Iqbaal menarik selimutnya hingga hidung. Dia masih tak ingin bangun, tatapannya kosong menatap langit-langit kamarnya.
Besok dia akan berangkat ke Australia untuk kuliah di sana. Barang-barangnya sudah dikemas rapi oleh Rike sang Bunda.
"Ale, bangun ih. Jalan yuk," Ody menarik paksa selimut yang membungkus tubuh Iqbaal. "Ayo. Besok kamu udah berangkat, emang gak mau jalan sama teteh?"
"Males ah Teh, di rumah aja ya?"
"Yakin gak mau? Padahal Teteh, mau ajak (Nama kamu) juga. Kan kamu belum pamit sama dia,"
Iqbaal masih kukuh pada pendiriannya, tidak bergerak sama sekali.
Ody tersenyum kecil, dia tau kalau adiknya itu suka sama (Nama kamu) jangan tanya kenapa Ody tahu. Walaupun Iqbaal sendiri belum tau kalau dia sedang jatuh cinta. Ody masih ingat dengan jelas saat Iqbaal curhat kalau dia tidak mengizinkan (Nama kamu) suka padanya.
"Kamu suka sama (Nama kamu) kan Le?"
"Apaan sih Teh. Keluar sana, gak usah fitnah,"
"Suka kan?"
Iqbaal mendelik dan dengan cepat bangkit dari tidurnya. "Udah ayo jalan," keputusan finalnya. Jika ia tidak segera bangun, Iqbaal sangat yakin Ody akan terus mendesaknya.
"Nah gitu dong, ayo,"
###
Sesuai dengan ucapan Ody, (Nama kamu) benar-benar datang bersama Meri.
Gadis itu tersenyum kaku. Iqbaal bisa merasa dadanya bergemuruh hebat. Padahal, sudah satu minggu yang lalu Iqbaal mengatakan agar (Nama kamu) jangan suka padanya, tapi tetap saja Iqbaal merasa sesak. Apa dia menyesal?
Apa sekarang dia yang melanggar ucapannya sendiri? Dia suka sama (Nama kamu)?
"Hai (Nama kamu)," sapa Ody. "Loh bawa siapa nih? Cantik juga,"
Meri melebarkan senyum setelah mendengar ucapan Ody. Ah.. dokter gigi itu sepertinya tau cara menaklukkan hati Meri.
"(Nama kamu) udah banyak cerita tentang kamu. Kakaknya Iqbaal kan? Aku Meri, Mbak (Nama kamu)," jelas Meri dalam sekejap dia sudah berdiri dengan anggun disampingnya Ody.
"Waduh! Ini mah sakabeh kulawarga ieu teh geulis anca. Pantesan Iqbaal suka,"
(Nama kamu) dan Meri melongo dalam waktu bersamaan. Jelas saja, Ody tadi berbicara bahasa Sunda.
"Teh apaan sih, aku balik nih?" bisik Iqbaal. Ody menganggukkan kepala sembari tertawa kecil.
"Eh Fildza ya namanya? Bunda udah cerita. Katanya dokter yang nanganin (Nama kamu), baik banget,"
"Ah masa sih,"
"Oh iya, Baal maafin (Nama kamu) ya. Minggu lalu katanya dia bikin kamu malu ya? Nembak kamu di kantin sekolah," beo Meri. Membuat Iqbaal dan (Nama kamu) saling bertatapan.
"Mbak, tadikan perjanjian gak boleh ngomong aneh-aneh," Meri meringis kecil saat kaki kanannya diinjak dengan paksa oleh sang adik.
"Ini gimana sih Le? Kok kamu keduluan (Nama kamu),"
Iqbaal bungkam. Dia hanya melirik penuh minat ke arah etalase tas. Dia mau jawab apa? Mau bilang kalau dia sudah buat pengumuman agar (Nama kamu) tidak suka padanya? Bisa-bisa digetok dia sama Meri.
"Teh gak usah dengerin Mbak Meri. Dia emang suka ngalor ngidul gitu. Orang aku gak pernah nembak Kak Iqbaal," ujar (Nama kamu).
"Nunggu Iqbaal nembak ya?" Sepertinya Ody dan Meri pasangan kakak yang serasi. Buktinya kedua orang itu sudah tertawa sambil high five.
Ingin sekali rasanya (Nama kamu) mengutuk kakaknya itu. Dia sepertinya telah menyesal mengajak Meri ikut serta.
"Okey," Ody dan Meri bersamaan meredam tawanya. "Ale katanya mau ngomong sama kamu (Nam..) makanya dia ngajakin ketemu,"
Iqbaal menatap Ody buas seakan mengatakan Kan Teteh yang maksa aku ikut di balik matanya itu.
"Ngomong apa kak?"
Iqbaal mengerjap beberapa kali. Suara (Nama kamu) berdengung di telinganya. Sekarang dia harus apa?
"Meri, kesana yuk. Ada toko baru buka," ajak Ody.
"Aku ikut Teh," suara (Nama kamu) membuat langkah Meri dan Ody terhenti.
"Loh (Nam...) Katanya kamu laper, makan gih sama Iqbaal," bleesss... Terima kasih Meri. Dia telah tersenyum lebar dan kembali berjalan bersisian dengan Ody.
"Ayo makan, nanti gue cerita," ajak Iqbaal.
Beberapa saat (Nama kamu) hanya terpaku di tempat. Iqbaal tersenyum kecil dan dengan cepat menyambar bahu gadis itu, merangkulnya dan berjalan bersisian.
Iqbaal... Jangan buat gue tambah jatuh cinta. Atau gue ingkar buat gak suka sama lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Be Fine [Iqbaal Ramadhan]✓
Fanfiction(SELESAI) Aku (Nama kamu) Laudya April, pindahan dari Palembang. Ini tentang kisah yang kualami. Kisah romansa anak SMA yang terjadi di sekolah baruku, Jakarta. Yang akan aku tuliskan dalam bentuk narasi berharap kalian merasakan hebatnya saat jatuh...