"Jadi Bokap lo nyuruh lo ngundang Sehun makan malem di rumah lo gitu," ucap Melvi setelah gue menceritakan semuanya.
Melvi sama Laura lagi di rumah gue. Lebih tepatnya di dalem kamar gue. Gue sampai nyuruh mereka dateng ke rumah gue malem malem begini karena daritadi gue gak bisa tenang setiap inget ucapan papa yang pengen gue ngundang Sehun makan malem di rumah kita.
"Iya gitu, gue harus gimana Mel?" tanya gue.
"Lagian lo pake ngaku temennya gini kan jadinya," sahut Laura.
"Gue gak kepikiran kesana, La," jawab gue.
"Kalo udah kayak gini mau gak mau lo harus ngedatengin Sehun dan bilang kalo Papa lo ngundang dia makan malem."
"Lo gila apa! Gue gak mau."
"Lo tinggal pilih deh, Na. Lo milih ngedatengin Sehun apa lo mau ketahuan bohong sama Bokap lo tentang apa yang udah terjadi diantara lo sama Sehun," ucap Melvi.
"Dengan lo ngasih pilihan kayak gitu ke gue ngebuat kepala gue makin pusing."
"Iya mau gimana lagi, gue jadi ikut pusing sama masalah lo," sahut Melvi.
"Sama gue juga ikut pusing, menurut gue ya, Na. Lo emang di takdirkan sama Sehun," ucap Laura.
"Kenapa lo bilang kayak gitu?."
"Yang pertama lo ketemu sama Sehun di butik karena Sehun lagi ngejemput Seira yang ternyata adalah adiknya. Yang kedua Sehun rekan bisnis bokap lo, dan karena kebohongan lo yang bilang Sehun temen lo. Bokap lo jadi nyuruh lo ngundang Sehun makan malem," jelas Laura panjang lebar.
"Gak ada kebetulan yang terjadi terus menerus Vienna, itu semua memang ditakdirkan," ucap Laura lagi.
"Bener banget, gue setuju sama Laura. Sekarang lo mau milih yang mana Na?" tanya Melvi.
"Besok pagi gue bakal dateng ke kantornya Sehun, tapi gimana kalo dia gak mau makan malem di rumah gue," ucap gue.
"Iya juga gimana kalo dia gak mau," ucap Laura.
"Kalo dia gak mau berarti gue buang buang waktu aja dong kesana."
"Kalo dia gak mau, lo bakal bilang apa sama Bokap lo?" tanya Melvi.
"Kalo gue bilang Sehun gak bisa karena sibuk, Bokap gue pasti bilang 'ajak Sehunnya pas dia ada waktu' dan kalo gue bilang Sehun gak mau, mana mungkin temen gak mau di ajak makan malem ke rumah temennya. Pasti Bokap gue bakal mikir kayak gitu. Aduh gue gak tau harus bilang apa."
"Lo besok ngurung diri di kamar aja deh, Na. Lo yang punya masalahnya malah gue yang pusing," sahut Laura.
"Berarti lo harus bisa bikin Sehun mau makan malem di rumah lo kalo lo gak mau ketahuan bohong sama Bokap lo," ucap Melvi.
"Gue pasrah aja deh, gue cuma berdoa sama Tuhan semoga Sehun mau makan malem di rumah gue," jawab gue.
***
"Permisi." ucap gue pada seorang wanita yang sepertinya adalah sekretarisnya Sehun.
Sekarang ini gue lagi di Perusahaannya Sehun. Gue gak nyangka dia punya perusahaan sebesar ini. Perusahaannya gak kalah besar sama Perusahaan punya papa gue.
"Iya ada yang bisa saya bantu?"
"Bisa bertemu dengan Oh Sehun?" tanya gue.
"Maaf dengan siapa?"
"Vienna," jawab gue sambil tersenyum.
"Apakah sudah ada janji untuk bertemu?" Tanyanya sopan.
"Belum."
"Kalau begitu tunggu sebentar saya akan tanyakan dulu." ucapnya dan masuk ke dalam ruangan.
"Silakan masuk." Kata wanita itu saat sudah keluar dari dalam ruangan yang gue balas dengan senyuman.
Gue melangkah masuk ke dalem ruangannya Sehun, pandangan Sehun langsung tertuju ke arah gue.
Kenapa gue jadi gugup gini?
"Silakan duduk," ucapnya.
Gue duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Sehun.
"Gue kesini mau,-" belum sempat gue selesai ngomong tapi Sehun udah nyela omongan gue gitu aja.
"Gue belum nyuruh lo untuk ngomong," ucap Sehun.
Gue gak boleh kesel, mungkin gue emang kurang sopan tadi.
"Terus kapan gue boleh ngomong?" tanya gue sambil tersenyum terpaksa.
"Lo boleh ngomong kalo gue udah selesai baca semua isi map ini."
Mata gue seketika langsung melotot, gila ni orang mapnya sebanyak itu dan dia nyuruh gue nunggu sampe dia selesai baca.
"Kalo lo gak mau lo bisa pergi," ujar Sehun.
"Gak, gue bisa nunggu sampe lo selesai baca semua map itu," ucap gue.
Sehun cuma nganggukin kepala. Kalo bukan karena gue gak mau ngecewain Papa, udah gue tendang lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Mistake ✔
Fanfictionbecause mistakes do not always have to be regretted #1 - Mistake 23.11.18