Tolong beri kritik dan saran supaya saya bisa memperbaiki kesalahan pada cerita ini!✌✌
SELAMAT MEMBACA MANTEMAN!
****
Sekarang sudah jam dua lewat lima belas menit yang kebanyakan orang gunakan untuk tidur pulas di atas kasur yang empuk. Tapi tidak dengan tujuh remaja ini. Mereka masih segar tanpa kantuk sedikitpun.
Mereka belum pernah tidur sedikitpun. Bagaimana mereka bisa tidur sedangkan ada hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Sebelumnya mereka sudah melakukan hal yang lain dan berjalan mulus. Apakah hal yang berikutnya ini akan semulus yang sebelumnya? Kita lihat saja nanti.
****
Nidis sudah tertidur dengan begitu pulasnya setelah mengalami suatu hal yang membuatnya sangat ketakutan. Apalagi kalau bukan permainan yang tadi ia mainkan bersama Faiz Cs.
Ia memaksa dirinya untuk tetap ikut bermain permainan itu walaupun ia tahu bahwa dirinya punya masalah dengan hal yang berbau horor. Itu karena ambisi dan obsesinya terhadap Faiz yang membuatnya menantang dirinya sendiri yang akhirnya berujung ketakutan dan malu sendiri.
Cukup sudah ia berurusan dengan hal yang berbau horor. Semoga Faiz Cs tidak melakukan permainan horor lagi. Tapi dilihat dari mereka yang tak memiliki rasa takut sedikitpun, mungkin mereka akan melakukannya lagi.
Nidis menggeliat di atas tempat tidurnya. Mungkin terjadi sesuatu dalam mimpinya. Ia terdiam dan tenang kembali setelah beberapa saat.
Selang beberapa saat, ia kembali menggeliat. Tapi tampaknya ini bukan karena terjadi sesuatu dalam mimpinya. Ini karena ia merasa ada yang mengusap betisnya. Ia mengabaikan gangguan tersebut dan kembali tertidur pulas.
Kembali ia merasa ada yang mengganggunya. Kini selimutnya yang terasa turun ke bawah dan jatuh ke lantai. Nidis bangun mengambil selimut itu. Ia mengira selimutnya jatuh karena ia yang melakukannya. Mungkin karena masih terbawa dari alam mimpinya. Jadi ia tak bisa berpikir jauh.
Ia kembali menyelimuti tubuhnya dan tertidur kembali. Beberapa saat kemudian, selimutnya kembali terjatuh ke lantai dan bersamaan dengan betisnya seperti ada yang mengusap.
Kali ini Nidis benar-benar sadar seratus persen. Ia kembali gemetar dan ketakutan. Ia mendengar bawah ranjang seperti ada yang bergerak. Ia tak berani untuk melihatnya.
Dibalik gorden biru yang menutupi jendela, terlihat ada sekelibat bayangan putih yang berambut panjang yang diterangi oleh cahaya renbulan yang masuk melalui jendela.
"Hi hi hi hi hi!" terdengar suara tawa yang sepertinya berasal dari tempat bayangan itu berada.
Otak Nidis sudah blank dan tak bisa berpikir apapun. Bergerak pun tak bisa. Ia melafalkan semua doa yang ia ketahui. Tubuhnya sudah sangat bergetar hebat. Ini pertama kalinya ia mengalami kejadian seperti ini.
"Hai gadis manis, ikutlah denganku hi hi hi hi!"
Tampaknya sekelibat banyangan yang ada dibalik gorden biru itu adalah sesosok kuntilanak yang merasuki Gita tadi.
"Tidak! Pergi kamu! Jangan ganggu aku! Aku hanya menumpang di sini hiks hiks," Nidis menutup kedua telinganya dan menangis sesegukan.
"Pergi dari rumah ini hi hi hi hi atau ikutlah denganku hi hi hi hi," sesosok kuntilanak yang rambutnya panjang menyentuh lantai yang menutupi wajahnya itu bergerak mendekat kearah Nidis.
"Tolong jangan ajak aku ikut denganmu. Aku akan pergi dari sini hiks hiks hiks. "
Nidis sudah tak tahan lagi. Tubuhnya terasa lemas dan sudah seperti jelly. Tangisnya semakin pecah. Sumpah, ini kejadian paling menakutkan dalam hidup Nidis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trauma (TAMAT)
Novela JuvenilSiapkan hatimu, buatlah tameng yang kokoh sebab cerita ini akan menjungkir balikkan hati serta menguras emosi pembacanya. Love In Trauma bercerita tentang Trauma dan Ketakutan pada masalalu, Pertikaian dan Kesalapahaman dalam Persahabatan, Kemampuan...