Tolong beri kritik dan saran supaya saya bisa memperbaiki kesalahan pada cerita ini!✌✌
SELAMAT MEMBACA MANTEMAN!
****
Hari ini mereka berencana untuk me-refresh otak setelah belajar berjam-jam dan membuat otak mumet. Spot mereka kali adalah pantai kecil yang ada di pinggir kota.
Mumpung Hari ini dan esok adalah weekend, maka mereka memutus untuk menyewa dua wisma dan menginap ketika sampai di sana. Tentunya seizin orang tua masing-masing.
Setelah sampai di tempat itu, mereka langsung disugukan oleh pemandangan yang memanjakan mata. Bagaimana tidak, hamparan laut biru yang luas terpampang nyata di depan mereka.
Nikmat tuhan mana lagi yang engkau dustakan? Mereka semua berdecak kagum melihat ciptaan tuhan yang begitu indah.
Setelah menikmati pemandangan indah itu, mereka langsung menuju ke wisma untuk mengistirahatkan tubuh sejenak sebelum kembali ke pantai itu untuk bermain dan bersenang-senang.
Wisma mereka berbentuk rumah panggung yang terlihat kokoh dengan estetik yang begitu kental. Dua wisma itu berdampingan. Yang di sebelah kanan untuk para cowok dan yang kiri untuk para cewek.
Di wisma para cowok.
Genta langsung mendatarkan bokongnya di kasur empuk yang ada di wisma itu. "Gila! Akhirnya kita bisa refresing juga! Sumpah! Otak gue mumet tau gak belajar mulu." Ucapnya sangat excited.
Dirka ikut mendaratkan bokonya di kasur itu dan langsung berbaring dengan kaki terjulur ke lantai. "Nah! Itulah yang gue rasain pas kuliah dulu. Apalagi kalo tugas dari dosen udah numpuk. Gila! Gila! Siksaan dunia banget bray!" Ia mengingat masa kuliahnya yang sangat tidak menyenangkan itu. Apalagi dulu ia jauh dari penyemangatnya, Rena. Itu tambah membuatnya tidak semangat menjalani kuliah.
Faiz langsung menepuk perut Dirka. "Halah! Itu karena Rena jauh dari elo kan Bang? Makangnya gak semangat kuliah." Faiz seperti membaca pikirannya. Ia langsung bangun dari baringnya sambil mengusap perutnyanya yang dipukul Faiz tadi.
Dirka langsung merangkul Faiz yang sedang duduk di dekatnya. "Ehehehe tau aja lo tong," jedanya sejenak. "Emang lo bisa jauh dari adek gue yang bontot itu pas kuliah? Gak kan?" Faiz langsung menggelengkan kepalanya. Jangan sampai ia berjauhan dengan Nindi. Rasanya ia tak sanggup. Cukup pas setahun itu saja.
"Si Faiz mah dari masa sekolah udah bucin ama si Nindi, Bang! Mana mungkin dia bisa berjauhan. Apalagi si Nindi, lo liat sendiri kan pas Faiz pulang ke Makassar. Gak sanggup dianya! Ahahaha." Cerocos Ijal yang tengah mencomot cemilan di atas karpet berbulu yang ada di wisma itu.
Genta langsung berdiri dari duduknya dan berpindah ke dekat Ijal. Ia ikut memakan cemilan yang dipegang Ijal. "Emang lo bisa berjauhan ama si Gita, Jal?" Skakmat!
"Jelas, ya gak bisalah! Siapa coba yang mau berjauhan sama orang yang kita sayang? Gak ada Gen! Ya gak Bang?" Dirka mengangguk setuju dengan Ijal.
Dirka pun dulu hampir menyerah ketika berjauhan dengan Rena. Tapi untung ada adiknya yang selalu ia tanyai tentang keseharian Rena. Makangnya ia masih bisa bertahan. "So, intinya guys, kita semua gak bisa berjauhan dengan orang yang kita cintai. Maka dari itu, usahain hubungan kalian gak merenggang agar kalian gak berjauhan. Oke?" Yang lain langsung mengangguk mantap yang menandakan mereka setuju dengan ucapan Dirka. Kecuali Faiz.
Tiba-tiba tubuhnya bergetar pelan. Tapi lama kelamaan semakin cepat. Sekarang ia sudah bergetar hebat. "Ba-bang... Ba-baju... Hit-hitam..." ucapnya terbata-bata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trauma (TAMAT)
Novela JuvenilSiapkan hatimu, buatlah tameng yang kokoh sebab cerita ini akan menjungkir balikkan hati serta menguras emosi pembacanya. Love In Trauma bercerita tentang Trauma dan Ketakutan pada masalalu, Pertikaian dan Kesalapahaman dalam Persahabatan, Kemampuan...