Berubah sikap

3 0 0
                                    

*Heppy Reading guys😉*
---

Perlahan jackson mengerjapkan matanya yang cukup berat untuk dibuka. Dia mengedarkan pandangan ke seluruh arah
"Aku dimana? Ini bukan kamar ku" batinnnya bertanya lalu samar-samar dia dengar dari luar pintu kamar tersebut

"Bagaimana Dok ..........?"

"Sepertinya dia sedang frustasi berat,......"

Karena rasa penarannya, Jackson mulai mencoba berdiri dan menuju pintu untuk mengetahui siapa yang berbicara diluar sana

***
Malam sebelumnya,
Jackson benar-benar mabuk berat, hingga dia pingsan begitu saja. Akhirnya dengan telaten Rezi menggotongnya ke mobil yang dibantu oleh beberapa orang penjaga Club itu dan meluncur segera kerumahnya.
Setelah sampai Rezi yang sangat khawatir mulai panik mengetahui kondisi Jackson yang seperti itu "Kenapa kamu jadi begini Jack? Mengapa kamu menyiksa dirimu sendiri?" Lirih Rezi sambil menekan nomor diponselnya "Hallo, bisa kerumah saya sekarang?" Setelah teleponnya tersambung "iya sekarang yah, baiklah saya tunggu" lalu menutup panggilannya "Tenanglah Jack, kamu akan baik-baik saja" ujarnya yang sebenarnya untuk menenangkan diri sendiri

Selang beberapa saat kemudian, Rezi masih gelisah menunggu Dokter yang memeriksa Jackson "Permisi" suara Dokter terdengar membuat Rezi terkesiap menghadap Dokter "Bagaimana Dok kondisinya? Sergah Rezi

"Sepertinya dia sedang frustasi berat dan terlalu banyak minum beralkohol itu. Tapi untuk saat ini, dia sudah ...."

***
"Rezi!" Panggil Jackson yang baru keluar dari kamar hingga memotong penjelasan Dokter dan lalu disambut wajah panik oleh Rezi "Kenapa kamu keluar? Seharusnya kamu istirahat dulu saja" merangkul Jackson mengingat tubuhnya belum stabil berdiri tegak

"Kamu ini berlebihan sekali, aku baik-baik saja kok" sanggahnya untuk membuat sahabat baiknya itu tenang, lalu beralih pada Dokter "Terima kasih ya Dok, saya sudah baik-baik saja kok" ujarnya dengan sopan dan sedikit senyum meyakinkan

Kemudian Dokter pun pamit untuk pulang dan Rezi membantu Jackson untuk beristirahat dikamar yang tadi dia tempati "Ngomong-ngomong bagaimana aku bisa pingsan?" Tanyanya saat sudah duduk ditepi tempat tidurnya, yang jujur dia seperti lupa akan kejadian atau ucapannya malam itu karena terlalu mabuk berat

"Kamu telalu banyak minum Jack" ikut duduk disamping Jackson "Aku tahu kamu sangat frustasi akan tragedi yang menimpa Ayrish, tapi tak seharusnya kamu menyalahkan diri sendiri" nasehat Rezi

"Tapi bukankah memang itu kesalahan ku, Semua yang terjadi padanya itu adalah salah ku. Aku sering menyakiti Ayrish dengan sikap atau perkataan kasar ku" mulai menangis sambil mengusap kasar wajahnya "Aku yang membuatnya kehilangan ibunya, aku yang menabrak ibunya hingga dia tiada" lanjutnya sambil menunduk

"Apa?" Lantas Rezi cukup terkejut dengan mengernyitkan dahinya "Tapi kenapa kamu tak cerita padaku sebelumnya?" Karena yang Rezi tahu, Jackson tak pernah menyembunyikan apapun dari sabahat kecilnya itu, lalu diceritakanlah bahwa Jackson mengalami trauma besar hingga mentiadakan ingatan seputar tragedi kecelakaan itu "Astaghfirullah Jack" menghela nafas prihatin sembari mengusap lembut punggung sahabatnya itu

"Aku tidak tahu, kenapa aku merasa sangat takut melihat Ayrish hampir tersentuh oleh pria bejat itu. Aku lalai dalam melindunginya" lirihnya lalu menghadap Rezi yang membuatnya terkesiap menatap mata Jackson "katakan Zi, apa dia akan membenci ku? Jujur aku tak bisa kalau harus dibenci olehnya. Apa dia akan menjuhi ku? Aku takut Zi, bagaimana ........."

