Follow Me dulu dong and jangan lupa juga untuk Vote and Command nya yah gusy😉
Heppy Reading😘"Ayrish !" Suara parau khas orang sakit memanggil nama gadis yang ada dalam pelukan hangatnya. Seketika Ayrish yang menangis terisak dalam dekapannya terdiam lantaran mendengar suara yang begitu familiar, dia sangat mengenal suara itu. Tapi.....
Ayrish pun mendongah untuk memastikan apa yang dipikirkan dia benar adanya dan yah, pria yang memeluknya adalah....
"Jackson" gumam Ayrish. Tapi bagaimana bisa?---
Ketika itu, selesai Dokter Hendri memeriksa keadaan Jackson"Bagaimana kondisi Jackson, Hen?" Tanya Oma Rossa masih dengan sisa isaknya
"Tak perlu ada dikhawatirkan tante. Jackson baik-baik saja, bahkan sangat baik"
Oma, Nindi serta Rezi pun bersyukur Alhamdulillah lantaran Jackson baik-baik saja. Kemudian Jackson dipindahkan ke ruang rawat biasa. Setelahnya ada pasien pria kecelakaan baru dan langsung ditangani di ruangan tempat Jackson dirawat sebelumnya, yaitu kamar No.317. Namun sayangnya pria itu tak tertolong dikarenakan sangat parah dan atas kehendak yang Maha Kuasa. Saat pasien dikeluarkan untuk dipindahkan ke kamar mayat, saat itu pula Ayrish dan yang lainnya datang. Lantas Ayrish menangis histeris hingga terdengar Oleh Jackson yang baru tersadar seakan merasakan akan kehadiran Ayrish disini. Dengan sedikit kemampuan ya dia miliki, dia bertekat menemui Ayrish yang lokasinya memang tak jauh dari kamar rawatnya yang baru
"Mau kemana Jack?" Oma Rossa Menghampiri Jackson saat melihatnya seraya bangun dari pembaringannya
"Ayrish" lirihnya sembari berusaha menurunkan kakinya ke lantai dan dibantu oleh Oma
"Tidak kak, kakak masih belum pulih" cegah Nindi ketika Jackson sudah berdiri, walau tak tegak hingga harus dibantu oleh Rezi pula
"Iyah Jack, kondisimu belum baik" mencoba memberi pengertian "Biar aku yang katakan pada Ayrish yah" mengusulkan diri, namun Jackson segera mencekal tangan Rezi yang ingin keluar lalu menggelengkan kepalanya untuk mengisyaratkan kata 'Jangan'
Dengan seperti mendapatkan tenaga baru, Jackson melepas pegangan Omanya untuk menopang kaki lemahnya dan mulai berjalan perlahan ke arah pintu untuk keluar. Saat pintu terbuka, terlihatlah Ayrish yang terduduk lemas dilantau sembari menangis sesenggukan. Secara perlahan namun pasti, Jackson melangkahkan kakinya menuju gadis pemilik nama Ayrish itu, lantaran terlihat pula Samuel berusaha merengkuh Ayrish, dengan gerakan lebih cepat Jackson mendahului Samuel. Ditariknya Gadis itu dan menaruh dalam pelukan hangatnya
---
Dengan rasa kepercayaan yang belum terkumpul, Ayrish melihat Pasien yang tadi dipeluk dan yang sempat dia tangisi itu serta pula dia anggap adalah Jackson. Entah dari mana datangnya angin itu, hingga menyingkap tabir kain putih yang menutupinya dan terlihat wajah pria yang sebelumnya dianggap Jackson lalu Ayrish beralih menatap Jackson seakan berkata 'Kau masih hidup?' Namun tanpa suara dan itu diangguki manta oleh Jackson seakan sudah tau apa yang ada dalam pikiran Ayrish"Hiks, Hiks, Hiks" isak yang tadinya hampir tiada kini mulai terdengar lagi bahkan lebih keras seyara memberi tanda bahwa itu adalah isak tangis bahagia dan mulai membenamkan kepalanya didada bidang Jackson. Serta kini tangannya pun tak diam, dia memukul pelan dada Jackson "Jahat, jahat. Kenapa kamu lakukan ini, heh? Hiks" geramnya "Kamu tau, nafasku terasa sesak karena mu. Apa yang kamu lakukan? Hiks, hiks, Kenapa kamu membuatku begini? Kenapa kamu menyiksaku? Hiks" masih terus memukul dada Jackson
"Seharusnya aku yang bertanya. Mengapa kamu seperti ini? Apa yang membuatmu begini, heh?" Sembari berusaha menahan sakit lantaran kecelakaan dan belum lagi pukulan dari Ayrish yang tak seberapa
Mendengar pertanyaan Jackson, Ayrish pun tersadar bahwa yang dilakukan itu tidak benar, dia yang selama ini tak pernah dekat atau bahkan akrab dengan Jackson, kini berani memeluk dan merasa tak rela ditinggalkannya. Ayrish mendongah dengan menatap mata Jackson lekat lalu perlahan mundur karena tindakan yang seharusnya tak dilakukan "Maaf" kata terakhir darinya lalu berlari menjauhi orang-orang yang masih shock dengan kehadiran Jackson
"Mayat itu bukan Jackson" ujar Rezi yang cukup memperjelas semuanya "Jack, mau kemana lagi?" Sergahnya saat melihat Jackson sedikit berlari arah luar, namun tak digubris oleh Jackson dan semunya pun memutuskan mengikuti Jackson
Sedang Ayrish yang tadinya terus berlari sehingga tak memperdulikan beberapa orang rumah sakit yang marah lantaran ditabrak tak sengaja olehnya. Dan berhentilah dia dihalaman rumah sakit sambil menutup mulutnya yang semakin tidak kuat menahan isak tangisnya "Kenapa aku melakukannya? Aku takut kehilangan Jackson, tapi kenapa?" Lirihnya dalam hati, lalu dia teringat kata yang pernah Milda ujarkan "Karena kamu mencintai Jackson" kata itu mulai berputar diotaknya lagi "Aku mencintai Jackson? Apa benar?" Tanyanya pada diri sendiri dengan suara super pelan.
