Tanpa Semangat

2 0 0
                                    

Beberapa hari telah berlalu dari kejadian pahit yang menimpa keluarga Adiyasa.

"Bagaimana keadaan Nindi dan keluarganya?" Riko sang ayah memulai perbincangan setelah makan malam selesai

"Alhamdulillah sudah baikkan sih Pa. Tapi entah dengan keadaaan hati mereka, Sam tidak tahu" Samuel menjawab sebisanya

"Hati mereka mungkin masih hancur sekali, kan ini masih beberapa hari saja jarak dari kecelakaan itu" timbal Milda

"Kalian seringlah hibur mereka, agar mereka tidak terus larut dalam kesedihan" saran Maya dan masih berkutat dengan piring yang dicucinya, karena yang lain masih duduk dikursi ruang makan

"Tentu ma, rencanya juga besok Milda dan Kak Sam akan ke rumah Nindi" ujarnya

"Hem, baguslah" balasan Ayahnya

***
Sedangkan dikediaman Adiyasa sendiripun nampak begitu hening saat berada dimeja makan. Jackson masih setia menatap kosong piring yang sudah tersedia untuk disantapnya namun tak ada niatan untuk dia menikmatinya. Dan Nindi melakukan hal sama, hanya terdiam dengan mengaduk-aduk makanannya tanpa nafsu untuk menyantapnya, Demikianlah dengan Oma Rossa yang terdiam hening hingga tak memperhatikan kedua cucu kesayangannya.

Berbeda halnya dengan Ayrish yang kini menatap ketiga manusia yang tertegun dalam keheningan itu secara bergantian. Dia merasa sangat sedih menyaksikan orang-orang yang disayanginya berduka seperti itu, sungguh dia juga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh mereka, karena dirinya pun pernah merasakan hal tersebut.

"Mau kemana Jack?" Tanya Oma memulai pembicaraan setelah menyadari Jackson yang tiba-tiba berdiri dan akan berlalu

Langkah Jackson pun terhenti serta menoleh pada Oma nya dan kedua gadis muda yang juga menatapnya "Aku mau ke kamar dulu Oma" lalu balik badan lagi seraya melangkah menuju tangga

"Tapi kamu belum makan Jack" ujar Oma Rossa dengan sedikit keras, karena Jackson sudah jauh hampir sampai di kamarnya

Namun Jackson tak menggubris perkataan Omanya lalu menghilang dibalik pintu kamarnya

Oma bangkit seraya ingin menyusul cucu prianya itu, tapi tangannya dicekal oleh Ayrish "Biar aku saja Oma" dengan tatapan meyaqinkan dan tak lama setelahnya Oma Rossa pun mengangguk tanda setuju

"Jack !" Panggil Ayrish seraya menaruh sepiring makanan dan minuman yang dibawanya di atas nakas kemudian duduk ditepi tempat tidur Jackson. Sedang Jackson yang tadinya tiduran menatap langit-langit atapnya kini sudah bergeger duduk disamping Ayrish

"Kenapa Ay?" Tanya nya tanpa menatap Ayrish

Ayrish mengambil piring makanan lalu menyendokkan nasinya dan di arahkan pada mulut Jackson "A dong" seraya memberi intruksi

Jackson menatap sesendok nasi dihadapannya lalu beralih menatap Ayrish sejenak dan setelahnya berpaling ke lain arah "Aku tidak lapar Ay" sembari mendorong pelan sendok yang tepat di depan mulutnya

"Tapi, kamu belum makan Jack. Kalau sakit bagaimana?" Menarik sendoknya dihadapan mulut Jackson lagi "Makan yah"

Tapi kali ini Jackson hanya menggeleng dan mendorong lagi sendok tersebut, tapi Ayrish masih bersikeras membuat Jackson makan. Itu terus dia lakukan berulang, namun berulang juga Jackson menolak, hingga mungkin kesabaran Jackson sudah habis

"Tidak Ay" sentak Jackson keras melemparkan piring serta sendok ditangan Ayrish hingga si piring pecah dan memberantakan benda di atasnya berhambur kesegela arah

Sedang Ayrish melonjak terkejut dengan sikap Jackson yang terbilang kasar dan membuatnya kini serasa bergetar ketakutan

"Kamu ini kenapa sih? Aku sudah bilang tak mau makan, kenapa masih maksa?" Lanjut Jackson masih dengan nada tinggi

"M-ma-ma-af " ujar Ayrish kini terbata lantaran sungguh takut dengan sikap Jackson saat ini

"Keluar" menunjuk pintu, tapi Ayrish masih terdiam karena masih shock "Sekarang Ay, keluar" ujarnya lagi lalu Ayrish tersadar dan lekas berlari dari kamar Jackson sembari mengusap tetesan air mata yang sudah tak tertahankan untuk keluar

Hiks, hiks. Sesenggukannya kini terasa berat nan membuat napasnya tak beraturan

"Menjauhlah dariku, jangan urusi urusanku, kalau perlu pergi dari sini atau dari rumah ini" perkataan Jackson masih terngiang jelas digendang telinganya sebelum dia pergi dari kamar Jackson

"Jangan muncul dihadapan ku lagi, pergi" lagi, ujaran Jackson berputar lagi di otaknya

"Pergi"
"Pergi"
"Pergi"

"Argghhh......." teriak Ayrish sembari menutup telinganya untuk menghentikan perkataan Jackson yang terus terngiang

Sakit, Luka, perih, mungkin itu yang saat ini Ayrish rasakan. Bagaimana tidak, pasalnya dia tak pernah mengira Jackson akan berkata semacam itu, karena dari yang dia tahu. Sebelumnya Jackson sudah baik dan cukup lembut terhadapnya

"Hiks, hiks, mengapa kau kasar lagi padaku? Salahku apa sih?" Gumamnya

***

"Ada apa Jack?" Tanya Oma panik "Kenapa Ayrish menangis?" Lanjutnya saat melihat Ayrish melewatinya dengan berair mata

Seakan sadar dengan sikapnya yang keterlaluan, kini Jackson menarik rambutnya frustasi dan terduduk di Tepi tempat tidurnya "Jackson lepas kendali Oma" ujarnya merasa bersalah

"Kamu itu kenapa Jack? Tak seharusnya kamu bersikap seperti itu" duduk disamping Jackson setelah Jackson menceritakan semuanya "Jika dia pergi bagaimana? Kamu tahu dia tidak punya siapa-siapa lagi, dia tinggal disini pun karena kamu yang menabrak ibunya" ujar Oma mengingatkan kejadian kelam itu

"Jack tahu Oma, tapi sungguh aku tak sengaja" jelasnya

"Sudah baik dia tak tahu hal ini. Jika Ayrish tahu, mungkin........"

BUGH ! Perkataan Oma pun terhenti karena suara benda jatuh dan terlihatlah sebuah koper yang tergeletak dilantai depan pintu kamar Jackson dan terpampang jelas wajah gadis bernama Ayrish itu dengan raut tegang tak percaya mendengar apa yang baru saja dikatakan Oma Rossa

"Aytrish" ujar Oma Rossa dan Jackson bersamaan lalu berniat menghampir gadis yang masih setia berdiri disamping sebuah koper yang berisi semua pakaiannya itu

"Tidak, jangan mendekat" tolaknya seraya mundur perlahan, sedetik setelahnya dia balik badan dan berlari menuju pintu keluar utama rumah yang terbilang mewah itu

Ayrish terus berlari menjauh Dan tak memperdulikan panggilan dari Oma Rossa dan Jackson sendiri

"Ay, tunggu" berhasil mencekal tangan Ayrish yang kini sampai tak jauh dari luar depan gerbang rumahnya "Dengarkan aku dulu, Ay" timbalnya

Ayrish langsung balik badan dan menepis tangan Jackson "Lepas Jack"

"Jadi itu alasan kamu bersikap baik padaku? Karena kamu yang telah menabrak ibuku" sentak Ayrish

Jackson dapat melihat Amarah besar dimata Ayrish yang sebelumnya tak pernah dilihantnya, karena memang Ayrish bukan tipe orang pemarah, apalagi sampai membara seperti sekarang

"Maaf Ay, tadi aku sengaja. Aku......" jelasnya lalu segera disela oleh Ayrish

"Tak sengaja? Lalu saat ibuku meninggal, kau kemana saja? Kau bahkan tak meminta maaf ataupun ikut turut berduka cita" geramnya seraya menggelengkan kepalanya tak percaya "Aku tak habis pikir, ternyata aku salah menilai orang. Ternyata itu alasanya aku bisa tinggal disini. Karena kau tak ingin dipenjara, lantaran telah menabrak ibuku tanpa tanggung jawab, iyah kan?" Memukul dada Jackson

"Ay, ini tidak seperti yang kamu pikirkan" sahut Oma

"Apalagi Oma? Oma tahu semuanya kan? Tapi kenapa Oma tidak jujur padaku? Kenapa Oma sembunyikan dari Ayrish? Kenapa Oma?" Sergahnya menuntut penjelasan

Ayrish tidak sanggup lagi, dia pun berlari menjauh dari kawasan rumah itu dan lagi tanpa menggubris panggilan Jackson dan Oma Rossa serta Nindi yang juga ikut panik

Hate With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang