Rasa bersalah

6 1 0
                                    

Dua hari berlalu dari kejadian yang menimpa Jack saat malam itu. Langkah dari sesosok gadis yang familiar memasuki kamar Jack dan mulai mendekati Jack yang masih tertidur pulas pagi ini, semakin dekat, tiba-tiba kaki kirinya tersandung pada kaki kanannya hingga jatuhlah dia dia atas dada bidang Jack, mengejutkannya seraya melebarkan matanya dan

"Aaaaaaaaaaaaaa" keduanya berteriak, lalu gadis itu bangkit dari dada Jack dan berdiri menunjuk

"Apa yang kau lakukan? Apa kau mau membunuh ku, hah?" Tanya Jack yang sudah berdiri dihadapan gadis itu

"Ti..dak a..ku ha..nya ing..in mel..ilat ke..adaan mu" ucap gadis itu, yah Ayrishlah yang masuk

"Jangan sok perduli deh, aku tak butuk perhatian dari gadis gagap sepertimu" sengaja menekan kata gagap

"Hiks, hiks, ....." Ayrish mulai terisak karena perkataan Jack yang begitu menyakitinya

Jack yang melihat itu, entah mengapa dia merasa bersalah dan dia pikir memang perkataannya sudah sangat menghina hingga Ayrish menangis

"Me..mang a..ku hiks sa..lah a..pa sih? Se..hing..ga kau be..gi..tu hiks mem..ben..ci ku?" Sambil terisak semakin keras lalu lari dari kamar Jack menuju kamarnya

Melihatnya melenggang pergi membuat Jack semakin merasa bersalah
"Apa aku sudah keterlaluan tadi? Ah, mengapa aku harus perduli dengannya? Tapi aku juga salah sih" Jack mulai bergelut dengan batinnya sendiri

"Mengapa dia begitu benci dengan ku? Apa karena aku gadis yang gagap? Tapi mengapa harus begitu?" Dalam hatinya Ayrish terua berkeluh mempertanyakan sikap kasar Jack serta kebenciannya sambil terus menangis dengan sesenggukkan

Tok tok tok! Terdengar bunyi ketukan pintu yang sama sekali tak dihiraukan Ayrish karena fokusnya pada dialog batin. Langkah kaki mulai memasuki kamar Ayrish dan duduk disampingnya

"Maaf tadi ak......" ujar Jack yang belum menyelesaikannya. Yah, setelah Jack bergulat dengan batinnya, sifat egoisnya terlawan oleh rasa bersalahnya. Akhirnya dia memutuskan untuk menemui Ayrish dan meminta maaf

"Kau be..nar, a..ku ga..dis ga..gap yang tak se..har..usnya sok per..du..li pa..da mu. Ja..di un..tuk a..pa kau min..ta ma..af ?" Sok tegar tanpa sesenggukan dengan nada yanh agak tinggi

"Yah juga ya, mengapa aku harus repot-repot minta maaf ? Bukankah yang kukatakan itu memang benar, dia memang gadis yang gagap. Hah, tidak-tidak, tak seharusnya juga aku terlalu memojokkannya. Dia pasti sangat terluka dengan perkataan kasarku" jack mulai berdialog batin sembari terdiam

"Tap......." Jack ingin angkat bicara, tapi lagi-lagi Ayrish menyelanya

"Tak per..lu min..ta ma..af. Seb..aiknya kau ber..siap un..tuk ku..liah" lalu Ayrish pergi menuju kamar mandi

Sedang Jack masih tertegun mendengar ucapan Ayrish yang meski telah dia sakiti, dia malah perhatian dengan dirinya. Karena itu Jack semakin merasa bersalah

*----------------*

Saat dikelasnya, Ayrish terus melamun

"Gadis gagap" "Gagap" "aku tak butuh, gadis gagap" perkataan Jack terus mengisi otaknya dan berputar-putar disana hingga tak terasa linangan air matanya pun terjatuh sampai tepukkan sebuah tangan dibahunya menyadarkannya

"Kau kenapa Ay?" Sedikit menunduk untuk melihat wajah Ayrish yang tertunduk dengan mata sembab "Kau menangis Ay? Ada apa?" Terlihat begitu mengkhawaritkan sahabatnya itu sambil menarik pundak Ayrish agak tegak

Dengan segera Ayrish menepis air matanya dan menghadap Milda dengan berusaga tersenyum sehangat mungkin meskis sungguh dia tak kuat menahan sesak hatinya, lalu menghela nafas sebelum berbicara "A..ku ti..dak" tapi Ayrish tak bisa menyembunyikan sesenggukkannya sehingga harus menghentikan sejenak ucapannya "A..pa-a..pa kok Mil" berusaha terlihat tegar dihadapan sahabatnya itu

"Jangan sok kuat deh nahan tangis, jelek tau" bercanda "Ayo ceritakan, setidaknya itu bisa meringankan bebanmu" bersikap lembut sangat

Lalu Ayrish menunduk lagi dan menceritakan semuanya, dia memang paling tak bisa sembunyikan apapun dari sahabatnya itu

***
Di kelas yang berbeda, Jack yang sedang menidurkan kepala di atas mejanya

"Jack" dikejutkan oleh sahabatnya Rezi yang menepuk bahunya tak pelan hingga menghasilkan suara keras dan pastinya itu sakit

"Aduh, apaan sih Zi? Sakit tau" meringis sambil mengusap bekas tepukkan Rezi dengan wajah yang sudah memerah karena marah

"Iya sorry sorry deh" nyengir kuda "Lagian kamu kenapa sih? Cerita dong kalau ada masalah, siapa tau aku bisa bantai" lanjutnya

"Bantu Zi bantu, yah kali mau kamu bantai" mengerutkan dahinya

Lalu Jack menceritakan semuanya
"Aku harus bagaimana Zi? Sepertinya dia benar-benar marah deh"

"Eh tapi tunggu deh, sejak kapan kamu perduli dengannya? Biasanya dirimu tak berpengaruh soal yang berhubungan dengan Ayrish" Rezi menatap seraya mengintimidasi

"Ah sudah deh zi, jangan buat aku tambah pusing dengan pertanyaan konyol mu itu" menarik rambutnya frustasi "Sekarang lebih baik, kamu kasih solusi saja. Itu keahlian mu kan?" Seakan memaksa

"Hemm, bagaimana yah?" Seraya berpikir sejenak, lalu menjentikkan jarinya "Nah, aku punya ide. Kamu ajak Ayrish makan malam saja, lalu berikan dia bunga" tersenyum bangga

"Apa kamu sudah gila Zi? Itu mau minta maaf, apa mau nyatakan cinta sih? Saranmu begitu konyol tau" Mengerutkan dahinya

"Namanya juga saran, tidak diterima juga tak apa-apa" cemberut "Kalau begitu, kamu coba minta maaf sekali lagi saja padanya. Siapa tau kali ini Ayrish mau memaafkan mu" Sarannya

"Okay deh, aku coba ya. Terima kasih saran mu" menepuk pelan bahu Rezi lalu berdiri "Aku ke toilet sebentar yah"

Hate With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang