Tolong beri kritik dan saran supaya saya bisa memperbaiki kesalahan pada cerita ini! ✌✌
SELAMAT MEMBACA MANTEMAN!
****
Pagi ini, langit begitu cerah dan burung-burung berkicau ria. Mentari bersinar terang, memberikan kehangatan untuk mereka yang akan memulai aktivitasnya.
Tapi, sepertinya mentari tidak memberikan kehangatannya pada mereka yang belum bangun. Mungkin karena tidur larut malam, jadinya mereka belum bangun.
Mereka masih bergelut dengan bantal dan selimut di kamar mereka masing-masing. Tapi ada satu diantara mereka yang sepertinya sudah bangun.
Faizan Haziq, remaja itu sudah bangun sejak tadi subuh. Ia memang tidak terbiasa bangun siang. Bahkan jika ia tidur larut malam, tetap saja ia akan bangun pagi-pagi. Itu sudah jadi kebiasaannya.
Ia berjalan menuju arah balkon yanga ada lantai dua itu. Ia menikmati pemandangan pagi hari yang ada di sekitar Villa itu.
"Nikmat mana lagi yang aku dusta kan tuhan? Tidak ada." batin Faiz seraya tersenyum dan menghirup udara pagi yang begitu segar.
Tiba-tiba Faiz ingin pipis. Ia berlari menuju toilet yang ada di luar kamar. Ia masuk di dalam toilet itu. Terdengar air mengalir. Itu tandanya ia selesai pipis.
Baru ia memegang gagang pintu toilet, lampu langsung mati. Faiz langsung gemetar, keringatnya sudah keluar disekitar pelipisnya. Dan....
Brukhh!
****
Nindi baru saja bangun. Andai bukan karena alarm ponselnya yang berbunyi, mungkin cewek itu belum bangun.
Ia menggerutu dan hampir membanting ponselnya ke lantai. Kalau dia tidak langsung sadar akan hal yang hampir ia lakukan, mungkin benda pipih itu sudah tak berbentuk lagi.
Nindi berjalan keluar kamar. Ia menuju kearah lemari pendingin yang berada di sudut ruangan di lantai dua itu. Ia mengambil sebotol air putih lalu meminumnya. Perlahan, teguk demi teguk air itu masuk dan membasahi tenggorokannya yang sedari tadi kering.
Nindi langsung bernafas lega sesaat setelah minum air. Ia kembali berjalan kearah kamar yang ia tempati. Tapi baru setengah perjalanan, ia langsung menengok ke arah toilet yang berada di ujung, dekat pintu balkon. Ia melangkahkan kakinya ke arah toilet itu.
"Lah kok nih toilet lampunya masih nyala? Kan udah pagi." batin Nindi. Ia langsung menekan tombol off untuk mematikan lampu itu.
Perlu kalian tahu, di Villa itu terdapat dua tombol on off lamp pada toiletnya yaitu pada bagian luar dan bagian dalam. Jadi, jika kita lupa mematikan lampu sewaktu kita masih di dalam, maka langsung saja menekan tombol yang ada di luar toilet dan lampu akan mati. Back to story!
Brukhh
Tiba-tiba terdengar suara orang jatuh dari dalam toilet. Nindi langsung terkejut di buatnya.
"Aduh jangan-jangan orang di dalam toilet?" pikir Nindi.
Ia mencoba membuka pintu itu tapi terkunci lalu menggedor-gedornya. Tapi tak ada seorang pun yang menyahut. Ia langsung panik.
Ia berlari ke kamar para cowok untuk di mintai bantuan. Ia membuka pintu kamar itu dan berlari kearah sisi ranjang untuk membangunkan para cowok itu.
"Hei bangun! hei bantuin gue!" Nindi menggoyang-goyangkan tubuh Ijal yang masih tertutup selimut.
"Apasih Nin? Masih pagi juga udah ribut aja!" Ijal mengerjapkan matanya lalu mengubah posisinya menjadi duduk.
"Itu di toilet, gue dengar kek ada orang jatuh! Pas gue mau buka, pintunya terkunci! Gue gedor-gedor tapi gak ada yang nyahut!" Ijal tersadar sepenuhnya ketika mendengar penjelasan Nindi. Genta yang tadinya masih tidur, juga ikut terbangun ketika mendengar keributan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trauma (TAMAT)
Teen FictionSiapkan hatimu, buatlah tameng yang kokoh sebab cerita ini akan menjungkir balikkan hati serta menguras emosi pembacanya. Love In Trauma bercerita tentang Trauma dan Ketakutan pada masalalu, Pertikaian dan Kesalapahaman dalam Persahabatan, Kemampuan...