Part 15

3.1K 298 6
                                    

"Mbak... Udahlah, malu kali," bisikku ditelinga Mbak Meri. Dia hanya mengedipkan sebelah mata seakan mengatakan 'baik-baik saja' yang mungkin itu hanya untuknya.

Bagiku, ini tidak ada baiknya. Sudah lebih 15 menit kakak perempuan terAjaibku itu menahan Iqbaal dan melakukan sesi kuis millioner.

"Nama presiden Indonesia yang ke tiga!" lantang Mbak Meri. Iqbaal yang sedari tadi fokus ikut bermain, berpikir kuat seakan game itu menaruhkan nyawa mereka berdua.

"Bapak Prof. Bachruddin Jusuf Habibie!!" seru Iqbaal bersemangat.

Terdengar bunyi lonceng dari speaker hp Mbak Meri menandakan usainya permainan. "Yuhuu gue menang!!" Mbak Meri menggoyang-goyangkan ponselnya memperlihatkan jumlah nominal uang.

"Emang kalau lo selesain itu game, uangnya lo dapat gitu? Iya?" tanyaku sarkas.

"Nggak sih tapi seru aja, ye gak? Siapa lagi nama lo?" Iqbaal mengangguk canggung dan tersenyum kecil.

"Iqbaal Mbak, seniornya (Nama kamu),"

"Iya, lumayan lu. Eum, bisalah gue restuin jadi adek ipar." tutur Mbak Meri. Aku mendengus kecil sembari menginjak kaki kakakku itu.

"Udahlah, Kak Iqbaal lo balik aja udah malem juga. Gak baik loh pulang malem-malem nanti banyak tukang begal," Iqbaal tersenyum kecil dan mengangguk. Dia bangkit dari duduknya dan berbicara sebentar dengan Mbak Meri. "Hati-hati ya kak, makasih traktiran yakiniku tadi. Lain kali, gue yang traktir sushi ya?"

"Okey, sama-sama." dia kembali tersenyum membuatku malu entah karena hal apa. "Sebelum tidur sikat gigi dulu ya? Biar gigi lo kagak ada yang lubang lagi. Kalau lubang sih gak papa, kan jadi ng ketemu," ucapnya. Aku membulatkan mata menahan sesak dadaku. Ah... Kenapa coba dia bicara seperti itu?

"Dah.." aku langsung saja berlari meninggalkannya yangah tertawa. Mungkin rumor tentang Iqbaal bukanlah orang yang dingin baru kubenarkan sekarang.

-

"Apaan coba?" kekehku. Di seberang telepon terdengar tawa Erlin juga yang mungkin cukup memekakkan telinga. "Oh iya gimana doi lo udah kasih respon?"

"Tau lah, bingung gue. Oh iya (Nam...) lo udah denger kabar belum sih?"

"Apa? Penting gak?"

"Nih ya, kan Raylah deket ama anak osis. Dia dapat info kalau Kak Iqbaal pacaran dengan Kak Zidny,"

"Hah? Masa sih? Bukannya dulu lo bilang mereka mantanan? Kak Iqbaal..." aku manggantung kalimat mengingat tak mungkin memberi tahu Erlin kalau seharian ini Teh Ody dan Iqbaal jalan bersamaku.

"Gue juga baru tau. Ternyata waktu mereka di taman baca tuh, mereka balikan lagi. Konyol gak sih? Dan katanya lagi nih ya, mereka tambah sweet daripada dulu,"

Aku berpikir sejenak mendiamkan telepon dari Erlin. "Udah dulu ya, gue mau maskeran ama Mbak Meri nih, bye..."

Mereka balikan? Terus maksud Iqbaal di restoran tadi apa? Bohong gitu? Sebenarnya aku percaya tidak percaya dengan Erlin tadi, Raylah memang anak yang dekat dengan osis jadi wajar informasi dia luas. Tapi, Iqbaal konfirmasi sendiri kalau dia dan Zidny tidak memiliki hubungan apa-apa.

Belum sempat menyusun tesis sendiri, layar hpku berkedip menandakan ada notifikasi yang masuk.

Line

Kak Iqbaal: Selamat malam, titip salam untuk orang Palembang yang manis ya (Nam...)

(Nama kamu)LA: Malam, nanti gue sampein ke Mbak Meri kan Kak? Soalnya Mbak Meri orang Palembang,

Kak Iqbaal: Loh lo bukan orang Palembang ya?

(Nama kamu)LA: Orang Palembang kok, cuma kan kakak nitip salamnya ke gue, jadi itu untuk Mbak Meri dong😂

Kak Iqbaal: Eh iya ya, Hahah... Yaudah salam untuk lo satu keluarga deh, kan orang Palembang

(Nama kamu)LA: Iya pasti disalamin, oh iya gue titip rindu dong buat Teteh dokter gigi yang cantik,

Kak Iqbaal: Sama adeknya gak nih?

(Nama Kamu)LA: Gak usah. Adeknya jelek sih...😝

Kak Iqbaal: Zid, gue sayang ama lo

Aku terpaku menatap balasan Iqbaal, pesan itu masuk bersamaan dengan pesan yang aku kirim. Dan aku sangat yakin itu untuk Zidny, namanya jelas tertulis disitu. Dan maksud Iqbaal mengirimkan pesan itu ke aku untuk apa? Dia mau main-main dengan perasaan aku?

Atau dia sudah tau kalau aku pasti akan merasa sesak melihat pesan itu? Dia sengajakan?

Cuap-cuap Seul Ah:

Hae manteman pembacaku....
Aku kembali lagi setelah abis PAS yang menegangkan😂. Ada yang nungguin gak sih ceritaku ini? Eum.. Terima kasih ya, untuk vote dan komen kalian di part sebelumnya. Aku harap kalian masih antusias sambut ceritaku dan vote sama komen lagii☺☺😍

Will Be Fine [Iqbaal Ramadhan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang