Tolong beri kritik dan saran supaya saya bisa memperbaiki kesalahan pada cerita ini!✌✌
SELMATA MEMBACA MANTEMAN!
****
Sudah lima hari Nindi tak hadir di Sekolah semenjak kejadian tempo hari itu. Entah kenapa dengan Nindi sehingga ia tak masuk Sekolah. Apakah karena gara-gara kejadian itu
Sahabat-sahabatnya pun kebingungan dibuatnya. Mereka mengubungi ponsel Nindi tapi hanya suara operator yang menjawab. Itu artinya ponsel Nindi tidak aktif.
Faiz pun sudah jarang menghubungi Nindi akhir-akhir ini. Tapi ia pernah menghubunginya kemarin lewat WhatsApp tapi apa? Pesannya hanya Ceklis satu yang berarti Nindi memang tak mengaktifkan data ponselnya.
Vivi, cewek itu sudah murung selama Nindi tak masuk sekolah. Ia mengira Nindi tidak masuk sekolah karena dirinya yang sudah kelewatan.
Mereka mendatangi rumah Nindi karena mereka berpikir Nindi sedang sakit. Tapi jika ia memang sakit, mengapa ia tak mengirim surat sakit ke sekolah?
Ketika mereka datang di rumah kediamannya Nindi, apa yang mereka dapat? Hanya tante Dina-Mamanya Nindi.
"Em begini tante, kita mau tanya Nindinya ada tidak di rumah?" Tanya Faiz ketika mereka sudah masuk di dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.
"Nindinya tidak ada di rumah. Dia pergi rumah teman lamanya untuk beberapa hari dan dari sana ia terus ke sekolah."
Nindi memang pergi tapi bukan ke Rumah teman lamanya melainkan ke Villa Gita. Ia sudah memberi tahu mamanya kalau ia pergi kesana dan tak lupa juga mengatakan kalau nanti sahabatnya datang mencari, bilang saja dia pergi ke Rumah teman lamanya beberapa hari.
Mamanya tak mengizinkan tapi Nindi yang tak menyerah memohon-mohon dan ia juga menceritakan masalahnya. Akhirnya tante Dina mengizinkan.
"Kalau boleh tau... rumah teman lamanya Nindi di mana ya tante?" Vivi yang sudah frustasi dengan rasa bersalahnya kepada Nindi langsung saja bertanya.
"Kalau tante tidak salah dengar di daerah xxxx... tepatnya di xxxx kalau tidak salah."
Tante Dina memang tak memberi tahu Nindi di mana tapi ia memberi tahu alamat di mana Nindi karena ia khawatir dengan anaknya yang pergi sendirian."Ha? Itukan alamat Villa gue! Astaga Nindi ngapain lo kesana lagi sih!" pikir Gita dengan wajah cemas.
"Oh yaudah tante kita mau nyusul Nindi ke sana." mereka berdiri dari sofa itu.
"Yaudah kalian hati hati di jalan ya!"
Mereka satu persatu menyalimi tangan tante Dina.
"Assalamualaikum!"
Mereka bersamaan mengucapkan salam. Persahabatan yang kompak.
"Waalaikumsalam!" tante Dina hanya tersenyum melihat mereka meninggalkan rumahnya.
****
Nindi sekarang berada di Villa. Ia tidak berkata jujur kepada mamanya. Ia mengatakan pada mamanya kalau ia pergi ke rumah teman lamanya. Tapi nyatanya? Tidak. Pikir Gita.
Nindi memutuskan untuk ke Villa ini. Karena hanya Villa ini yang terlintas dibenaknya ketika ia memikirkan harus menyendiri di mana.
Nindi juga sudah meminta izin kepada keluarga Gita kalau ia akan menginap beberapa hari di Villa itu dan sekaliam memberi tahu kalau ia tak ingin Gita tahu bahwa dirinya berada di sana.
Awalnya keluarga Gita heran dan tak mengizinkan Nindi untuk menginap di sana pasalnya Nindi hanya pergi sendiri dan buat apa ia menginap di sana?
Tapi Nindi memohon-mohon dan beralasan kalau untuk sementara ia ingin sendiri karena sedang memiliki masalah. Benar, Ia memang punya masalah tapi ia tak menceritakan masalah apa yang ia miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trauma (TAMAT)
Ficção AdolescenteSiapkan hatimu, buatlah tameng yang kokoh sebab cerita ini akan menjungkir balikkan hati serta menguras emosi pembacanya. Love In Trauma bercerita tentang Trauma dan Ketakutan pada masalalu, Pertikaian dan Kesalapahaman dalam Persahabatan, Kemampuan...