Ayrish memutuskan untuk berlari lagi, namun tangan dicekal seseorang yang tak lain adalah seorang Jackson dan berusaha dihempas oleh Ayrish "Lepas Ja..."
"Takkan ku lepas, sebelum kamu jawab pertanyaan ku" potong Jackson, Ayrish mencoba melepas tangannya namun percuma karena eratnya cekalan Jackson "Kenapa kamu seperti ini Ay? Jawab" lanjutnya bersikeras untuk mendapat jawaban yang membuatnya merasa cukup melegakan sesak dalam batinnya selama ini"Hiks, hiks, karena aku takut kehilangan kamu, hiks" masih terisak "Entah kenapa aku tak bisa hidup tanpa mu, hiks a..aku hiks ta..kut kehil..hiks langanmu" lanjutnya semakin parah sesenggukannnya hingga terbata-bata bicaranya. Tanpa komando, Jackson menarik Ayrish dalam pelukan hangatnya lagi untuk menenangkannya dan membiarkan dia habiskan sisa isakan tanginya yang belum usai
"Terima kasih Ay, kamu sudah sangat perduli padaku" sembari mengelus lembut rambut hitam dengan sedikit gelombang milik Ayrish "Maaf, selama ini aku sudah sering menyakitimu" ungkap sesalnya
Samuel yang menyaksikannya pun terbakar api cemburu hingga membuatnya berlari menjauhi mereka menuju sebuah kursi taman "Kenapa harus begitu? Kenapa Ayrish sangat perduli pada Jackson? Kenapa? Kenapa?" sambil memukul kursi besi yang dia duduki untuk meluapkan kekesalnya. Tiba-tiba Nindi yang entah dari kapan datang mulai menahan tangan Samuel yang terus memukul kursi besi itu yang pastinya Nindi yaqini itu sangat sakit
"Cukup kak, jangan menyakiti diri kakak sendiri" duduk disamping Samuel
"Lepas" menghempas tangan Nindi dengan kasar hingga membuatnya terperangah kaget "Jangan ikut campur urusanku" sentaknya seraya berdiri menatap Nindi dengan tajam
"Kak Sam ini kenapa sih? Cemburu?" Bentak Nindi yang tak terima dengan sikap kasar Samuel terhadapnya lalu ikut berdiri seperti menantangnya "Aku akui, aku bukan siapa-siapa dan aku tak berhak ikut campur apapun urusan kakak. Tapi bukan berarti, kakak bisa menyakiti ku seperti ini" sentaknya tak kalah garang tapi sekuatnya wanita, pastinya akan meneteskan air mata juga, begitupun dengan Nindi yang tak tau sejak kapan air matanya mulai berperan "Kenapa kak Sam tak pernah sadar, heh? Aku yang cinta sama kakak, bukan Ayrish kak, bukan dia tapi aku. Aku kak" ujarnya begitu keras hingga menyadarkan Samuel bahwa tindakan kasarnya itu sangat menyakiti Nindi. Tapi sudah terlambat, kini Nindi pergi entah kemana
*_________________*
Bagaimana nih, sudah ada yang baper kah? Kalau tak belum, tak apa yah. Soalnya kan Authornya masih belajar juga😊
Terima kasih yah sudah mampir di cerpen abal-abal dari Author Gaje ini😘 maaf kalau banyak typo🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate With Love
RomanceMari mampir ! Tapi Follow Me dulu dong teman Ceritanya memang acak-adul teman, namanya juga Authornya tak bakat, baru belajar. Yah, sekedar menyalurkan bagian dari keisengan hobby saja. --- "Mengapa kau sangat membenciku?" "Aku benci karena telah m...