32.

7.5K 922 436
                                    

tek tek tek

Suara pisau dapur beradu dengan talenan kayu terdengar menggema di kitchen room milik keluarga Oh sehun. Terlihat ada beberapa orang disana. Beberapa pelayan yang sedang memasak sesuatu juga jihoon yang sedang mengupas bawang putih sementara Luhan sedang memotong wortel untuk sup.

Ya, sudah 3 hari ini ia menginap disini atas paksaan Nyonya Oh itu dengan alasan untuk lebih saling mengenal karena mereka sebentar lagi akan memiliki hubungan sebagai mertua dan menantu. Ah, memikirkannya saja sudah membuat pipinya memanas dan berubah merona.

Ia kan menikah dengan Lai Guanlin. Hidup bersama, Saling mencintai, dan menjadi sepasang Suami istri. Arghhh.. Rasanya ia senang sekali saat ini.

Sebentar lagi ia akan menjadi Lai Jihoon.

Sebentar lagi ia kan menjadi istri dari si tuan muda yang kaya raya bernama, Lai Guanlin.

Lai Guanlin, pria tampan yang selalu jihoon kagumi akan sikap dewasa dan tegasnya. Pria tampan yang ia kagumi saat bercengkerama dengan Zhian dan Zhua layaknya seorang ayah pada anaknya, yang ia kagumi ketika pria itu menjadi pemimpin di akademi dengan wibawanya, yang ia kagumi ketika pria itu meminta dirinya dihadapan papinya, yang ia kagumi saat Guanlin tetap mencintainya ketika bahkan dia merasa tak pantas untuk dicintai, yang ia kagumi saat mau tetap tinggal ketika ia menyuruhnya untuk pergi.

Arrghhh.. Rasanya ingin sekali jihoon memekik senang untuk mengekspresikan perasaannya saat ini. Selangkah lagi, hanya selangkah lagi impian terbesarnya akan segera tercapai. Yaitu memiliki Supreme International Hospital milik orang tua dari calon suaminya itu. Ah, atau mungkin sudah milik calon suaminya itu.

Ah, calon suami? Geli rasanya mengatakan Guanlin adalah calon suaminya. Tapi itu memang benar kan? Guanlin itu calon suaminya. Calon suami yang akan menjadi suami terbaik dalam hidupnya.

Sebentar lagi ia akan menjadi Lai Jihoon dan akan dipanggil Nyonya Presdir jika memang Guanlin akan mengambil alih rumah sakit itu.

Ah senangnya. Jika benar memang itu terjadi. Ia mungkin akan membangun satu gedung lagi untuk bagian anak. Karena bagi jihoon keselamatan anak-anak lebih penting dibandingkan lansia. Semua anak-anak harus bisa tumbuh dewasa untuk mengejar impian mereka. Membahagiakan orangtua dan keluarga mereka. Jalan hidup mereka masih panjang.

Itulah mengapa jihoon memilih menjadi dokter ahli bedah anak ketimbang dokter umum. Ia ingin melihat semua anak tumbuh dengan baik. Bahkan ia nyaris gila ketika Zhian hampir tak bisa diselamatkan waktu itu karena kehilangan banyak darah yang mana golongan darahnya langka, AB resus negatif, sama dengan dirinya dan juga seniornya, dokter Kim Taehyung.

"Mama dengar dari Guanlin, kamu ingin memiliki Rumah sakit kami ya?"

Deg.

Jihoon langsung keluar dari pikirannya dan langsung menoleh kearah Luhan yang tersenyum kearahnya sebelum kembali fokus pada wortel dan pisaunya. "A...e.. Itu ma. Jihoon—

Jihoon tak melanjutkan kata-katanya ketika Luhan, seseorang yang minta dipanggil mama oleh dirinya itu terkekeh. "Mama setuju."

"Ha? E.. Enggak kok ma. Jihoon—

"Lagipula sebentar lagi mama dan papamu ini akan pergi ke china. Mengurusi perusahaan kakek Guanlin disana yang sedikit mengalami permasalahan. Jadi kamu bisa mengurus rumah sakitnya, Guanlin kan juga berprofesi sebagai tentara jadi tidak bisa mengurus semuanya. Nanti perusahaan fashion mama bisa di handle dulu sama Samuel. Dan kalau kamu tidak keberatan, kamu bantu juga sementara mengurus bangunan di depannya sampai kami pulang dari china, bisa kan sayang?" jelas Luhan panjang lebar membuat jihoon kembali terkejut hingga mulutnya terbuka.

Captain • PanwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang