Samuel dan beberapa orang tengah panik menunggu kabar dari Dokter. Samuel mondar-mandir tak sabar, sedang Milda terus menangis dalam pelukkan ibunya dan Nindi pun sama tapi dalam pelukkan Oma. Namun lain halnya dengan Jackson yang terduduk lemas di lantai dingin itu dengan tatapan tak berisi ataupun kosong dan tak memperdulikan tatapan orang yang lewat di depannya yang mungkin mengira dia sudah gila
"Semua ini salah ku, salah ku" lirih Jackson dengan pelan sambil terus menarik rambutnya
Entah sudah berapa lama Dokter Hendri sibuk memeriksa Ayrish didalam dan belum ada tanda-tanda untuk keluar memberi kepastian keadaan Ayrish
"Kenapa Dokter itu sangat lama sih?" Geram Samuel tak sabaran sambil mondar-mandir
"Tenang Sam, Dokter pasti sedang melakukan yang terbaik untuk Ayrish" ujar Riko sembari mengusap pundak putranya itu untuk menangkannya
"Tapi pa....."
"Permisi" perkataan Samuel dipotong oleh keluarnya Dokter dari ruangan Ayrish. Dengan bergegas semua orang menghampiri Dokter Hendri
"Bagaimana Hen?" Sergah Oma Rossa
"Sepertinya dia adalah korban percobaan pemerkosaan, karena terdapat tanda bekas cemraman dan cakaran di beberapa bagian tubuhnya" jelas Dokter Hendri dari hasil yang dia peroleh "Aku turut berduka untuk tragedi yang menimpanya" lanjutnya prihatin
Oma Rossa dan kedua orang tua Samuel kaget mendengar penuturan Dokter. Karena Samuel sudah mengetahuinya
"Lalu bagaimana keadaannya Dok" sela Jackson
"Untuk kondisinya sudah mulai stabil, tapi pasien belum sadar. Sepertinya dia akan mengalami shock berat, semacam trauma yang akan membuatnya sulit melupakan tragedi yang menimpanya" tutur Dokter "Kalian sudah bisa menjenguknya" lalu Dokter pergi dari sana
Mendengar penuturan Dokter tentang kondisi Ayrish yang sangat memprihatinkan, membuat Samuel menarik kerah baju Jackson "Jangan dekati Ayrish, pergi dari sini" lalu melempar Jackson hingga kepalanya membentur tembok dan memgeluarkan darah
"Apa yang kamu lakukan Sam?" Cegah ayahnya Samuel "Sudahlah Sam, ini rumah sakit. Jangan membuat keributan lagi" sentak Riko untuk menghentikan Samuel yang akan memukuli Jackson "Ayo kita jenguk Ayrish saja" lalu menarik paksa Samuel untuk masuk ke ruangan Ayrish
***
"Nama ku Luis. Siapa namamu?" Ujar pria yang Ayrish ikuti"Ay..rish" jawabnya singkat
"Ayrish, nama yang bagus" memuji sambil mengangguk pelan namun tetap fokus menyetir "Apa kamu lapar? Aku sedikit lapar, kamu ingin menemaniku untuk makan?" Lanjutnya masih fokus
"Ba..iklah, ter..serah an..da" menyerahkan persetujuannya
"Jangan terlalu formal begitu, panggilan aku kamu saja atau boleh juga panggil nama" pinta Luis dengan ramah yang hanya dijawab dengan sebuah anggukkan
Tak lama setelahnya, Luis memberhentikan mobilnya didepan sebuah warung makan. Dan mulai memesan makanan
"Kena..pa ban..yak se..kali?" Ditujukan pada beberapa makanan yang dipesan oleh Luis, seperti dua porsi nasi goreng serta dua es teh. Menurut Ayrish itu banyak, oh ayolah Ayrish tak perlu berlebihan begitu. Hehehe
"Tidak, ini sudah pas. Satu porsi untuk mu dan porsi satunya untuk ku, adilkan?" Jelas Luis dengan santainya "Ayo makanlah, aku tahu kamu pasti belum makan kan?" Tebak Luis yang parahnya itu benar, Ayrish memang belum makan dan sangatlah lapar. Luis pun makan dengan santai, sementara Ayrish makan dengan lahapnya karena memag sangat lapar
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate With Love
RomanceMari mampir ! Tapi Follow Me dulu dong teman Ceritanya memang acak-adul teman, namanya juga Authornya tak bakat, baru belajar. Yah, sekedar menyalurkan bagian dari keisengan hobby saja. --- "Mengapa kau sangat membenciku?" "Aku benci karena telah m...