Tolong beri kritik dan saran supaya saya bisa memperbaiki kesalahan pada cerita ini!✌✌
SELAMAT MEMBACA MANTEMAN!
****
Semenjak kedatangan Faiz, Nindi sudah tak pernah sedih lagi. Wajahnya selalu ceria.
Dan sudah lama juga ia tak bertemu dengan cowok yang pernah menyatakan perasaan padanya. Siapa lagi kalau bukan Dimas.
Mungkin cowok itu sudah menyerah karena Nindi tak pernah menerima perasaannya atau ia sedang menyusun rencana lain untuk melanjutkan perjuangannya yang sempat terhenti? Entahlah, tak ada yang tau itu.
Pagi ini Nindi bersiap menuju butik langganan keluarganya. Ia akan mencari gaun untuk prom night nanti malam. Ia akan ke butik itu bersama Faiz, tetapi cowok itu belum menunjukkan batang hidungnya.
Ia mencoba mengirim pesan di room chat-nya Faiz. Berharap Faiz akan membalas pesannya dan memberi tahunya kenapa belum datang dan ternyata hasilnya nihil. Tak ada balasan apapun dari Faiz.
"Fa, lo dimana sih? Aku udah lumutan nungguin kamu!" ucapnya lirih.
Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Entah siapa yang datang. Mungkin itu Faiz. Nindi langsung tersenyum dan berlari kearah pintu utama rumahnya.
Cklek
"Kok lo lama banget sih Fa-" ucapannya langsung terhenti ketika melihat ternyata bukan Faiz yang datang melainkan Dimas. Mau apa cowok itu ke rumah Nindi? Entahlah, sang empunya rumah sendiri pun tak tahu.
"Hai Nin! Pakabar! Lama ya gak ketemu!" Sapa Dimas dengan rasa canggung. Bagaimana tidak canggung kalau setelah menyatakan perasaanya dan ditolak, Dimas langsung menghilang dan seketika datang tanpa diundang.
"Ha-hai Dim! Ke mana aja lo baru nongol?" Nindi juga merasa canggung dengan situasi ini tetapi ia berusaha terlihat santai agar rasa canggungnya tersamarkan.
Dimas tersenyum pada Nindi. "Gue gak ke mana-mana kok! Lonya aja yang akhir-akhir ini sibuk. Jadinya kita jarang ketemu!" itu benar adanya. Nindi sangat sibuk akhir-akhir ini. Ia mempersiapkan semua tetek bengek untuk mendaftar di kampus UI.
"Hehehehe sorry Dim, gue emang sibuk. Itu karena gue lagi ngesiapin semua yang harus dilengkapi buat masuk kampus UI" ucap Nindi jujur.
"Iya gue ngerti kok! Eh sampe lupa, Nin... Nanti malam lo ke acara sekolah ama siapa?" tanya Dimas. Itulah tujuannya ke rumah Nindi. Ia ingin mengajak cewek itu untuk menjadi pasangannya Nanti malam.
"Emm itu, gue sama teman gue yang dari Makassar" ia tak menyebut nama Faiz. Entah kenapa ia tak menyebutnya.
Dimas menghela napas pelan. "Yahh padahal gue ke sini buat ngajak lo buat jadi pasangan gue ntar malam! Tapi keknya gue udah ke duluan. Btw emang kita dibolehin buat ngajak orang yang dari luar sekolah?" tanya Dimas. Benar adanya bahwa peraturan prom night nanti malam yaitu tidak boleh bawa pasangan yang bukan dari sekolah SMAN 21 Jakarta.
Nindi hanya tersenyum memaklumi Dimas yang tak tau apapun tentang orang yang menjadi pasangannya. "Eh iya gak boleh emang, tapi kan teman gue itu pernah sekolah di sekolah kita Dim! Dan lagian peraturannya juga menyebutkan bahwa setiap murid berhak membawa pasangan yang pernah bersangkutan dengan sekolah kita seperti murid pindahan atau alumni sekolah gitu!" Dimas hanya mengangguk paham dengan penjelasan Nindi.
"Yaudah gak papa kalo lo gak jadi pasangan gue ntar malam! Gue ngerti kok." ucapnya sambil menunduk. Entah kenapa ia menunduk.
"Iya, maaf ya Dim!" Dimas hanya mengangguk pasrah. Tadinya ia optimis untuk mengajak Nindi meskipun Ia tahu Nindi pasti menolak ajakannya dan akhirnya kejadian juga bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trauma (TAMAT)
Novela JuvenilSiapkan hatimu, buatlah tameng yang kokoh sebab cerita ini akan menjungkir balikkan hati serta menguras emosi pembacanya. Love In Trauma bercerita tentang Trauma dan Ketakutan pada masalalu, Pertikaian dan Kesalapahaman dalam Persahabatan, Kemampuan...