Tolong beri kritik dan saran supaya saya bisa memperbaiki kesalahan pada cerita ini!✌✌
SELAMAT MEMBACA MANTEMAN!
****
"Hentikan kegilaanmu itu Harja! Cukup ibu dan ayah Faiz yang kau renggut nyawanya!" Ucap wanita yang berjalan masuk ke ruangan itu.
Ia berjalan dengan tatapan seperti seekor Singa yang ingin menerkam mangsanya.
Pak Harja tampaknya sangat terkejut melihat wanita yang sedang berjalan kearahnya itu, "Ri-rika?" Yaps! Wanita itu adalah Tante Rika, mantan istri pak Harja. "A-apa yang sedang kau lakukan di sini?" Tanya pak Harja dengan nada gugup. Ia tak menyangka bisa bertemu mantan istrinya itu di tempat dan dengan situasi seperti ini.
Tante Rika berjalan lebih dekat kearah pak Harja. "Menurutmu apa yang ku lakukan di sini?" Tatapan tante Rika masih sangat tajam layaknya pisau yang baru diasah.
"Tentu saja menangkap orang melukai Faiz!" Astaga Ijal! Mulutnya sangat fleksibel sekali. Situasinya sedang serius, bisa-bisanya dia yang menjawabnya dengan nada bercanda.
Genta langsung memukul kepala bagian belakang Ijal yang kebetulan berada di sampingnya. "Diam goblok! Itu bukan pertanyaan buat lo!"
Ijal hanya cengengesan. "Hehehehe maap, maap." Ia mengusap kepala bagian belakangnnya yang tadi dipukul Genta.
Tante Rika masih menatap tajam pak Harja, "Menurutmu..." Ia menunjuk pak Harja, "Apa yang akan aku lakukan ketika keponakanku..." Ia menunjuk Faiz yang tengah terbaring lemah. "Yang aku sayangi, yang sudah aku anggap seperti anak kandung ini dibuat terluka parah sampai sekarat begini?"
"Mungkin akan melaporkannya ke polisi, dia ditangkap, dan masu-"
"DIAM!"
Mampus! Mulut Ijal benar-benar minta di lakban, bisa-bisanya dia menyahut, menjawab pertanyaan tante Rika di situasi yang sangat tegang ini. "Ehehehe pis! Pis deh! Gak lagi. Iya aku diam, maap." Ucapanya sambil mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.
Back to tante Rika dan pak Harja.
"Entah apa yang akan kamu lakukan, aku pun tidak tau, tapi yang pasti aku sudah sangat senang melihat bocah itu sekarat ahahahaha." Tawa pak Harja tanpa ada rasa bersalah.
"BENAR-BENAR BIADAB KAMU HARJA!" tante Rika mengeluarkan pisau lipat yang sedari tadi berada di saku bakunya.
"Jatuhkan Pisau itu atau ku tembak kelapa keponakan kesayanganmu ini!" Pak Harja lebih dulu mengeluarkan pistol dari saku celanya yang membuat tante Rika batal menancapkan pisaunya di tubuh pak Harja.
Semua orang panik melihat adegan yang ada di depan mata mereka. Pistol yang berwarna hitam itu mengarah tepat ke kepala Faiz. "Ada yang bergerak sedikit saja, nyawa Faiz melayang." Sebuah ancaman serius yang keluar dari mulut seorang CEO yang tampak ramah, sopan, baik hati tapi punya dendam yang menggunung dihatinya.
"AKAN KU BUNUH KAU HARJA! SINGKIRKAN PISTOL ITU DARI KEPALA FAIZ!" Ucap tante Rika dengan mata yang sudah membara. Ia kembali melangkah kearah pak Harja dengan pisau ditangannya.
DOR!
Suara tembakan keras terdengar sampai keluar ruangan.
"FAIZ!!"
"NINDI!!"
Teriak orang bersamaan sesaat setelah tembakan itu.
Nindi terkapar tepat di samping kepala Faiz. Ya, benar, yang tertembak adalah Nindi. Sesaat sebelum satu tembakan itu melayang, Nindi sudah memeluk kepala Faiz. Ia melindunginya sehingga yang terkena tembakan adalah punggungnya. Darah mengalir, merembes di punggung Nindi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trauma (TAMAT)
Novela JuvenilSiapkan hatimu, buatlah tameng yang kokoh sebab cerita ini akan menjungkir balikkan hati serta menguras emosi pembacanya. Love In Trauma bercerita tentang Trauma dan Ketakutan pada masalalu, Pertikaian dan Kesalapahaman dalam Persahabatan, Kemampuan...