Chapts 21 - Perpisahan Faiz & Nindi

108 14 13
                                    

Tolong beri kritik dan saran supaya saya bisa memperbaiki kesalahan pada cerita ini!✌

SELAMAT MEMBACA MANTEMAN!

****

Hari ini tepat satu minggu setelah ujian akhir semester dan hari ini juga merupakan hari penerimaan rapot murid SMA 21 Jakarta.

Murid mulai berdatangan memasuki sekolah bersama orang tua mereka dan langsung menuju aula pertemuan.

Nindi datang dengan Mamanya dan sahabatnya yang lain juga begitu, datang bersama orang tuanya, kecuali Faiz yang datang dengan tantenya. Kalian sudah tahu bukan bahwa orang tua Faiz sudah tidak ada dan selama sekolah di Jakarta, tante Rika yang menjadi walinya.

Sekarang mereka sudah berada di aula dan duduk sesuai urutan absen. Acara pun di mulai dan berjalan dengan lancar.

Dua jam kemudian....

Murid berbondong-bondong keluar dari aula itu. Ada yang keluar dengan wajah senang, bahagia, bahkan juga yang keluar dengan wajah murung, Mungkin karena nilainya tidak memuaskan jadi wajahnya seperti itu.

Nindi dan sahabatnya keluar dengan wajah senang, meskipun ada diantara mereka yang nilainya tidak memuaskan. Mungkin kalimat 'sahabat yang baik adalah sahabat yang dimana jika sahabatnya senang, maka ia akan ikut senang pula' bisa membenarkannya.

"Wah anjir! Selamat ya Fa atas prestasi lo yang menjadi peringkat satu di kelas dan jadi peringkat satu umum di sekolah." Ijal menepuk pundak Faiz sedangkan Faiz hanya mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Ijal.

"Iya Fa selamat ya! Wah gue hampir ketawa lepas tadi pas ngelihat raut muka Elis yang kelihatan kesel pas diumumkan Faiz yang mendapat peringkat satu dikelas dan juga peringkat satu di sekolah." ucap Rena sambil menahan tawanya.

"Iya! Secarakan Elis itu peringkat satu terus di kelas dan dia juga yang pegang peringkat satu di sekolah. Bemana nggak kesel coba kalo peringkatnya langsung diambil Faiz hahaha!" Gita sudah tidak dapat menahan tawanya.

"Heee kalian pada nggak boleh ngeghibah! Gak baik!" Tutur Faiz. Ia tidak suka melihat orang berbicara belakang.

"Ih gak papa kali Fa! Lagian ya, Elis tuh pintar tapi sombong bet! Bikin kesel! Kalo kita minta diajarin sama dia, dia langsung bilang 'lo kan punya otak, masa mau pake otak orang lain!' Nah gitu! Jadi gimana gak kesel coba!" Vivi malah melanjutkan pembicaraan Gita dan Rena, meskipun sudah dilarang oleh Faiz.

Faiz menggelengkan kepalanya. "Astaga! Udah dibilangin juga! Masih aja ngeyel. Dasar cewek!" Faiz sudah sedikit kesal.

Rena memutar bola matanya lalu mendengus pelan. "Gak papa kali Fa! Yang penting kita senang! Ya gak girls? " Gita dan Vivi langsung mengangguk setuju, kecuali Nindi. Cewek itu tidak mau ikut-ikutan sebab Faiz sudah melarangnya dan ia tak mau membuat Faiz marah dan kesal.

Rena menatap Nindi heran. "Nin! Tumben lo gak ikut ngangguk setuju ama kita?" tanya Rena.

Nindi hanya menghela nafas pelan. "Gue udah dilarang ama Faiz buat gak ngegosip." Faiz hanya tersenyum mendengar perkataan Nindi. Benar, Nindi menuruti ucapannya.

"Ciellah udah kayak suami istri aja lo berdua! Pake ngelarang segala. Sekarang gue tanya, emang hubungan kalian tuh apasih?" tanya Gita. Nindi dan Faiz hanya memalingkan wajah. Mereka memilih diam daripada menjawab. Itu karena mereka juga tidak tau jelas perasaan satu sama lain.

"Yee malah diam! Yaudah sih kalo gak mau bilang. Gue juga gak maksa kok." lanjut Gita. Dia memang tidak mau memaksa keduanya. Biar waktu yang memberikan mereka kesempatan untuk menjawab.

Love In Trauma (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang