Tolong beri kritik dan saran supaya saya bisa memperbaiki kesalahan pada cerita ini!✌✌
SELAMAT MEMBACA MANTEMAN!
****
"Okee, tapi mang tante Rika udah setuju ama ide lo? Terus apa ide lo?" tanya Ijal yang sedikit penasaran. Seperti apasih ide dari seorang Faiz haziq?
"Oh kalo soal tante Rika, beliau setuju dan ngedukung gue malah. Karena sebenarnya dia diancam oleh si penganggu itu!" Ijal mengangguk paham. Ia sudah tahu sekali tentang tante Rika yang tidak sembarangan terima tamu di rumahnya. Apalagi sampai menginap.
"Nah! Kalo idenya?" Ijal penasaran dengan ide Faiz yang sedari tadi belum ia utarakan.
Faiz tersenyum sinis. Seakan idenya itu semisal mengerjai. "Kalo idenya..."
****
Kini Faiz dan para sahabatnya sudah berada dikediaman Faiz. Ada Ijal, itu sudah pasti. Ada Genta, Rena, Vivi, Gita, dan tentunya Nindi yang harus dibujuk dengan seribu alasan jitu agar ia mau datang.
Mereka akan mengadakan acara belajar bareng untuk menghadapi tes awal sebelum masuk kampus.
Sebenarnya, Faiz sangat khawatir jikalau nanti Nindi bertemu dengan Nidis. Semoga tidak terjadi apa-apa dan sisi psyco Nidis tidak muncul. Jika itu muncul, maka bahaya sedang mengintai Nindi.
Tapi Nindi bilang, ia sudah mantap lahir batin dan siap bertemu dengan orang yang mengaku sebagai pacar Faiz itu. Meskipun nantinya ia akan cemburu melihat Nidis menggoda Faiz.
Cemburu?
Memangnya ia ada hubungan apa dengan Faiz? Lupa? Ia dan Faiz adalah dua insan yang sedang menjalani proses ta'aruf untuk menuju hubungan yang lebih serius. Tanpa ada kata pacaran. Ternyata begini cobaan orang yang sedang ta'aruf ya. Ya Allah kuatkanlah hati ini, batin Nindi.
Mereka berkumpul di ruang tamu yang lumayan luas itu. Banyak buku yang mereka siapkan dan juga berbagai cemilan yang mereka beli secara patungan. Maklum calon mahasiswa harus hemat dan sebentar lagi mereka akan pindah ke apartemen yang berdekatan dengan kampus.
"Woahh! Langsung aja deh ya kita mulai belajarnya. Fa, lo yang jadi teacher kita!" Faiz hanya mengangguk setuju. Ia tidak keberatan jadi guru buat sahabatnya. Toh, membagi ilmu yang kita punya kepada orang lain bisa membuat kita dapat pahala.
"Nah kita mulai dari mana nih Fa?" tanya Vivi. Tidak seperti biasanya, Vivi yang sekarang seperti sangat semangat untuk belajar. Mungkin karena udah mau mahasiswa? Entahlah. Yang lain benar tidak tahu.
"Oke guys! Tes nantikan ada tiga mapel nih, yaitu Matematika, bahasa indonesia, dan juga bahasa inggris. Jadi kita mulai dari yang menurut kalian semua paling mudah!" Faiz berhenti sejenak dan memandang wajah sahabatnya yang terlihat berseri-seri. Mimik wajah yang sangat jarang muncul ketika belajar pas sekolah dulu.
"Yaitu matematika!" Seketika wajah mereka jadi cemburut dan asem. Mereka langsung seperti tidak ada gairah belajar.
Faiz menyengir melihat wajah sahabatnya seperti itu. "Fa! Katanya yang mudah dulu, kok ini yang paling susah sih?" protes Gita. Ia benar-benar sudah enek dengan pelajaran yang bikin mumet itu. Kenapa sih matematika sesusah itu?
"Udah! Udah! Mending ikutin aja arahan Pak Guru biar kita cepat selesai dan lanjut ke acar berikutnya!" Nindi yang seperti tidak sabaran, langsung menyergah Gita. Ia berusaha terlihat santai. Meskipun yang sebenarnya ia sedang was-was dengan kedatangan Nidis.
"Nah betul itu yang Nindi katakan! Sekarang langsung aja ya guys ngebahas yang menurut gue akan masuk ke tes nanti." mereka terlihat mengangguk tanpa semangat sedikitpun bahkan Vivi yang tadinya sangat semangat, kini berubah lesu. Ayo Vi cemunguts, ini bukan acara utamanya kok. Yok bisa yok! Vivi memberi semangat pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trauma (TAMAT)
Teen FictionSiapkan hatimu, buatlah tameng yang kokoh sebab cerita ini akan menjungkir balikkan hati serta menguras emosi pembacanya. Love In Trauma bercerita tentang Trauma dan Ketakutan pada masalalu, Pertikaian dan Kesalapahaman dalam Persahabatan, Kemampuan...