Special Chapter (1)

5.8K 569 422
                                    


Brsstt brstttt

Kamera sudah menyala. menampakkan sepasang kaki mungil putih bersih yang lucu itu sebelum akhirnya menampakkan wajah manis bocah cantik dengan lesung pipi yang terlihat jelas ketika si bocah tersenyum dengan gigi dan gusinya yang juga ikut terlihat.

"annyeong. Ini Zhea" sapanya dengan senyuman ramah dan melambaikan tangannya kearah kamera

"Sekarang Zhea ada di rumah baru daddy dan Bunda. Yeayy." pekik anak itu senang sembari lompat-lompat hingga tudung jaket yang ia gunakan terlepas dari kepalanya.

Bocah yang merupakan adik kesayangan kakak lelakinya itu memutar kameranya. Menunjukkan seisi ruangan cukup besar rumah mewah minimalis ini. Rumah baru Jihoon dan Guanlin. Rumah mewah minimalis empat lantai ini baru mereka tempati sekitar 1 minggu yang lalu.

Rumah baru yang hampir tidak ada bedanya dengan rumah mereka yang lama. Hanya saja letak rumah kali ini lebih memudahkan mereka dalam menjangkau tempat yang paling sering mereka kunjungi, yaitu Supreme International Hospital, Akademi Kemiliteran Seoul, OSH Group, Rumah mewah Chanyeol yang kini sudah di renovasi menjadi mansion megah, mansion Sehun yang jelas jauh lebih megah dan Lai Private Airport.

Rumah minimalis yang sederhana bagi Guanlin ini adalah hasil pertengkarannya dengan park Jihoon bulan lalu. Guanlin ingin mereka pindah di Mansion dan Jihoon tetap keukeuh ingin rumah minimalis. Alhasil, karena Guanlin adalah penganut pemikiran bahwa suami harus mengalah, mereka membeli rumah minimalis ini. Ah bukan mereka, lebih tepatnya hanya Guanlin.

kamera perlahan mulai bergerak. menyusuri pinggiran ruangan luas itu. Melewati guci-guci mahal yang tertata rapi. Kamera terlihat menikung dan menampakkan tangga rumah mewah ini. Gambarnya terlihat bergerak-gerak karena si pemegang bersusah payah menaiki tangga dengan hati-hati. Bagaimanapun juga Zhea baru berumur 3 tahun, kakinya yang kecil menyulitkannya. Di dinding samping tangga itu ada foto tersusun rapih berderet hingga ujung tangga. Setiap dua anak tangga yang Zhea lewati, anak itu selalu berhenti dan menunjukkan foto-foto yang terpajang di dinding. Meski agak susah karena tubuhnya yang kecil dan letak foto yang terlalu tinggi untuk ukuran tubuhnya.

Kamera terlihat berhenti tepat diujung tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua. Tidak membutuhkan waktu lama karena memang jumlah anak tangga rumah minimalis tidak sebanyak anak tangga yang ada di mansion. Hanya 13 anak tangga pertama, berlajan tiga langkah kaki kecilnya sebelum menaiki 13 anak tangga lainnya yang berlawan arah dengan anak tangga pertama.

Kamera terlihat bergerak-gerak menandakan si pemegang sedang tidak fokus. Kemudian kamera mengarah pada foto terakhir di ujung tangga bersamaan dengan terdengarnya kikikan dari anak keempat pasangan fenomenal tersebut.

"itu foto Zhea sama Daddy waktu di pantai." jelasnya menunjuk salah satu foto yang menggantung diatasnya dengan jari bantet nya yang menurun dari Jihoon itu.

Zhea hanya bergelut dengan rasa bahagianya menunjukkan foto dirinya dan Guanlin di rumah barunya itu sebentar sebelum kembali melangkah. Kali ini ia menyusuri lantai dua. Suara gaduh-gaduh mulai bisa ia dengar dari sini. Dari semua suara yang ia dengar yang paling mendominasi adalah suara Seobin-teman debatnya.

Setelah menyusuri lorong lantai dua. Ia langsung berlari kecil menuju playroom. Tempat dimana terdengar kegaduhan dan suara Seobin yang nyaring.

Zhea langsung bergerak mendekat. Sempat mendengar jeritan sang kembaran yang memanggilnya. Mungkin rindu karena sudah tiga hari tidak saling bertatap muka.

Menghiraukan panggilan kembarannya, langkah kecilnya langsung mendekati Zhian. Mengarahkan kameranya pada kakak tersayangnya yang sedang duduk di sofa playroom sembari memainkan tablet nya.

Captain • PanwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang