SaNil and ReMil

3 0 0
                                    

3 tahun berlalu cepat dari kejadian penangkapan Luis yang sejak itu dihukum 5 tahun penjara. Dan kini Samuel semakin bersikap baik kepada Nindi

"Es krim?" Menyodorkan Es krim pada Nindi yang tengah duduk sendiri dikursi taman kampus dan juga ikut duduk disampingnya

Nindi tersenyum hangat seraya mengambil es krimnya "Terima kasih kak" lalu mulai makan es krimnya

Tak lama, es krim Nindi tersisa sedikit. Lalu terdengar Samuel sedang tertawa geli dan itu berhasil membuat Nindi berhenti menyecap es krimnya lalu melihat ke arah Samuel
"Ada apa kak?" Tanya Milda heran

"Haha, Makannya kayak anak kecil deh" lalu mengambil sapu tangan dalam saku celananya "Sebentar yah" lanjutnya kemudian mengusap sisa es krim yang menyebar disekita sudut bibir Milda "Nah sudah" ujarnya menaruh sapu tangannya disamping sisa tempat duduk mereka

Sedangkan Nindi masih setia menatap kelembutan sikap Samuel terhadap dirinya
"Terima kasih yah kak" tersenyum lembut yang hanya dibalas dengan kata 'Hm' dengan tersenyum pula

Sejak kejadian yang cukup mengerikan itu, telah memberi pelajaran yang cukup untuk Nindi dan kini dia mulai bertekad, bahwa tak akan lagi dia memaksakan perasaan Samuel terhadapnya. Jujur, sikap baik Samuel yang terbilang berlebihan mulai membuat Nindi merasa tidak nyaman. Bahkan dia sempat berpikir, -Apakah kak Sam mulai mencintaiku?- pertanyaan itu yang sering menyerang batinnya saat mengingat kelakuan Baik Samuel yang teramat terhadap dirinya. Entah, Apakah Samuel memang sudah mencintai Nindi? Atau sikap itu hanya bentuk dari penyesalannya?

"Nin !" Panggil Samuel yang hanya dijawab dengan gumaman 'Hm' oleh Nindi tanpa menoleh "Maaf, karena selama ini aku tak menghargai perasaan mu. Aku menye....."

"Sudahlah kak" segera memotong perkataan Samuel dengan menatapnya "Nindi paham kok, perasaan itu tidak bisa dipaksa kak. Nindi juga sadar, kalau kak Sam mencintai Ayrish kan?" Lanjutnya seraya tertunduk pasrah

Perkataan terakhir Nindi sontak membuat Samuel merasa semakin bersalah lantaran tak pernah menghargai perasaan Nindi yang terlihat begitu tulus
"Nin, bantulah aku untuk melupakan Ayrish. Aku pun menyadari bahwa Ayrish tak menyukai ku" ujarnya dengan pasti

"Maksud kakak?" Nindi berakih menatap Samuel lagi dengan kening berkerut

"Aku tak bisa memaksa Ayrish untuk menyukaiku. Tapi aku bisa berusaha mencintaimu"

DEG ! rasanya waktu terhenti, hanya jantung Nindi yang bersuara keras, seakan tak mempercayai apa yang baru saja dia dengar dari lisan Samuel

Samuel langsung meraih kedua tangan Nindi dan mengenggamnya lembut
"Bantulah aku untuk lupa akan Ayrish dan jadilah kekasih ku !" Ucap Samuel penuh keyakinan dengan menatap lekat kedua sorot mata indah dari gadis dihadapannya itu

Sedang Nindi masih terdiam, masih tak percaya dengan yang terjadi sekarang, bahkan Samuel ingin dia jadi kekasihnya. -Apakah ini mimpi?- setidaknya itu yang menjadi pertanyaan besar dalam hatinya

"Kau maukan?" Samuel bertanya lagi dan membuat Nindi tersadar dari keterdiamnya

Nindi perlahan menyungging senyum dibibirnya hingga dirasa begitu nyata, lalu sejenak dia menarik napas pelan dan "Iya" sesingkat itulah jawaban Nindi yang membuat Samuel merasa lega dan kemudian memeluknya erat

Di lain lokasi
Milda menemukan satu bunga melati yang tergeletak di atas meja kampusnya "Melati?" Mengerutkan dahinya, merasa aneh dengan itu dan kemudian diapun mengambilnya dengan iseng mendekatkan pada hidungnya

"Kamu suka?" Perntanyaan itu muncul tiba-tiba dari seorang pria yang datang dari arah pintu masuk dan membuat Milda menoleh

"Rezi?" Lipatan dahinya semakin terlihat karena pria itu, yah pria itu adalah Rezi

Hate With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang