Hayooo, ada yang tau gak siapa sebenernya si Guntur Halilintar?
Dia tuh sekseh, dan uuuugh pengen emak kekepin sendiri. Sayang dese tinggal jauh di ono. Emak gak bisa ngegapainya. Kwkwkwwkwkwk.
✩★✩★✩★✩
"Duduk di sini." Titah Lintar.
Biru menarik kursi yang ada di sampingnya, namun Lintar dengan cepat mengangkat tubuhnya hingga duduk di atas meja steinles.
"Lintar! Saya bisa duduk di kursi itu" Biru mencoba turun. Karena Lintar menahan pinggul Biru dengan kedua tangannya. "Nggak sopan sama orang tua!" Pekik Biru bernada sebal.
"Stay here, Neng!" Tuntas Lintar tanpa mengubris pelototan Biru.
"Tapi nggak di atas meja, Lin!" Hilang sudah rasa hormat Biru pada CDP muda ini. Karena ternyata Lintar tak jauh beda dengan pemuda pecicilan lainnya.
Lintar memutar bola matanya, kemudian menyiapkan perlatan tempurnya juga menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.
"Watch me, Neng. Biar elo tahu, seberapa lama buat bikin dessert itu."
Biru mengikuti gerakan luwes Lintar kara menimbang dan menakar bahan sesuai ukurannya. Kemudian mencampurnya entah apa itu, mengaduknya dengan mixer.
Pandangan Biru justru teralihkan dengan gerakan Lintar yang sedang mengaduk sesuatu di dalam panci.
Lengan kekarnya begitu menggoda dibalik kaos putih yang ia kenakan.
Wajahnya berubah serius ketika menatap sesuatu di dalam panci dan mengaduknya perlahan, seakan jika lengah sedikit saja maka semuanya bisa berantakan.
Biru menyadari satu hal. Man with apron adalah perpaduan yang mengerikan. Karena bisa membuat wanita manapun betah memandanginya, dan sialnya Biru juga sedang melakukan hal yang sama. Sayang 'kan kalau dianggurin. Biru tertawa culas dalam hati.
Astaga! Dia masih bocah, Bi. Umurnya masih dua empat.
Biru benar-benar tak bisa konsen melihat pembuatan Forbidden Apple Dessert, karena mata Biru acap kali mencuri lirik ke arah Lintar yang begitu fokus dengan pekerjaannya.
Hilang sudah sikap tengil Lintar, berganti dengan wajah serius ketika berhadapan dengan passion-nya.
"Ntar jatuh cinta lho, Neng. Kalo ngeliatin Abang kek begitu." Seloroh Lintar yang tangan masih sibuk berkutat dengan peralatan bakingnya.
Biru geragarapan karena tertangkap basah tengah memandangi Lintar tanpa ia sadari.
"Ngayal!" Dengus Biru memalingkan muka.
Malu. Tentu saja. Ketauan seperti itu, siapa yang tak malu. Lintar bahkan tak menoleh sama sekali, tapi ia menyadari bahwa Biru tengah memandanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky
Ficción GeneralKecemburuan Biru berubah menjadi iri, lalu kemudian beralih menjadi kebencian. Ia cuma ingin diakui oleh Juan. Satu kesalahan membuat dirinya ditinggalkan Juan dan kehilangan lelaki yang sudah menjadi separuh hidupnya. Jika saja ia bisa memilih, Bi...