"Tenanglah Jack, kamu harus bersikap tenang. Percayalah semuanya akan baik-baik saja" celah Rezi sebelum Jackson selesai bicara

"Tapi Zi, Ayrish akan membenci ku, dia........" lalu dicelah lagi oleh Rezi

"Jack, kenapa kamu seperti ini? Dimana Jackson sahabat kecil ku yang katanya sangat tegas dan pemberani, Dimana........" kini Jackson juga menyelah perkataan Rezi

"Dia sudah tiada Zi, Jackson yang itu sudah tak berdaya menghadapi kenyataan, Jika harus dibenci Oleh Ayrish" menunduk pasrah

Disisi lainnya
Oma Rossa terus berdebat tentang Ayrish yang akan tinggal bersama keluarga Samuel atau tetap tinggal bersama Oma Rossa

"Tolong pa, beri pengertian pada Oma Rossa. Ayrish harus tinggal bersama kita pa, setidaknya hanya sementara saja. Ma, tolonglah bujuk Oma" pinta Samuel pada Riko dan Maya agar Oma memberi izin untuk Ayrish tinggal dirumah keluarga Hardyan

"Tidak Sam, Oma harus tetap bertanggungjawab atas kejadian ini. Oma tidak ingin Ayrish merasa kalau aku tidak perduli dengannya" bantah Oma Rossa

"Tapi Oma, Sam juga tidak ingin jika Ayrish bertemu dengan pria kejam itu" ujar Sam dengan nada tinggi

"Siapa yang kamu sebut Pria Kejam itu Sam? Jackson kah?" Terlihat kekesalan dimata Oma dan dibalas tatapan Samuel seakan berkata iya

"Secinta itukah kak Sam pada Ayrish?" Tanya Nindi pada hatinya dengan menatap sayu ke arah Samuel sambil mengusap punggung Oma

"Mungkin kak Sam benar Oma, biarkan Ayrish tinggal dirumah mereka dulu" usul Nindi mendapat tatapan tajam dari Oma "Hanya untuk sementara dalam masa pemulihan traumanya Oma" lanjutnya berusaha meyakinkan Omanya

"Tapi Nindi........" Oma, langsung dipotong oleh Riko yang mulai angkat bicara "Percayalah pada kami tante" dan Maya pun ikut menyela "Insya Allah kita akan berusaha menjaga Ayrish dengan baik Oma, percayalah" terasa meyakinkan

Akhirnya Oma pun luluh dan mengizinkan Ayrish tinggal dirumah keluarga Hardyan. Ingat, hanya untuk semetara waktu

Seminggu kemudian
Jackson masih melamun dimeja kampusnya setelah pelajaran selesai. Baginya terasa sangat berbeda, jika tak ada Ayrish atau bahkan tak mendengar bisikan tawa yang sering kali tanpa sengaja terdengar hingga ketelinganya

"Aku merindukan mu Ay" Tanpa sadar kata itu keluar tulus dari lisannya

Sementara di waktu yang bersamaan, Ayrish yang berada dikamar barunya saat dirumah Samuel sedang menatap langit-langit atas kamarnya dan tanpa dia sadari lisannya mulai bergumam "Jackson, Aku rindu"

Tak ada yang tahu hati dan isi hati mereka kecuali Tuhan yang Maha Cinta (Allah).

"Ayrish" panggil Maya yang baru masuk kamarnya lalu duduk disamping tempat tidurnya dan di ikutin Ayrish yang kini duduk bersebelahan dengan Maya "Bagaimana keadaan mu sayang?" Tanya Maya sembari mengelus lembut rambut Ayrish

"Aku baik kok tante, terima kasih sudah mau merawat Ayrish" lalu Ayrish merasa janggal dengan suaranya "Tante, suara Ayrish?" Heran karena cara bicaranya kini lancar dan tidak Gagap. Apa kalian juga menyadarinya?
Iyah, kini Ayrish sudah bisa bicara lancar lagi karena teriakan keras yang membuat suara Gagapnya kini menjadi lancar layaknya cara bicara manusia lainnya

"Alhamdulillah, terima kasih ya Allah" bersyukur Ayrish lalu dipeluk oleh Maya "Allah memberi mu kenikmatan baru dibalik musibah yang menimpa mu" ujar Maya dan hanya di angguki oleh Ayrish

---
"Masih memikirkan Ayrish?" Perntanyaan itu datang tiba-tiba

"Iya Zi, entah kenapa aku sangat merindukannya Zi. Aku sangat ingin bertemu dengannya atau bahkan hanya melihat dari jauh pun aku tak apa Zi" ujarnya dengan tulus

"Kamu sadar tidak Jack? Rasa khawatir mu itu bukan hanya perasaan khawatir biasa. Sebenarnya .........." langsung disergah oleh Jackson dengan mengerutkan dahinya

"Apa maksud mu bukan biasa Zi?"

*_____________*

Don't forget, Vote and Command serta Follow Me nanti insya Allah aku Folback, Okay.
Terima kasih sudah mampir😘Maaf kalau banyak typo🙏

Hate With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang