Berusaha Memahami

0 0 0
                                    

Hari yang melelahkan itu kini berakhir sudah. Seiring dengan tamu undangan yang hilit mudik lenyap dari acara pernikahan tersebut

"Sudah waktunya" ejek Rezi seraya menaik turunkan Alisnya sembari melihat pada pengantin baru

"Apaan sih Zi? Kenapa kau begitu?" Cercah Jackson yang risih tak paham dengan maksud sahabatnya itu

"Ih kakak itu pura-pura polos atau apa sih?" Sela Nindi ikut mengejek

"Ih kalian kenapa sih?" Jackson malah jengah menatap keduanya "Kita masuk saja yuk Ay !" Ajaknya

"Nah tuhkan, tadi saja pura-pura tidak mengerti. Ih sekarang malah buru-butu begitu" celoteh Rezi dengan tawa ejekan

"Itu namanya sudah tidak sabar Zi" tambah Nindi juga tertawa geli

Rezi dan Nindi masih menikmati tawa ejekan mereka sampai berseru kesakitan saat ada tangan yang mendarat ditelinga mereka berdua

"Aww.. sakit Jack, lepas deh" ringis Rezi

"Aduh, maaf kak" ringis Nindi juga

Jackson pun melepas kedua tangannya yang menarik telinga Nindi dan Rezi secara bersamaan
"Sudah puas mengejeknya? Puas sakitnya?" Geram Jackson penuh penekanan

"Kenapa harus cupit sih Jack? Kasihan merekanya" bela Ayrish yang mulai membuka suara

"Tahu nih kakak, kita kan hanya bercanda. Yah kan Zi?" Sela Nindi sebelum Jackson jawab ujaran Ayrish dan hanya dibalas anggukan Oleh Rezi yang masih setia mengusap bekas tarikan tangan Jackson

"Sudah sudah, kalian ini yah malah ribut" lerai Oma yang baru datang entah dari mana "Ini sudah larut, Ayo sebaiknya kalian istirahat. Pasti lelahkan?" Perintah Oma

Nindi dan Rezi sudah berlalu, Nindi pergi ke kamarnya dan Rezi memilih menginap di rumah Jackson dan tidur di kamar tamu. Sedangkan Jackson dan Ayrish nampak masih belum beranjak

"Kalian tidak istirahat?" Tanya Oma saat melihat keduanya masih tak bergeming

"Iyah sebentar lagi Oma" jawab Jackson singkat

"Baiklah Oma tinggal dulu yah" pamit Oma lalu berhenti dari langkahnya yang tadinya beranjak "Oh ya, ingat. Segeralah kasih Oma Cicit yah" pesan Oma sembari tertawa geli kemudian berlalu

Mengisakan rona merah dipipi Ayrish dan perasaan tak nyaman pada diri Jackson. Dan sedetik kemudian, mereka juga berlalu menuju kamar pengantin mereka

Ke esokkan harinya,
"Arhhhgg...." Jackson mengeram sembari menarik rambutnya seraya frustasi

"Kenapa? Kenapa bisa terjadi sih? Kenapa aku tidak bisa mengontrol diri? Kenapa?" Geram Jackson dalam gumamannya yang terdengat begitu mengerikan bagi yang mendengarnya

Lalu dia menoleh kebelekang pada seorang gadis yang kini resmi menjadi istrinya itu, yang tengah tertidur pulas

Perlahan Ayrish mulai menggeliat dan membuka matanya, dia terheran mendengar Jackson bergumam tak jelas

"Ada apa Jack?" Terduduk Seraya menghampirinya dan menyentuh pundak suaminya itu yang sedang menunduk

"JANGAN SENTUH !" bentak Jackson dengan keras sembari menepis kasar tangan Ayrish

Lalu Jackson membalik badannya dan melemparkan tatapan tajam bak pedang yang siap menghunus siapapun yang berada didekatnya saat ini

Jelas itu membuat Ayrish melonjat kaget nan membelalakkan matanya lebar-lebar. Seakan bertanya, apa yang terjadi pada suaminya itu? Dan mengapa sikapnya berubah kasar padanya? Bahkan dalam satu malam. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Maaf Jack, tapi kau kenapa?" Tanya Ayrish memberanikan diri, meskipun dia tak bisa menormalkan suara gemetarnya akibat rasa takut

"Kau tidak perlu tahu !" Pinta Jackson dengan menutup mata menahan amarahnya serta memberi penekanan pada setiap katanya. Lalu berbalik membelakangi Ayrish lagi

"Tapi aku harus tahu Jack" Ayrish masih bersikap kekeh untuk meminta jawaban dari suaminya itu

Hening ! Jackson hanya bergeming dan tak berniat menggubris perkataan Ayrish. Perlahan, Ayrish berusaha mengangkat tangannya untuk menyentuh pundak Jackson

Masih hening, nampak sekali Jackson menahan amarahnya seiring dengan wajahnya yang memerah lantaran marah

Namun sedetik kemudian

PLAK ! Suara keras khas tamparan itu menggema di ruangan berdominasi cat warna putih pekat tersebut. Ayrish melebarkan matanya sembari memegagi pipinya yang baru saja atau tidak sengaja telah tertampar oleh suaminya, Jackson.

Hiks, hiks ! isak tangis itu mulai terdengar dan Ayrish menunduk

Sedang Jackson mulai tampak panik dengan apa yang baru saja terjadi. Sungguh dirinya tak berniat menampar atau berlaku kekerasan fisik terhadapa istrinya, Ayrish.

"Ay, aku min......" terpotong denhan suaranya yang gugup

Sementara isak tangis Ayrish semakin mengeras dan terdengar tak nyaman ditelinga Jackson. Ayrish menggeser tubuhnya secara perlahan dan tiduran membelakangi Jackson yang masih merasa bersalah dan tak tahu harus bagaimana

"Ayrish !" Panggil Jackson sembari menyentuh pundak Ayrish

"Pergilah ! Hiks, aku tak ingin bicara denganmu" ujar Ayrish dengan nada mengusir sambil menggerakkan badannya agar pegangan Jackson terlepas dari pundaknya "Jika punya masalah, jangan tunjukkan dihadapanku. Setidaknya agar aku tak merasa khawatir" peringatan keras dari Ayrish dengan penuh penekanan

"Maaf" satu kata itu yang terlontar dari lisan Jackson, mungkin sebagai bentuk penyesalan

Lalu dia turun dari tempat tidurnya dan membersihkan dirinya.

***
"Sudahlah Sweety, mengapa kau terus menangis? Aku sudah berjanji kan, kita akan membalas rasa sakit kita terhadap mereka" ujar Luis sembari mengelus punggung gadis yang berada dalam rangkulannya

Hisk, hiks, ! "Tapi aku masih belum bisa terima kenyataan Luis. Dia menikahi gadis yang sebenarnya ad....."

"Ssstttttt...." potong Luis segera dengan menyentuhkan jari telunjuknya pada bibir gadis tersebut

"Lupakan semua itu. Aku tidak akan semarah ini, jika hanya aku yang terluka. Tapi aku akan lebih marah lagi, jika mereka juga menyakitimu. Aku tak akan memaafkan mereka dan berjanji akan menghancurkan mereka" jelas Luis panjang lebar sebagai bentuk dari kesungguhannya

"Kamu mau kan membantuku membalas mereka?" Menangkup kedua pipi gadis itu dan menatap lekat kedalam matanya

Gadis itu masih belum bergeming seraya masih setia membalas sorot mata Luis yang dalam. Tak lama setelahnya, gadisnya mengangguk sembari menghela napas untuk meyakinkan dirinya sendiri

"Terima kasih sweety. Aku takkan mengecewakanmu, bagaimana pun juga. Mereka akan membayar rasa sakitmu" Luis menariknya dalam pelukan yang begitu hangat

"Apa ini? Mengapa aku begitu nyaman dipeluknya seperti ini?" Gadis itu membatin seraya memejamkan matanya, turut menikmati perasaan aneh yang mengalir dalam pelukam hangat dari pria yang notabenenya sangat mencintainya itu

***
"Kau mau kemana Jack?" Tanya Oma Rossa yang melihat Jackson nampak tergesa berniat masuk ke kamar tamu

"Mau menemui Reza" jawab singkat Jackson kemudian berlalu

Hate With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang