"Sebenarnya kamu sudah mencintainya sejak awal, bukan karena tragedi itu"
"Hanya saja, dirimu tak menyadarinya"
Suara Rezi saat dikampus tadi terus berputar dalam otak Jackson, mengusik hatinya seakan memberi isyarat bahwa yang dikatakan Rezi itu memang benar "Aaarghhh... tidak mungkin, aku hanya perduli saja padanya. Tapi bukan berarti aku menyukainya" Gumamnya membantah perasaannya sendiri "Tidak, aku masih sangat mencintai Anisa" lanjutnya lalu terduduk dari tadinya dia menatap langit-langit kamarnya
"Cinta mu pada Anisa telah lama terkubur Jack dan kamu tak manyadari bahwa sebenarnya kamu telah mencintai Ayrish"
"Kamu tak menyadarinya" "tak menyadarinya" perkataan Rezi lagi-lagi beputar dipikirannya seakan putaran detikpun tak diperdulikannya
"Arghh, kenapa begini sih? Aku sangat mencintai Anisa. Anisa cinta pertama ku" geram dia pada diri sendiri
"Tapi bukan tidak mungkin, Ayrish lah cinta terakhir mu" suara Rezi kembali lagi
Terlalu geram, sejenak Jeckson melirik jam dindingnya yang menunjukkan pukul 17.46
"Halo"
"Iya kenapa?" Sinis
"Bisa kita ketemu sebentar?"
"Untuk apa?" Jawabnya ketus
"Nanti akan aku jelaskan" yang disebrang hanya terdiam seperti tak bersedia menemui Jackson "Tolonglah, untuk sekali ini saja" bujuknya
"Okay, searloc deh" akhirnya setuju
Di lain cerita
Ayrish sedang Asik makan malam bersama keluarga Samuel, namun anehnya Samuel dan ayahnya tidak ada diruang makan. Iya, karena untuk sementara pemulihan trauma, Ayrish tidak boleh bertemu dengan pria manapun, baik pria asing ataupun pria yang sebelumnya dia kenal. Akhirnya Samuel selalu makan di dalam kamar ayahnya"Pa, sampai kapan aku tidak boleh bertemu Ayrish" setelah makannya selesai
"Sabar dulu, kan kamu masih bisa melihat dia dari jauh" duduk bersama di sofa kamarnya
"Tapi kan, Sam ingin menyapanya langsung pa. Aku sangat rindu dengan sapaannya itu" manyun
"Iya papa mengerti kamu sangat mencintai Ayrish" sembari mengusap punggung putranya itu. Samuel memang tak pernah menyembunyikan apapun dari ayah yang sekaligus di anggap sahabatnya
***
"Ma, Milda pergi sebentar yah" izin Milda setelah makan malamnya usai"Mau kemana sayang?" Tanya ibunya
Milda hanya menjawab, jika dia akan menemui temannya
"Baiklah, kamu hati-hati ya" pinta Maya lalu diangguki mantap oleh Milda kemudian melenggang pergi
Dilokasi lain, tepatnya sebuah Restauran yang cukup besar memperlihatkan seorang pria tengah duduk gelisah sembari berkali-kali melirik jam ditangannya. Tak lama setelahnya, satu tepukkan dibahu pria itu membuatnya mendongah pada orang itu, ralat, lebih tepatnya dia perempuan
"Kamu lama sekali sih Mil" nampak raut kesal dari pria itu pada wanita yang diketauhi adalah Milda
"Iyah maaf" lalu duduk berhadapan dengan pria itu "Kamu pikir begitu mudah keluar malam, mengingat aku inikan perempuan" jelasnya "Lalu apa yang akan kamu bicarakan?" Tanyanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate With Love
RomansaMari mampir ! Tapi Follow Me dulu dong teman Ceritanya memang acak-adul teman, namanya juga Authornya tak bakat, baru belajar. Yah, sekedar menyalurkan bagian dari keisengan hobby saja. --- "Mengapa kau sangat membenciku?" "Aku benci karena telah m...