42.

5.9K 804 375
                                    

Suara tangisan bayi terdengar di kamar yang di dominasi warna peach ini. Bayi dengan suara tangis yang nyaring. Bayi cantik tak berdaya yang hanya bisa menangis di ranjang besar ukuran king size. Ranjang yang membuatnya semakin terlihat mungil.

Seorang anak lelaki umur 5 tahun terlihat berlarian kecil mendekat masih dengan sebuah robot-robotan ditangannya.

"Adek kenapa nangis?" tanyanya setelah menaiki ranjang. Duduk bersimpuh di hadapan bayi yang sedang menendang-nendang udara itu. Tangannya terulur dengan ragu untuk menyentuh si bayi. Belum sempat tangan mungil yang gemetar itu menyentuh si bayi. Suara pintu terbuka terdengar hingga ke telinga si anak lelaki.

Ceklek.

Anak lelaki yang berada di ranjang itu terkejut hingga membulatkan matanya dengan mulut yang terbuka. Ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi ke udara masih dengan robot-robotan yang dipegang di tangan kirinya.

"Youngjin nggak ngapa-ngapain ma. Adeknya nangis sendiri." ujarnya takut-takut dengan suara bergetar.

Daehwi tersenyum simpul. Menutup pintu kamarnya kembali sebelum menghampiri sang anak. Mengecup lucu kepala Youngjin sekilas membuat si anak merasa lega dan menurunkan tangannya kembali.

"Mama tahu sayang." ujarnya ke si anak sebelum tangannya terulur untuk mengambil si bayi. Menggendongnya dengan sesekali menepuk-nepuk bokongnya agar diam dari tangis.

Youngjin hanya memperhatikan dengan mata yang berkedip-kedip lucu ke arah Daehwi yang mencoba menenangkan si bayi mungil itu.
"Ma kenapa adek nangis?"

"Mungkin haus. Papa kamu lagi buatin susu dibawah. Coba tanya, udah apa belom."

Youngjin tak langsung beranjak. Memilih kalut dalam pikirannya sebentar. "Mungkin kangen mamanya ma."

Daehwi hanya tersenyum kecil menanggapi anaknya sebelum kembali fokus menenangkan bayi digendongannya.

Ceklek

Pintu kembali terbuka menampakkan Jinyoung dengan botol susu ditangannya. Suaminya itu sedikit berlari kecil sebelum memberikan botol susu padanya.

Jinyoung tersenyum simpul melihat Daehwi sibuk menenangkan si bayi dengan sedikit bersenandung kecil. Ia beralih duduk di ranjang. Merengkuh tubuh mungil Youngjin untuk dipeluknya sayang.

"Youngjin pengen punya adek nggak?" bisiknya pelan di telinga kecil anaknya.

Si anak hanya tertawa kegelian sebelum mendongak menatap papanya. "Adek seperti adek bayi?"

Jinyoung mengangguk dengan kekehan lirih. "Mau nggak?"

Youngjin mengangguk lucu membuat Jinyoung kembali terkekeh pelan. Menghujani anak lelakinya itu dengan ratusan kecupan-kecupan singkat dan berhenti ketika menyadari bahwa tangis bayi dalam kamar mereka sudah menghilang.

"Sayang."

"Hm?" sahut Daehwi sekenanya karena sibuk menimang-nimang si bayi yang mulai kembali tertidur.

"Sini deh."

"Sebentar. Biar di abisin dulu susunya." jawab Daehwi sebelum melanjutkan bersenandung kecil.

Jinyoung tak menyahutinya, memilih untuk menunggu ditepi ranjang. Disampingnya ada Youngjin juga yang duduk berjuntai karena kakinya tidak sampai ranjang.

Tak lama kemudian Daehwi mendekat ke ranjang ketika bayi dalam gendongan nya sudah menghabiskan susu dalam botol kecil yang dibuatkan Jinyoung. Ia menurunkan si bayi berumur dua bulan yang sudah kembali tertidur itu ranjang. Mengapitnya dengan dua buah guling bayi.

Captain • PanwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang