26.

6.7K 950 246
                                    

Aku fast update kan? Hehe.

Adegan 18+ nya di skip aja ya. Aku yakin pasti banyak dari kalian yang masih bocah. Lagian awthornya juga belum legal buat cerita gituan. Acu masih polos🌚

Kalo mau adegan itu, jebolin komentar sampe 500 dan vote harus lebih dari chapter sebelumnya. Muehehe. Semoga nggak bisa :(



Sejak 15 menit lalu, Guanlin tak bergerak dari posisinya sekarang. Memejamkan matanya menikmati guyuran air dari shower kamar mandi. Kejadian tadi malam terus saja berputar-putar di otaknya.

Diam-diam secercah rasa bersalah menyelimuti hatinya. Tidak seharusnya ia menuruti permintaan jihoon yang jelas-jelas dilontarkan dokter cantik itu karena dalam masa kesedihannya kan? Belum lagi ia juga tidak memikirkan resiko yang akan terjadi kedepannya.

Sebenarnya semalam ia sudah berniat menghentikan aksinya, tapi ia tak bisa berbuat banyak. Tubuh jihoon yang memabukkan terus menekan egonya untuk melanjutkan apa yang sudah ia mulai. Bahkan semalaman ia mengumpati jinyoung dalam hati karena mendapatkan tubuh indah itu untuk yang pertama kali, meskipun ia tak terlalu mempermasalahkan ini. Ia mencintai jihoon apapun yang terjadi pada dokter itu. Tak peduli siapa orang pertama yang menjamahnya, tak peduli dari mana ia berasal, tak peduli apa kekurangannya, tak peduli apa kelebihan jihoon. Ia mencintai jihoon tanpa karena.

Dan seharusnya ia tidak melakukan ini tanpa adanya ikatan pernikahan. Tapi apa boleh biat, melihat jihoon yang kerap kali mencoba melakukan percobaan bunuh diri membuatnya takut. Takut akan kehilangan jihoon.

Ceklek

Guanlin keluar dari kamar mandi dengan celana tentara yang menutupi bagian bawah tubuhnya setelah puas dengan ritual mandinya. Melirik sebentar ke arah jihoon yang masih terlelap diranjang dengan selimut yang menutupi tubuh indahnya hingga ke bahu.

Guanlin mengusak rambut basahnya dengan handuk kecil yang tergantung di lehernya. Menghentikan sebentar kegiatannya karena ada sesuatu yang menganggu. Perlahan tangannya meraba perut sixpack yang yang terlihat sedikit menghilang.

Mungkin karena faktor jihoon sedang dalam masa yang bisa dibilang depresi itu hingga ia lebih meluangkan waktu untuk dokter cantik itu dari pada pergi keruang olahraga di lantai bawah.

Tangannya terulur untuk mengambil gelas wine yang berada di meja yang terletak didekat balkon. Ia  mengernyit ketika berusaha menelan wine yang berada di mulutnya. Itu tegukan terakhirnya dari gelas kecil wine yang ia ambil dari bar kecil miliknya di lantai bawah tadi sebelum mandi.

Guanlin meletakkan gelas wine kosong yang ia pegang ke atas meja yang ada dihadapannya. Ia menghempaskan punggungnya ke sofa dan merilekskan dirinya. Pikirannya mulai berkelana kemana-mana dengan bekal logika yang ia bawa.

Semalam, kejadian semalam yang paling memenuhi pikirannya. Semalam, ia melakukannya tanpa pengaman. jihoon memang tidak menolak, tapi entah kenapa rasa tidak enak dan rasa sesal selalu menyapa hatinya.

Ia tidak bodoh, bukankah melakukan adegan dewasa itu tanpa pengaman bisa mengakibatkan kehamilan? Bagaimana jika jihoon hamil? Masalahnya bukankah jinyoung sebelumnya juga melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan tadi malam? Akankah jihoon hamil anak jinyoung? Atau anaknya?

Belum lagi masalah dengan park Chanyeol, ia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi dari pria jangkung itu saat mengetahui bahwa anak satu-satunya telah dirusak, apalagi hamil. Akankah dunia ini hancur?

"Guanlin!"

Guanlin sedikit terlonjak ketika sebuah suara cukup keras masuk ke gendang telinganya dan membuatnya keluar dari lamunannya. "Ya sayang, udah bangun?"

Captain • PanwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang