Gue lagi bermalas-malasan di sofa sambil bermain handphone tiba-tiba gue merasakan mual, gue segera berlari ke kamar mandi.
"Huek..huek."
Tunggu dulu gue mual? Apa gue hamil.
Gue mengambil testpack di laci lalu segera mengeceknya dan bener, ada dua garis merah yang artinya gue hamil.
Gue bener-bener bahagia, gue harus ngasi tahu berita bahagia ini sama suami gue.
Gue menghubungi Sehun tapi panggilanya gak dijawab, gue mencoba menghubunginya lagi sampe pada akhirnya panggilannya terjawab.
"Halo sayang aku...."
"Halo Na, ini gue Kai."
Gue mengerutkan kening, kenapa Kai yang ngejawab panggilan telepon gue?
"Kok elo yang jawab? Sehun mana? Dan kenapa lo bisa sama Sehun?"
"Vienna lo bisa ke rumah sakit sekarang."
"Ngapain gue ke rumah sakit? Sehun dimana? Kasi ponselnya ke Sehun gue mau bicara sama suami gue." Gue mulai meninggikan suara.
"Vienna."
Gue bisa ngedenger Kai menghela napasnya, perasaan gue mulai engga enak apa yang sebenarnya terjadi? Tuhan jangan sampe ada hal buruk yang terjadi.
"Sehun mengalami kecelakaan Na," ucap Kai yang berhasil membuat jantung gue rasanya berhenti berdetak.
Gue langsung mengambil kunci mobil dan langsung menuju rumah sakit.
"Kamu pasti bakal baik-baik aja sayang." Hanya itu kalimat yang terucap saat gue mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.
Saat sampai di rumah sakit gue langsung berlari dan menemukan Melvi sedang berada di ruang tunggu.
"Mel, gimana keadaan Sehun?"
Melvi memeluk gue. "Gimana keadaan Sehun, Mel? Gue mau ketemu suami gue biarin gue masuk."
"Sehun lagi ditanganin sama Kai, lo harus tenang Sehun pasti baik-baik aja suami lo orang yang kuat."
"Kenapa ini bisa terjadi?"
"Nyonya bisa kita bicara sebentar ini tentang Tuan Sehun."
Gue menghapus air mata gue.
"Ada apa Kris?"
"Begini Nyonya setelah saya dan polisi menyelidiki kecelakaan yang dialami oleh Tuan, ternyata kecelakaan yang dialami oleh Tuan sudah direcanakan."
"Apa!! siapa yang sudah merencanakan semua ini?."
"Minhyun, dia yang telah menyabotase mobil milik Tuan, dia sengaja mengikuti Tuan saat pergi ke kantor hanya untuk mengetahui rencananya berhasil atau tidak. Tapi naasnya saat kecelakaan itu terjadi lalu lintas menjadi kacau dan mobil Minhyun juga ikut mengalami kecelakaan yang menyebabkannya meninggal dunia," jelas Kris.
"Minhyun meninggal dunia?"
"Iya Nyonya, jenazahnya sudah dibawa pulang untuk dimakamkan."
"Terima kasih untuk informasinya Kris."
"Maafkan saya Nyonya, saya memberitahu ini saat keadaan belum membaik, tapi saya merasa Nyonya harus tahu ini secepatnya."
"Saya mengerti, sekali lagi terima kasih Kris."
"Itu sudah menjadi tugas saya Nyonya dan saya yakin Tuan akan segera sadar. Tuan bukan orang yang lemah, saya permisi Nyonya."
Tepat saat Kris undur diri Kai keluar dari ruangan tempat Sehun ditangani.
"Gimana keadaan Sehun? Dia baik-baik aja kan?" tanya gue.
"Na, keadaan Sehun kritis kecelakaan itu hampir membuat Sehun kehilangan nyawanya."
"Gue boleh masuk ke dalam?"
Kai memeluk gue sebentar lalu menganggukan kepalanya.
Gue masuk ke dalam ruangan dan melihat Sehun terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Gue menggenggam tangan Sehun lalu mengecupnya.
"Sayang, aku hamil kamu harus sadar. Jangan tinggalin aku," ucap gue dengan air mata yang terus keluar tanpa bisa gue tahan.
Jangan tinggalin aku sayang aku engga bisa hidup tanpa kamu disisi aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Mistake ✔
Fanfictionbecause mistakes do not always have to be regretted #1 - Mistake 23.11.18