Tak mengerti

7 1 0
                                    

Pagi yang sangat indah untuk Ayrish, pelahan dia menggeliat sembari membuka mata. Secercah sinar mentari mencoba menerobos melakui celah tirai kaca jendela kamarnya yang tak rapat untuk menghangatkan ruangan itu
Lalu Ayrish turun dari tempat tidur dan membuka tirainya, membiarkan cahaya itu mengabsen ruangan kamar yang masih belum rapi. Dia menghirup udara segar dari sana dan menghembuskannya dengan lembut

"Selamat pagi dunia" sapanya dalam hati sambil merentangkan kedua tangannya dan menutup mata untuk menikmati udara pagi yang masih asri nan segar

Kemudian Ayrish bergegas membereskan semua yang perlu dibersihkan. Dan lekas membenah dirinya sendiri untuk berangkat kuliah. Singkatnya, setelai usai semuanya, Ayrish teringat akan perlakuan Jack yang masih menyisakan senyum dibibir dan bahagia dihatinya
"Oh ya, aku belum sempat berterima kasih pada Jack" teringat dalam batinnya sambil bercermin, Ayrish bergegas merapikan diri sembari tersenyum melihat dirinya dupantulan cermin, betapa menunjukkan bahwa dirinya benar sangat bahagia

Sementara disisi lain, Jack baru menggeliat dari tidurnya dan mulai membuka mata sambil menguap. Setelah kesadarannya sudah terkumpul, dia bergegas ke kamar mandi. Beberapa menot kemudian dia keluar dari kamar mandi dengan telangjang dada, karena dari perut sampai lutut hanya terbatul handuk sambil tak lupa dia mengusap rambutnya yang basah dengan handuk kecil dan tanpa sadar pintunya terbuka seraya menampakkan seseorang gadis di depan pintu tersebut yang tercengang menyaksikkan penampilan Jack yang tak lengkap, ralat, bahkan seperti tak berpakaian yang hanya melilitkan handuk saja, sedang Jack masih saja asyik dengan rambutnya

Satu detik
Dua detik
Tiga

"Aaaaaaaaaa......" belum sampai untuk ketiga detiknya, malah terdengar teriakan seorang gadis itu yang sedari tadi berdiri di depan pintu. Teriakan itu sontak membuat Jack terkejut dan menghentikan aktivitasnya seraya menoleh ke sumber suara

"Ada apa Ay?" Tanya Jack pada gadis itu yang ternyata itu adalah Ayrish yang membuat Jack sangat panik

Sementara Ayrish yang kini membelakangi Jack hanya diam panik sambil menutup mata. Jack mencoba mendekati Ayrish dan menyentuh pundak Ayrish sembari berkata "Kenapa kamu teriak Ay? Ada apa?"

"Ke..napa telan..jang begi..tu?" Jawabnya masih dengan posisi yang tadi

Jack sempat terdiam dengan pertanyaan Ayrish, hingga akhirnya tertawa tebahak-bahak lalu sedikit meredakan tawanya "Memangnya kenapa? Kan ini kamarku, bebas dong"

"Ta..pikan a..da a..ku"

"Siapa suruh kamu masuk tanpa ketuk pintu dulu"

"Benar juga sih" batin Ayrish membenarkan apa yang di ujarkan Jack. Tanpa kata Ayrish langsung pergi karena merasa malu

***
Di kampus

Jack duduk manis ditempatnya sambil tersenyum sendiri karena mengingat sesuatu
---
Saat tadi pagi sarapan

"Kenapa wajahmu terlihat merah sekali Ay?" Tanya Nindi

"Ah ma..sak sih Nin? Cu..ma pera..saan ka..mu sa..ja kali" mengelak

Jack yang duduk tepat dihadapan Ayrish pun hanya tersenyum geli karena dia tahu sekali bahwa Ayrish saat ini sangat malu saat melihat dirinya telanjang dada dihadapan Ayrish tadi

"Mungkin efek sinar matahari pagi kali" ejek Jack dan membuat Ayrish yang sedari tadi tak menatapnya, kini mulai menatap tajam ke arah pria didepannya itu dan mulai mendengus kesal

"A..ku su..dah sele..sai" ujar Ayrish yang saat ini benar-benar kesal terhadap Jack lalu bangkit begitu saja

Jack pun ikut berdiri dan mendekati Ayrish yang baru akan membuka pintu kamarnya, namun ditahan olehnya dan tak sengaja memegang tangan Ayrish. Deg deg! Hening, sepi, sunyi, itulah yang dirasakan oleh keduanya saat ini dan hanya terdengar bunyi dentuman jantung mereka yang seirama dengan nada dangdut yang merdu (hahahaha lebaynya Author yah) mata mereka beradu tatap dalam keheningan itu

Hate With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang