Tolong beri kritik dan saran supaya saya bisa memperbaiki kesalahan pada cerita ini!✌✌
SELAMAT MEMBACA MANTEMAN!
****
Teriak Nindi yang terkejut dengan tindakan Faiz. Ia langsung terbaring di kasur bersama Faiz. "Siapa yang ngambek he?" Kini giliran Faiz yang mencolek pipi Nindi.
"Ka-kamu." ucap Nindi gugup. Jantungnya berdetak tidak seperti biasanya. Pandangannya tak lepas dari mata Faiz dan kalau kalian belum tahu, ini pertama kalinya ia tidur diranjang dengan cowok yang bukan saudaranya.
Beberapa lama mereka saling bertatap dan jantungnya kembali berdetak seperti semula tapi, kini yang ia dengar detak jantung Faiz yang berdetak sangat cepat. Lebih cepat dari detak jantungnya tadi. "Fa? Lo gak papa kan? Jantung lo?" tanya Nindi cemas.
"Nin, or-orang ba-baju hit..am" ucap Faiz dengan gugup. Nindi langsung menarik Faiz dalam dekapannya. Ia sudah sangat tahu apa yang harus dilakukan ketika trauma Faiz muncul.
****
Entah di mana Faiz melihat orang berbaju hitam itu sampai ia kembali ketakutan dan tak sadarkan diri. Untung ada Nindi yang sedang bersamanya. kalau cewek itu tidak ada, mungkin tente Rika hanya mengira Faiz masih tidur.
Pas tadi Faiz pingsan, Nindi langsung berteriak memanggil nama tante Rika dan dalam sekejab tante Rika sudah berada di dalam kamar itu.
Ketika masuk di kamar Faiz, tante Rika hampir saja mengomeli Faiz. Pasalnya ia melihat Faiz yang berada di atas Nindi dan tidak memakai baju. Tante Rika mengira Faiz berbuat mesum terhadap Nindi. Tapi untung Nindi langsung menjelaskan bahwa Faiz sedang pingsan karena tadi ia bertemu lagi dengan traumanya
Dan setelah mendengarkan penjelasan Nindi, tante Rika langsung membantu Nindi membaringkan Faiz di kasur dengan posisi yang lebih baik dari yang sebelumnya. Setelah itu tante Rika keluar dan menyuruh Nindi untuk menjaganya. Ia tak bertanya lagi kenapa Faiz bisa sampai begitu karena ia sudah sangat tahu itu.
"Aduh Fa, lo kok bisa ketemu ama trauma lo lagi sih? Padahal kan ya, di sini tuh tadi gak ada orang selain kita berdua." Nindi masih setia mengusap rambut tebal Faiz. Entah mengapa Nindi suka sekali mengusap rambut Faiz, mungkin karena rambut Faiz yang sangat tebal, lembut dan aromanya yang sangat disukai Nindi, aroma Vanilla. Mereka berdua memang satu selera dalam hal aroma. Vanilla, aroma yang paling mereka sukai.
Nindi tak tahu siapa sebenarnya orang yang berbaju hitam itu, yang selalu membayangi Faiz sehingga membuatnya Pingsan.
"Lagian siapa sih orang yang berbaju hitam itu! Kurang kerjaan banget sampe neror Faiz. Pokoknya gue harus cari tau siapa orangnya!" Tekadnya pada dirinya sendiri.
Nindi lalu berpikir sambil mengetuk-ketuk dagunya. "Hemm kita mulai cari tau di mana ya?" Ia kembali berpikir. "Ahha! Kita mulai dengan bertanya ke tante Rika. Ya! tante Rika!"
Nindi bangkit dari duduknya lalu memperbaiki selimut Faiz yang agak berantakan itu. Setelahnya ia langsung keluar dari kamar Faiz menuju tempat tante Rika berada. Berharap tante Rika tahu tentang orang berbaju hitam yang ada dalam trauma Faiz.
Nindi mencari tante Rika dan ternyata beliau ada di halaman belakang rumah, tepatnya di taman bunga.
"Ternyata tante ada di sini toh! Tadi Nindi tuh cari tante di dalam rumah!" Celoteh Nindi dengan begitu semangat.
Tante Rika hanya tersenyum menanggapi celoteh Nindi. "Ya tante memang dari tadi di sini." tante Rika beralih pada pekerjaannya. "Emang ada apasih kamu cari tante? Faiz udah sadar? Atau kamu butuh sesuatu?" tanya tante Rika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trauma (TAMAT)
Novela JuvenilSiapkan hatimu, buatlah tameng yang kokoh sebab cerita ini akan menjungkir balikkan hati serta menguras emosi pembacanya. Love In Trauma bercerita tentang Trauma dan Ketakutan pada masalalu, Pertikaian dan Kesalapahaman dalam Persahabatan, Kemampuan...