Nindi menghilang

4 0 0
                                    

Milda menengok ke segala arah, tak dia temukan kakak tersayangnya itu. Siapa lagi kalau bukan Samuel, akhirnya Milda berlalu dari adegan pelukan hangat itu (Ayrish dan Jackson) dan mulai menyusuri beberapa tempat. Lalu dilihatlah Samuel yang tercengang dari kejauhan "Awh" serunya saat seorang wanita menabraknya dengan sangat keras, yang tak lain wanita itu ialah Nindi dengan mata merah membengkak "Hei, kamu kenapa Nin?" Menoleh kearah Nindi yang terus berlari tak menghiraukan teriakan Milda "Nindi" panggilnya lagi berharap Nindi kembali, namun nyatanya dia masih mantap menikmati larinya itu sembari mengusap kasar ait matanya. Karena Nindi telah jauh, Milda pun memutuskan untuk menghampiri Kakaknya yang masih tak bergeming itu hingga membuat Milda mengernyit
"Ada apa kak? Kenapa Nin....." sembari menunjuk ke arah Nindi berlari walau kini tak terlihat lagi, tapi segera dicela oleh Samuel

"Dia mencintaiku, dia menyimpan perasaanya sejak masih bangku SMP" Samuel mulai bergumam "Tapi aku mencintai Ayrish" lanjutnya yang membuat Milda melotot dan menutup mulutnya yang tadinya sedikit menganga lebar lantaran terkejut hebat mendengar pernyataan Kakaknya tersebut

Sementara Nindi terus berlari keluar dari area rumah sakit hingga terhenti dijalan yang cukup sepi lantaran sudah tak sanggup lagi menahan sesak rasa sakit dihatinya "Kenapa kak Sam tak pernah mengerti hiks, aku sangat mencintai mu kak. Sangat hiks hiks" tangisnya mulai pecah lagi beserta sesenggukan kerasnya. Tak lama setelahnya ada yang memeluknya dari belakang, Nindi kira itu adalah Samuel. Namun beberapa saat setelahnya dirasakan ada kain sapu tangan yang hinggap dimulutnya lalu tak tau apa yang terjadi setelahnya

***
"Pulanglah ke rumah ku yah, mau kan?" Menangkup kedua pipi Ayrish dan menatapnya lekat dan Ayrish hanya tersenyum dalam tangis yang kini berganti bahagia dan mulai menganggukkan pelan kepalanya untuk mengartikan persetujuannya dengan ajakan Jackson dan itu cukup membuat Jackson menghela nafas lega

"Oma, ayo kita pulang. Tapi...." menggantung kalimatnya seraya melihat kesegala arah "Dimana Nindi?" Mengerutkan dahinya dan itu membuat yang lain juga melihat sekitar

"Tadi dia ada disampingku" sahut Rezi yang tak menyadari perginya Nindi yang tadinya berdiri disampingnya

"Ada apa Zi?" Tanya Milda yang baru datang bersama Samuel

"Kamu melihat Nindi tidak?" Rezi Merasa Cemas

"Em, Nin..di......" nampak mencari jawaban yang tepat

"Dia pergi" sergah Samuel sebelum Milda menyelesaikannya dan itu langsung mendapat tatapan tajam dari Jackson "Dia pergi setelah aku menolak cintanya" dengan berani Samuel mengatakannya dan langsung mendapati Jackson menarik kerah bajunya

"Apa maksud mu? Kemana Nindi?" Mata Jackson sudah dipenuhi amarah

"Jack sudah, ini tidak penting" berusaha melepaskan cengkraman tangan Jackson "Sebaiknya kita cari Nindi, takutnya dia berbuat hal yang tak inginkan" dan akhirnya terlepas juga

Wajah panik mulai menghiasi wajah mereka yang ada disana. Dengan segera Jackson merogoh saku celananya, guna mengambil ponsel untuk menghubungi Nindi, namun nihil. Beberapa kali Jackson lakukan panggilan itu, tapi tak satupun dijawab oleh Nindi
"Argghhh, mengapa tak di angkat sih?" Teriak Geram Jackson dan Jackson ingin menarik kerah baju Samuel yang nampak terdiam menyesali perbuatannya, walau sebenarnya dia tak berbuat kesalahan. Namun segera dicekal oleh Ayrish

"Jangan lagi Jack, kita harus mencari Nindi" ujarnya membuat tangan keras Jack mengurungkan niatnya

"Iyah Jack, kita urus ini nanti" timbal Rezi "Yang penting kita menemukan Nindi dulu" lanjutnya

---
"Kak Sam" gumamnya setelah tersadar. Dilihatnya sebuah ruangan yang lebih tepatnya seperti sebuah pabrik yang tak digunakan. Dan saat ini, Nindi terikat pada sebuah kursi

"Hai Cantik, sudah bangunkah?" Sapa seorang pria dibalik topeng hitam menyeramkan

"Siapa kamu?" Sentak Nindi yang takut lalu menggerakan tubuhnya untuk menjahui pria yang perlahan mulai mendekatinya "Lepaskan aku, siapa kamu?" suaranya mulai terdengar gemetar

"Hei hei, tak perlu takut sayang. Aku ini orang baik" ujarnya dengan suara sensual menyeramkan sembari mengulurkan tangannya dan menyentuh lembut pipi Nindi "Kakak mu itu sudah berani merebut kesenangan ku" nampak dia tersenyum miring dari balik topengnya "Tapi sekarang, aku mendapat kesenangan baru" mencekap lengan Nindi dengan kasar

"Sa..kitt," ringis Nindi "Lepaskan aku, tolong lepas" tangisnya mulai berderu

Tanpa menggubris tangisan Nindi, pria itu segera melepas tali ikatan ditangan Nindi dan dilemparkannya ke lantai yang cukup kotor itu

"Tidak, kamu mau apa?" Nindi mulai histeris melihat pria bertopeng itu terus mendekati kearahnya dan dia terngesot mundur menggunakan tanganya tak berpaling dari pria tersebut "Jangan, tolong Jangan" teriak Nindi

"Tenanglah Manis, kita hanya akan bersenang sebentar" ujarnya begitu menyeramkan

Semenara dilain sisi, Jackson masih berusaha menghubungi Nindi tapi lagi-lagi tak ada jawaban kecuali sanggahan dari operator "Kenapa Nindi tak menjawabnya? Apa yang dia lakukan sih?" Geram Jackson

"Ada apa sih Zi?" Teriaknya pada Rezi yang tiba-tiba mengerem secara dadakan

Tanpa perdulikan kemarahan Jackson, Rezi keluar dan memegang sebelah pasang hak tinggi yang sangat dia kenali "Jack, ini sepatu hak milik Nindi kan?" Menunjukkan pada Jackson dan dua lainnya (Oma Rossa dan Ayrish) yang juga ikut keluar

"Iya benar, itu milik Nindi. Oma masih ingat jelas" sejutu Oma yang memang menyaksikan sendiri, Nindi memakaikan Sepatu hak tinggi itu dikakinya

"Tapi kenapa hanya sebelah Jack?" Ujaran Ayrish membuat Jack dan yang lainnya menatapnya bersamaan

"Atau jangan-jangan......." ujar Rezi terdiam sejenak untuk beralih menatap alas kaki Nindi lalu menatap Jackson

"Nindi telah diculik" sergah Jackson ternya

Hate With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang