa sih?"
Minhyun terkekeh "Kenapa lo nyelingkuhin gue, Na?"
"Kenapa lo selalu bilang kalo gue nyelingkuhin lo, gue engga pernah selingkuh sama siapapun saat gue pacaran sama elo!!" ucap gue dan bersiap beranjak dari sana, tapi ucapan Minhyun berhasil menghentikan gue.
"Gue mau lo ninggalin Sehun."
Gue langsung mengambil jus jeruk dan menuangkannya di atas kepala Minhyun.
"Ninggalin Sehun demi sampah kayak elo? Itu gak akan pernah terjadi dan lo jangan pernah ganggu gue lagi!"
"Oke kalo itu mau lo gue bakal pake cara gue sendiri," teriak Minhyun karena gue udah berjalan meninggalkan restaurant.
Saat gue keluar dari restaurant gue terkejut melihat Sehun ada disini, Sehun melipat kedua tangan di depan dada sambil bersandar di mobilnya.
"Kamu kok bisa disini?"
"Laura yang ngasi tahu aku, urusan kamu udah selesai sama Minhyun? Dan kenapa kamu engga ngebolehin Laura ngehubungin aku?"
Gue menarik napas sejenak dan mengumpat Laura dalam hati.
"Aku gak mau kamu khawatir dan darimana kamu tahu soal Minhyun?" tanya gue.
"Gak penting aku tahu darimana yang aku mau tanyain apa yang kamu bicarain sama Minhyun di dalem?" tanya Sehun dengan tegas.
"Sayang, aku baru tahu kalo orang itu Minhyun aku gak bicarain apapun. Aku cuma bilang sama dia untuk gak ganggu aku lagi."
Jelas gue berbohong, kalo gue bilang yang sebenernya Sehun pasti bakal berurusan lagi sama Minhyun dan gue engga mau itu terjadi karena gue gak mau Sehun kenapa-napa.
"Kamu bohong," ucap Sehun lalu masuk ke dalam mobil."
***
Dari dalam perjalanan dan sampai sekarang udah di apartemen Sehun memasang wajah dinginnya dia pasti marah sama gue.
Sehun berjalan mendahului gue untuk masuk ke dalam kamar, gue langsung memeluknya dari belakang.
"Sayang, jangan marah."
Sehun membalikan tubuhnya untuk menghadap gue.
"Kalo kamu gak mau aku marah mending kamu jujur sama aku, aku tahu kamu bohong," ucap Sehun sambil mengelus pipi gue.
Tanpa sadar air mata gue keluar gitu aja.
"Sayang, kamu nangis? Maafin aku." Sehun memeluk gue dengan erat.
Gue menggelengkan kepala. "Aku nangis bukan karena kamu, tapi aku nangis karena aku takut Minhyun ngelakuin sesuatu yang gak pernah kita duga."
Sehun melepaskan pelukannya. "Apa yang bajingan itu bilang sama kamu?"
"Dia mau aku ninggalin kamu dan karena aku gak mau dia bilang mau ngelakuin itu dengan caranya sendiri. Aku takut, dia gak pernah main-main sama ucapannya Sehun."
Sehun mencium kening gue. "Sayang kamu gak perlu takut dia gak bakal bisa ngelakuin apapun untuk memisahkan kita dan kalo itu sampai terjadi aku bunuh aja dia."
"Apaan sih Aku gak mau punya suami pembunuh ya!" ucap gue sambil menghapus air mata gue dengan cepat.
Sehun terkekeh pelan "Aku cuma bercanda, gitu dong jangan nangis."
Gue mengecup bibir Sehun dan melingkarkan kedua tangan gue di lehernya.
"Kamu udah muntah, Na?" tanya Sehun.
"Maksud kamu?" tanya gue tidak mengerti.
"Maksud aku hamil."
"Aduh sayang baru juga buat gak mungkin hamil secepat itu."
Sehun kelihatan kecewa, tapi langsung berganti dengan cengiran khasnya.
"Gimana kalo kita buat lagi?"
"Not a bad idea."
"I like you like this." jawab Sehun lalu menggendong gue menuju ke kamar.
***
Gue bangun tidur tanpa Sehun di samping gue, gue pun keluar kamar dan melihat Sehun tidak sendiri karena ada Kris juga.
Ngapain Kris pagi-pagi kesini?.
"Morning baby, sini duduk di sebelah aku," ucap Sehun dan mencium puncak kepala gue.
"Morning," balas gue.
"Hai Kris apa kabar?" sapa gue.
"Kabar saya baik Nyonya, bagaimana dengan Nyonya?"
"Seperti yang kamu lihat saya baik."
"Kris bakal ngasi tahu kita soal Minhyun," ucap Sehun.
"Minhyun?"
Sehun menaikkan kedua alisnya seolah malas untuk membicarakan ini.
"Dari informasi yang saya dapat Minhyun telah bebas dari penjara sekitar seminggu yang lalu dan dia dibebaskan karena mendapat jaminan dari Ayahnya," jelas Kris.
"Dan Kris juga yang ngasi tahu aku kalo orang yang ngikutin kemana pun kamu pergi itu Minhyun," jelas Sehun.
"Kris kamu bisa tinggalin saya berdua sama suami saya," ucap gue.
"Kalo begitu saya permisi dulu Tuan dan Nyonya."
"Terima kasih Kris," jawab gue.
Sehun menatap gue dengan bingung.
"Kenapa kamu nyari informasi tentang Minhyun?"
"Iya karena aku rasa aku perlu tahu soal dia," jawab Sehun santai.
"Aku kan udah bilang aku gak mau kamu berurusan sama orang kayak Minhyun."
"Aku cuma nyari informasi tentang dia karena aku pengen tau sehebat apa orang itu."
"Sama aja Sehun, dengan kamu mencari informasi soal Minhyun secara gak sadar kamu udah berurusan sama dia," ucap gue.
"Aku gak takut sama dia."
"Iya kamu gak takut tapi aku yang takut, aku takut kamu kenapa-napa karena Minhyun," ucap gue dan berlalu darisana.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Mistake ✔
Fanfictionbecause mistakes do not always have to be regretted #1 - Mistake 23.11.18